Gallery

Tahukah Anda 20 Keutamaan Surat Al-Baqarah dan Ali Imran? (Lengkap-2)

Artikel sebelumnya di: Tahukah Anda 20 Keutamaan Surat Al-Baqarah dan Ali Imran? (Lengkap-1)

fadhilah-2-ayat-penutup-surah-al-baqarah

Adapun keutamaan dua ayat terakhir Al-Baqarah adalah sebagai berikut:

15. Dan 16. Merupakan Cahaya dan Diberi atas do’a yang terkandung dalam 2 ayat tersebut

Ibnu Abbas radiyallahu ‘anhuma berkata: Ketika Jibril ‘alaihissalam duduk di sisi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia mendengar suara dari atas lalu mengangkat kepalanya dan berkata:

” هَذَا بَابٌ مِنَ السَّمَاءِ فُتِحَ الْيَوْمَ لَمْ يُفْتَحْ قَطُّ إِلَّا الْيَوْمَ “

“Ini adalah suara pintu langit yang dibuka hari ini dan tidak akan dibuka selamanya kecuali hari ini”.

Kemudian turun malaikat, lalu Jibril berkata:

” هَذَا مَلَكٌ نَزَلَ إِلَى الْأَرْضِ لَمْ يَنْزِلْ قَطُّ إِلَّا الْيَوْمَ “

“Ini adalah malaikat yang turun ke bumi dan tidak akan turun kecuali hari ini!”

Lalu malaikat itu memberi salam dan berkata:

” أَبْشِرْ بِنُورَيْنِ أُوتِيتَهُمَا لَمْ يُؤْتَهُمَا نَبِيٌّ قَبْلَكَ: فَاتِحَةُ الْكِتَابِ، وَخَوَاتِيمُ سُورَةِ الْبَقَرَةِ، لَنْ تَقْرَأَ بِحَرْفٍ مِنْهُمَا إِلَّا أُعْطِيتَهُ ” [صحيح مسلم]

“Bergembiralah dengan dua cahaya yang diberikan kepadamu yang tidak diberikan kepada nabi sebelum kamu: Surah Al-Fatihah dan penutup (akhir) surah Al-Baqarah, kamu tidak membacanya kecuali engkau akan diberi (atas do’a yang terkandung dalam ayat-ayat-nya)“. [Sahih Muslim]

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dituruni ayat:

{لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَإِنْ تُبْدُوا مَا فِي أَنْفُسِكُمْ أَوْ تُخْفُوهُ يُحَاسِبْكُمْ بِهِ اللهُ فَيَغْفِرُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَشَاءُ وَاللهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ} [البقرة: 284]

Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehandaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. [Al-Baqarah:284]

Ayat ini terasa berat bagi sahabat Rasulullah maka mereka mendatangi Rasulullah kemudian belutut dan berkata: Ya Rasulullah kami telah dibebani dengan amalan yang kami mampu seperti salat, puasa, jihad, dan sedekah. Dan engkau telah dituruni ayat ini yang kami tidak mampu menjalankannya.

Rasulullah bersabda:

” أَتُرِيدُونَ أَنْ تَقُولُوا كَمَا قَالَ أَهْلُ الْكِتَابَيْنِ مِنْ قَبْلِكُمْ سَمِعْنَا وَعَصَيْنَا؟ بَلْ قُولُوا: سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ “

Apakah kalian mau mengatakan seperti yang dikatakan oleh umat dua kitab (taurat dan injil) sebelum kalian “kami dengar dan kami membangkang”? Akan tetapi katakanlah:“Kami dengar dan kami taat.” (mereka berdoa): “Ampunilah kami Ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali.”

Mereka mengatakan: “Kami dengar dan kami taat.” (mereka berdoa): “Ampunilah kami Ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali.”

