Gallery

11 Alasan Mengapa Kita Harus Memperbanyak Beramal Sholih (2)

Artikel sebelumnya di: 9 Alasan Mengapa Kita Harus Memperbanyak Beramal Sholih (1)

 

picasaweb.google.com

picasaweb.google.com

4. Agar seorang muslim memiliki tabungan amal kebaikan yang melimpah pada hari kiamat yang bisa ia gunakan untuk menutupi hak-hak orang lain yang belum tertunaikan.

Seseorang itu, sekuat apapun ia berusaha untuk tidak melakukan dosa, kesalahan dan kezhaliman kepada orang lain, pasti ia tidak akan berhasil. Meskipun ia mengetahui bahwa dirinya amat sedikit melakukan kesalahan, namun kesalahan dan kezhaliman yang tidak ia ketahui bisa begitu banyak ia lakukan tanpa ia sadari.

Dan di hari pembalasan kelak, ketika manusia diperhitungkan amalannya dan ia memiliki catatan buruk terhadap saudaranya, maka hal itu tidak bisa dibayar dengan logam uang atau emas murni, yang ada adalah balasan dengan kebaikan dan keburukan.

Dalam sebuah hadits riwayat Muslim, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bertanya kepada para sahabatnya:

أَتَدْرُوْنَ مَا الْمُفْلِسُ؟  قَالُوْا: الْمُفْلِسُ فِيْنَا مَنْ لاَ دِرْهَمَ لَهُ وَلاَ مَتَاعَ. فَقَالَ: إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِيْ يَأْتِيْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلاَةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِيْ قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا، فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ، فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّار.

Tahukah kalian siapa orang yang bangkrut itu?Mereka menjawab: Orang yang bangkrut dari kami adalah yang tidak memiliki dirham dan barang-barang. Lalu beliau bersabda: Orang yang bangkrut dari umatku adalah yang datang pada hari kiamat dengan amalan shalat, puasa dan zakat, ia datang namun pernah mencela ini, pernah menuduh itu, pernah makan harta ini, pernah mengucurkan darah itu, dan ia pun pernah memukul yang lainnya lagi. Lalu orang yang ini diberikan sebagian dari kebaikannya dan yang itu pun diberi dari sebagian kebaikannya. Apabila kebaikannya habis sebelum tanggungannya selesai, maka keburukan orang-orang itu akan diambil lalu ditimpakan kepada dirinya, lalu ia dilemparkan ke dalam neraka. (HR. Muslim) [http://buletin.stai-ali.ac.id/?p=253]

 

5. Amalan yang baik dapat menghapus amalan yang buruk.

Hal ini sebagaimana yang Allah ta’ala firmankan di dalam al-Qur`anul karim:

(Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. (QS. Hud: 114

Ada sebuah riwayat dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu’anhu yang berbunyi:

Ada seorang laki-laki yang pernah mencium seorang wanita (yang tidak halal baginya), lalu ia mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menceritakan hal tersebut. Lalu Allah azza wa jalla menurunkan firman-Nya: “Dan dirikanlah shalat pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk(QS. Hud: 114).”Lalu orang itu bertanya: ya Rasulullah, apakah ini khusus untukku? Beliau menjawab: Untuk umatku seluruhnya(HR. Bukhari)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga telah menasihati kita semua untuk melakukan hal tersebut. Beliau bersabda:

اِتَّقِ اللَّهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ.

Bertakwalah kepada Allah dimanapun engkau berada, ikutilah perbuatan yang buruk dengan perbuatan yang baik niscaya perbuatan yang baik tersebut akan menghapusnya, dan bergaullah dengan manusia dengan budi pekerti yang mulia. (HR. Ahmad, at-Tirmidzi, dll. dengan derajat hasan)

Seorang manusia tidak pernah terlepas dari berbuat perbuatan yang buruk, maka itu untuk dapat menghapuskan perbuatan buruk tersebut hendaklah ia memperbanyak amal shalih (baik yang ajib maupun sunnah). Semakin banyak ia melakukan amalan sholih maka semakin banyak pula tabungan yang ia siapkan untuk menghapus amalan-amalan yang tidak baik. [http://buletin.stai-ali.ac.id/?p=253]

 

6. Menggapai kecintaan Allah subhanahu wa ta’ala.

Sesungguhnya manfaat teragung dan termulia dari memperbanyak amalan sunnah adalah bahwasanya amalan tersebut dapat mendatangkan kecintaan dari Allah ta’ala kepada hamba tersebut.

Berkaitan dengan hal ini Imam Bukhari meriwayatkan sebuah hadits di dalam kitab Shahih-nya dari Abu Hurairah ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِيْ بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ، وَمَا يَزَالُ عَبْدِيْ يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ.