Setelah mereka menerimanya dan terus mengucapkannya maka Allah menurunkan setelahnya ayat:

{آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آمَنَ بِاللهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ} [البقرة: 285]

Rasul Telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (mereka mengatakan): “Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya”, dan mereka mengatakan: “Kami dengar dan kami taat.” (mereka berdoa): “Ampunilah kami Ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali.” [Al-Baqarah:285]

Setelah mereka melakukan itu, Allah menasakh (menghapuskan hukum) ayat sebelumnya kemudian Allah ‘azza wa jalla menurunkan ayat:

{لَا يُكَلِّفُ اللهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا} [البقرة: 286] ” قَالَ: نَعَمْ “

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah“. [Al-Baqarah:286]

Allah berfirman: “Iya aku kabulkan”.

{رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا} [البقرة: 286] ” قَالَ: نَعَمْ “

“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami“. [Al-Baqarah:286]

Allah berfirman: “Iya aku kabulkan”.

 {رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ} [البقرة: 286] ” قَالَ: نَعَمْ “

“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya“. [Al-Baqarah:286]

Allah berfirman: “Iya aku kabulkan”.

 {وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ} [البقرة: 286] ” قَالَ: نَعَمْ ” [صحيح مسلم]

Beri ma’aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.” [Al-Baqarah:286]

Allah berfirman: “Iya aku kabulkan”. [Sahih Muslim]

17. Diberi pada malam mi’raj ke langit

Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata:

” فَأُعْطِيَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلَاثًا: أُعْطِيَ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسَ، وَأُعْطِيَ خَوَاتِيمَ سُورَةِ الْبَقَرَةِ، وَغُفِرَ لِمَنْ لَمْ يُشْرِكْ بِاللهِ مِنْ أُمَّتِهِ شَيْئًا، الْمُقْحِمَاتُ ” [صحيح مسلم]

Pada saat mi’raj di sidratul muntaha Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam diberi tiga hal: Ia diberi salat lima waktu, penutup surah Al-Baqarah, dan diampuni dosa-dosa umatnya yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu pun. [Sahih Muslim]

18. Rumah dari harta terpendam di bawah Al-Arsy

Dari Abu Dzar dan Hudzaifah radhiyallahu ‘anhuma; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“أُعْطِيتُ خَوَاتِيمَ سُورَةِ الْبَقَرَةِ مِنْ كَنْزٍ تَحْتَ الْعَرْشِ، وَلَمْ يُعْطَهُنَّ نَبِيٌّ قَبْلِي ” [مسند أحمد: صححه الألباني]

“Aku diberi penutup surah Al-Baqarah (ayat 285-286) dari harta terpendam di bawah Al-Arsy yang tidak diberikan kepada nabi sebelumku”. [Musnad Ahmad: Sahih] [http://umar-arrahimy.blogspot.co.id/2013/02/keutamaan-surah-al-baqarah.html]

19. Setan menjauh dari rumah yang dibacakan di dalamnya penutup surah Al-Baqarah tiga malam

Berdasarkan hadits:

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ عَنْ أَشْعَثَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْجَرْمِيِّ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ عَنْ أَبِي الْأَشْعَثِ الْجَرْمِيِّ عَنْ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ كِتَابًا قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ بِأَلْفَيْ عَامٍ أَنْزَلَ مِنْهُ آيَتَيْنِ خَتَمَ بِهِمَا سُورَةَ الْبَقَرَةِ وَلَا يُقْرَأَانِ فِي دَارٍ ثَلَاثَ لَيَالٍ فَيَقْرَبُهَا شَيْطَانٌ

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyaar, telah menceritakan kepada kami ‘Abdurrahman bin Mahdiy, telah menceritakan kepada kami Hammaad bin Salamah, dari Asy’ats bin ‘Abdurrahman Al-Jarmiy, dari Abu Qilaabah, dari Abul Asy’ats Al-Jarmiy, dari An-Nu’maan bin Basyiir -radhiyallahu ‘anhu-, dari Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah telah menulis kitab sejak dua ribu tahun sebelum Dia menciptakan langit dan bumi, Allah menurunkan darinya dua ayat yang menjadi penutup surat Al-Baqarah. Tidaklah keduanya dibaca di dalam rumah selama tiga malam kemudian syetan berani mendekatinya.” [Jaami’ At-Tirmidziy no. 2882; Musnad Ahmad no. 17947; Sunan Ad-Daarimiy no. 3387] – Hasan. Dihasankan Al-Haafizh Ibnu Hajar Al-‘Asqalaaniy dalam Nataa’ijul Ifkaar 3/275 serta dishahihkan Syaikh Al-Albaaniy dalam Shahiih At-Targhiib no. 1467.

20. Diberikan kecukupan

Berdasarkan hadits:

 حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيْمٍ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ يَزِيدَ عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
مَنْ قَرَأَ بِالْآيَتَيْنِ مِنْ آخِرِ سُورَةِ الْبَقَرَةِ فِي لَيْلَةٍ كَفَتَاهُ

Telah menceritakan kepada kami Abu Nu’aim, telah menceritakan kepada kami Sufyaan, dari Manshuur, dari Ibraahiim, dari ‘Abdurrahman bin Yaziid, dari Abu Mas’ud -radhiyallahu ‘anhu-, ia berkata, Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa yang membaca dua ayat terakhir dari surat Al-Baqarah dalam suatu malam, kedua ayat itu telah mencukupinya.” [Shahiih Al-Bukhaariy no. 5010] (https://muhandisun.wordpress.com/2013/08/04/hadits-hadits-shahih-dan-hasan-keutamaan-beberapa-surat-al-quran/)

Para ulama menyebutkan bahwa siapa yang membaca dua ayat terakhir surat Al-Baqarah, maka Allah akan memberikan kecukupan baginya untuk urusan dunia dan akhiratnya, juga ia akan dijauhkan dari kejelekan. Ada juga ulama yang mengatakan bahwa dengan membaca ayat tersebut imannya akan diperbaharui karena di dalam ayat tersebut ada sikap pasrah kepada Allah Ta’ala. Ada juga ulama yang mengatakan bahwa ayat tersebut bisa sebagai pengganti dari berbagai dzikir karena di dalamnya sudah terdapat do’a untuk meminta kebaikan dunia dan akhirat. Lihat bahasan Prof. Dr. Musthafa Al-Bugha dalam Nuzhah Al-Muttaqin, hal. 400-401.

Al-Qadhi ‘Iyadh menyatakan bahwa makna hadits bisa jadi dengan membaca dua ayat terakhir surat Al-Baqarah akan mencukupkan dari shalat malam. Atau orang yang membacanya dinilai menggantungkan hatinya pada Al-Qur’an. Atau bisa pula maknanya terlindungi dari gangguan setan dengan membaca ayat tersebut. Atau bisa jadi dengan membaca dua ayat tersebut akan mendapatkan pahala yang besar karena di dalamnya ada pelajaran tentang keimanan, kepasrahan diri, penghambaan pada Allah dan berisi pula do’a kebaikan dunia dan akhirat. (Ikmal Al-Mu’allim, 3: 176, dinukil dari Kunuz Riyadhis Sholihin, 13: 83).

Imam Nawawi sendiri menyatakan bahwa maksud dari memberi kecukupan padanya –menurut sebagian ulama- adalah ia sudah dicukupkan dari shalat malam. Maksudnya, itu sudah pengganti shalat malam. Ada juga ulama yang menyampaikan makna bahwa ia dijauhkan dari gangguan setan atau dijauhkan dari segala macam penyakit. Semua makna tersebut kata Imam Nawawi bisa memaknai maksud hadits. Lihat Syarh Shahih Muslim, 6: 83-84.