Dan tidaklah hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan yang lebih aku cintai dari pada amalan yang Aku wajibkan atasnya, dan hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunnah hingga aku mencintainya. (HR. Bukhari)

Hadits di atas menerangkan bahwa seorang hamba yang memperbanyak amalan sunnah akan dicintai oleh Allah ta’ala. Tentu saja, bagi orang yang dicintaitai Allah surgalah tempatnya. Semoga kita termasuk ke dalam golongan orang yang mencintai Allah dan dicintai oleh-Nya. Amin.  [http://buletin.stai-ali.ac.id/?p=253]

 

7. Amalan sunnah dapat melengkapi dan menyempurnakan kekurangan yang ada pada amalan wajib.

Suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلاَتُهُ، فَإِنْ صَلُحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ، وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ، فَإِنِ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيْضَتِهِ شَيْءٌ قَالَ الرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ: انْظُرُوْا هَلْ لِعَبْدِيْ مِنْ تَطَوُّعٍ فَيُكَمَّلَ بِهَا مَا انْتَقَصَ مِنَ الْفَرِيْضَةِ، ثُمَّ يَكُوْنُ سَائِرُ عَمَلِهِ عَلَى ذَلِكَ.

Sesungguhnya amalan seorang hamba yang pertama kali akan diperhitungkan pada hari kiamat adalah shalatnya. Apabila shalatnya baik maka sungguh ia telah beruntung dan sukses. Namun apabila shalatnya rusak maka sungguh ia telah gagal dan merugi. Apabila amalan wajibnya ada yang kurang maka Rabb azza wa jalla berfirman: Perhatikanlah, apakah hamba-Ku memiliki amalan sunnah, untuk menyempurnakan amalan wajib yang kurang, kemudian seluruh amalannya diperhitungkan seperti itu. (HR. Tirmidzi dengan derajat shohih)

Oleh karena seseorang terkadang lalai dari mengerjakan amalan wajib, maka hendaklah ia memperbanyak amalan sunnah, yang dengannya dapat dijadikan sebagai penyempurna kewajiban-kewajiban yang terlewatkan.  [http://buletin.stai-ali.ac.id/?p=253]

 

8. Perbedaan derajat orang yang masuk Surga

Sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala telah menjanjikan surga kepada orang -orang yang ta’at. Namun Allah memasukkan mereka ke surga semata – mata karena rahmatNya, bukan atas dasar hak seorang hamba sebagaimana yang diketahui. Tetapi keadilan ilahi menetukan bahwa seseorang yang mencurahkan segala tenaga dan potensinya untuk taat kepada Rabbnya dan berupaya menegakkan agama-Nya itu tidak sama dengan orang yang melalaikan semua itu. Begitu pula, tidak sama antara orang yang banyak mencurahkan harta, pikiran dan tenaga semata – mata untuk kejayaan agama, dengan orang yang hanya sedikit dan pelit mencurahkan nikmat tersebut. Manakala Allah telah menakdirkan perbedaan ini, tentu kesudahan mereka di surgaNya adalah pada tingkatan – tingkatan yang berbeda pula.

Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya surga itu mempunyai seratus tingkatan (derajat), yang semua itu Allah Subhanahu Wa Ta’ala sediakan untuk orang -orang yang berjihad di jalanNya. Sedangkan jarak antara dua tingkatan seperti jarak antara langit dan bumi. Jika kamu meminta surga kepada Allah maka mintalah surga firdaus karena merupakan surga yang paling luas. Di atasnya terdapat ’arsy Rahman dan sungai – sungai tyerpancar darinya”. (HR. Bukhari).

Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam juga bersabda, “Sesungguhnya surga itu mempunyai beberapa kamar. Ruangan luarnya dapat dilihat dari dalam, begitu juga ruang dalamnya, dapat dilihat dari luar, Kemudian seorang A’rabi berdiri seraya bertanya : Wahai Rasulullah, untuk siapakah kamar – kamar itu? Kemudian rasulullah menjawab : “Untuk orang yang selalu berkata baik, suka memberi makan orang lain, membiasakan puasa dan suka melakukan shalat malam sewaktu manusia sedang terlelap”. (HR. Tirmidzi).