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin menjelaskan tentang keutamaan dua ayat tersebut ketika dibaca di malam hari, “Ketahuilah para ikhwan sekalian, kedua ayat ini jika dibaca di malam hari, maka akan diberi kecukupan. Yang dimaksud diberi kecukupan di sini adalah dijaga dan diperintahkan oleh Allah, juga diperhatikan dalam do’a karena dalam ayat tersebut terdapat doa untuk maslahat dunia dan akhirat.” (Ahkam Al-Qur’an Al-Karim, 2: 540-541). [https://rumaysho.com/11085-keutamaan-membaca-dua-ayat-terakhir-surat-al-baqarah-pada-waktu-malam.html}

Keutamaan 2 ayat terakhir Surat Al-Baqarah juga dapat disimak di video: https://www.youtube.com/watch?v=Z6tsVY-4K2k dan https://www.youtube.com/watch?v=vIDHHayEZXQ

Penutup

Dengan menghafal, maka akan kita akan tersibukkan dalam membaca dan mengulang kedua surat tersebut, sehingga segudang faidah yang disebutkan berupa penjagaan dari setan, keberkahan, dan yang lainnya pun akan didapatkan. Sekali lagi kami ingatkan keutamaan menghafal Al-Qur’an secara umum:

Diriwayatkan oleh Tirmizi, no. 2914, Abu Dawud, no. 1464 dari Abdullah bin Amr radhiallahu anhu, dari Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda:

يقال لصاحب القرآن اقرأ وارتق ورتل كما كنت ترتل في الدنيا فإن منزلتك عند آخر آية تقرأ بها (والحديث صححه الألباني في السلسلة الصحيحة، 5/281 برقم، 2240)

“Dikatakan kepada pemilik Al-Qur’an: Bacalah dan mendakilah. Bacalah dengan tartil sebagaimana engkau membaca dengan tartil di dunia. Karena kedudukanmu di akhir ayat yang engkau baca.” (Hadits ini dishahihkan oleh Al-Albani dalam kitab As-silsilah As-Shahihah, 5/281 no. 2240)

“Ketahuilah bahwa maksud perkataan ‘Pemilik Al-Qur’an’ adalah orang yang hafal di luar kepada, sesuai dengan sabda Nabi sallallahu’alaihi wa sallam “Yang menjadi imam di suatu kaum adalah yang lebih banyak bacaannya terhadap Kitabullah.” Maksudnya yang paling banyak hafalannya.

Maka keutamaan derajat di surga sesuai dengan hafalan di dunia. Bukan sesuai dengan bacaan dan memperbanyak bacaan sebagaimana orang-orang mengiranya. Di dalamnya ada keutamaan yang jelas bagi penghafal Al-Qur’an. Akan tetapi dengan syarat menghafalnya karena Allah semata. Bukan karena dunia, dirham dan dinar. Kalau tidak, maka Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Kebanyakan munafik dari ummatku adalah orang yang ahli membaca (Al-Qur’an).” (https://islamqa.info/id/82219)

Keutamaan menghafal Al-Qur’an sudah diulas di:

https://abumuhammadblog.wordpress.com/2012/12/26/tips-menanamkan-kegemaran-menghafal-al-quran-pada-anak/

Bagi yang menghafal surat Al-Baqarah dan Ali-Imran, akan memeroleh kedudukan yang sangat tinggi

Anas radhiyallahu ‘anhu berkata:

كَانَ الرَّجُلُ إِذَا قَرَأَ: الْبَقَرَةَ، وَآلَ عِمْرَانَ، جَدَّ فِينَا – يَعْنِي عَظُمَ [مسند أحمد: صحيح]

Dulu jika seseorang menghafal surah Al-Baqarah dan Ali Imran maka ia sangat mulia di sisi kami. [Musnad Ahmad: Sahih]

[http://umar-arrahimy.blogspot.co.id/2013/02/keutamaan-surah-al-baqarah.html]

Akan tetapi yang lebih penting dari itu adalah mengamalkan isi dari kedua surat tersebut dalam kehidupan sehari-hari, termasuk membacanya di waktu-waktu tertentu sebagaimana yang telah disebutkan. Wallahu a’lam. Semoga Bermanfaat

Semoga sholawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi kita Muhammad, beserta keluarganya, sahabatnya, dan orang-orang yang mengikutinya dengan baik hingga hari kiamat.

Abu Muhammad

Palembang, 29 Rabi’ul Awwal 1438 H/ 28 Desember 2016

Download dalam bentuk pdf artikel: Tahukah Anda 20 Keutamaan Surat Al-Baqarah dan Ali Imran? (Lengkap)

Leave a comment