Diriwayatkan dalam sebuah hadits yang lainnya, “Sesungguhnya penduduk surga saling melihat penduduk surga yang ada di atasnya, seperti mereka memandang bintang yang berkilau, seperti mutiara yang melintas di ufuk langit dari arah timur atu barat, karena keutamaan yang ada pada mereka. Para sahabat bertanya : Wahai Rasulullah, bukankah tempat itu untuk para nabi? Sedangkan orang lain tidak dapat mencapainya? Lalu rasul menjawab : Ya, demi Dzat yang jiwaku ada dalam kekuasaanNya, tempat itu juga untuk orang – orang yang beriman kepada Allah dan membenarkan utusanNya”. (HR. Bukhari). [http://abdullah-syauqi.abatasa.com/post/detail/7241/berdaya-guna-untuk-islam]

Seorang muslim yang ingin meraih surga setinggi-tingginya tentu harus gemar beramal sholih

 

9. Ibadah “bikin hidup lebih hidup”

Alloh jalla wa a’la berfirman

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ ۖ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَحُولُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهِ وَأَنَّهُ إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ

Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nya-lah kamu akan dikumpulkan (Al-Anfal: 24)

Imam Ibnul Qoyyim rohimahulloh berkata: “Ayat ini menunjukkan bahwa kehidupan yang bermanfaat hanyalah didapatkan dengan memenuhi seruan Alloh dan Rosul-Nya sholallohu ‘alaihi wa sallam. Maka barangsiapa yang tidak memenuhi seruan Alloh dan Rosul-Nya sholallohu ‘alaihi wa sallam, niscaya dia tidak akan merasakan kehidupan yang baik. Dia hanya memiliki kehidupan seperti hewan yang juga dimiliki oleh binatang yang paling hina sekalipun. Maka kehidupan yang baik yang hakiki adalah kehidupan seorang yang menenuhi seruan Alloh dan Rosul-Nya sholallohu ‘alaihi wa sallam, secara lahir maupun batin.” (Al-Fawa’id, hal. 121) [Dari artikel “Mengurai Benang Kusust KB”, karya Ust. Abdullah bin Taslim di majalah Al-Mawaddah Edisi 11 Tahun ke-2, Jumadats Tsaniyah 1430 H]

 

10. Terdapat trik atau cara-cara dalam melipatgandakan pahala amal kebaikan

Selayaknya seorang muslim memperhatikannya dan lebih bersemangat dalam mengamalkan suatu perbuatan tersebut. Diantara cara-cara tersebut adalah

a. Menggandakan niat, selengkapnya baca di: https://abumuhammadblog.wordpress.com/2013/01/10/cara-melipatgandakan-pahala-amal-sholih/

b. Beramal di waktu yang utama, antara lain:

– Berqurban dan berdzikir pada Hari Raya Idul Adha & Hari Tasyriq,

– Beramal di 10 hari pertama bulan Dzulhijah,

– Beramal di bulan Romadhon,

–  Beramal di bulan-bulan Harom (Dzul Qa’dah, Dzul Hijjah, Muharram, dan Rajab),

– Beramal di hari Jumat

– Sholat malam, berdoa, dan beristighfar di 1/3 malam terakhir

– Dan lain-lain, seperti puasa enam hari di bulan Syawal dan Puasa tiga hari setiap bulan (tanggal: 13, 14 dan 15 Bulan Qomariyah)

Penjelasan lengkapnya di: https://abumuhammadblog.wordpress.com/2013/01/17/cara-melipatgandakan-pahala-amal-sholih-2/

c. Beramal di tempat yang utama

– Sholat di Masjidil Harom, Masjid Nabawi, dan Masjidil Aqsho

– Shalat lima waktu berjama’ah bersama imam di masjid,

– Melaksanakan shalat nafilah (sunnah) di rumah,

–  Menghadiri halaqah-halaqah ilmu di masjid,

– Shalat di Masjid Quba

– Ar Ribath (bersiap siaga di perbatasan musuh)

d. Perbuatan-perbuatan yang pahalanya senantiasa mengalir sampai setelah mati dan bermanfaat bagi manusia, antara lain:

– Shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholih yang mendoakan kedua orang tuanya

– memenuhi kebutuhan sesama muslim

– Dakwah di jalan Alloh

e. Mengamalkan sesuatu yang orang lain mengikutinya

f. Amalan tersebut terkait dengan peristiwa sulit dan bermanfaat besar

g. Kedudukan pelaku amalan yang tinggi di sisi Allah dan di dalam Islam

Poin c s.d g dapat dibaca selengkapnya di: https://abumuhammadblog.wordpress.com/2013/01/17/cara-melipatgandakan-pahala-amal-sholih-3/

h. Memperbaiki Keislaman

i. Beramal ketika ada penentangan dari dalam dan luar jiwa

j. Bersungguh-sungguh melakukan ihsan, muroqobah dan menghadirkan hati ketika beramal

k. Terkadang Sembunyi-sembunyi dan terkadang terang-terangan dalam beramal

Poin h s.d k, dapat dibaca selengkapnya di: https://abumuhammadblog.wordpress.com/2013/01/17/cara-melipatgandakan-pahala-amal-sholih-4/

 

Bersambung ke: 11 Alasan Mengapa Kita Harus Memperbanyak Beramal Sholih (3)

 

Leave a comment