Gallery

Tahukah Keutamaan 12 Surat Al-Qur’an ini? (1)

 

quran

 

Al-Qur’an adalah cahaya yang akan menerangi perjalanan hidup seorang hamba dan menuntunnya menuju keselamatan adalah cahaya al-Qur’an dan cahaya iman. Keduanya dipadukan oleh Allah ta’ala di dalam firman-Nya (yang artinya),

“Dahulu kamu -Muhammad- tidak mengetahui apa itu al-Kitab dan apa pula iman, akan tetapi kemudian Kami jadikan hal itu sebagai cahaya yang dengannya Kami akan memberikan petunjuk siapa saja di antara hamba-hamba Kami yang Kami kehendaki.” (QS. asy-Syura: 52)

Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata,

“…Dan sesungguhnya kedua hal itu -yaitu al-Qur’an dan iman- merupakan sumber segala kebaikan di dunia dan di akherat. Ilmu tentang keduanya adalah ilmu yang paling agung dan paling utama. Bahkan pada hakekatnya tidak ada ilmu yang bermanfaat bagi pemiliknya selain ilmu tentang keduanya.” (lihat al-‘Ilmu, Fadhluhu wa Syarafuhu, hal. 38)

Allah ta’ala juga berfirman (yang artinya), “Maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya dia tidak akan sesat dan tidak pula celaka.” (QS. Thaha: 123).

Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma berkata,

“Allah memberikan jaminan kepada siapa saja yang membaca al-Qur’an dan mengamalkan ajaran yang terkandung di dalamnya, bahwa dia tidak akan tersesat di dunia dan tidak celaka di akherat.” Kemudian beliau membaca ayat di atas (lihat Syarh al-Manzhumah al-Mimiyah karya Syaikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin al-Badr, hal. 49). [https://muslim.or.id/9030-keutamaan-keutamaan-al-quran.html]

Itulah sekelumit tentang keutamaan Al-Qur’an secara umum. Silahkan mengunjungi situs tersebut untuk mendapatkan faedah yang lebih banyak.

Ada beberapa surat-surat penting dalam Al-Qur’an yang memiliki keutamaan atau fadhilah secara khusus. Namun, sekali lagi perlu ditegaskan bahwa sesungguhnya seluruh alqur’an itu memiliki keutamaan, jangan sampai kita terjebak dengan hanya mencari-cari keutamaan surat-surat khusus sehingga melupakan membaca al-qur’an. Al-Qur’an seluruhnya memiliki keutamaan, kelak ia akan datang sebagai syafaat bagi yang membaca dan mengamalkannya, Al-Qur’an jika dibaca dengan penuh keimanan akan dapat mengusir berbagai macam penyakit, baik penyakit rohani maupun penyakit fisik.

Surat-surat Al-Qur-an tersebut sungguh rugi sekali bila kita tidak menghafalkannya dan mengamalkannya sesuai sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Menghafal Al-Qur’an termasuk ibadah (kepada Allah) yang paling agung, karena di dalamnya ada bacaan Kalamullah, mengulang-ulang dan menyibukkan dengannya. Telah diketahui bahwa bacaan satu huruf dari Kitabullah dilipatkan sepuluh kebaikan.

Sebagaimana diriwayatkan oleh Tirmidzi no. 2910, dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anhu, dia berkata,

“Rasulullah sallallahu’alahi wa sallam bersabda, ‘Barangsiapa membaca satu huruf dari Kitabullah, maka dia akan mendapatkan satu kebaikan. Dan satu kebaikan dilipatkan sepuluh kali. Saya tidak mengatakan alif lam mim satu huruf, akan tetapi alif satu huruf, Lam satu huruf dan mim satu huruf.” (Dishahihkan oleh Al-Albany dalam Shahih Tirmidzi)

Beberapa surat-surat khusus yang memiliki keutamaan tersendiri dan hanya boleh kita tetapkan berdasarkan dalil yang shahih, diantaranya adalah:

A. Surat Al-Fatihah

1. dan 2. Ummul Qur’an dan Syarat Sah Sholat

Surat ini merupakan Ummu Al-Qur-an (induk Al-Qur-an) (HR. Bukhari no 4427). Surat ini harus dihafal oleh setiap muslim karena selalu dibaca dalam setiap shalat. Surat ini dipandang agung, bahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda:

لاَ صَلاَةَ لِمَنْ لَمْ يَقْرَأْ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ

Tidak sah shalat seseorang jika tidak membaca Al-Fatihah (HR. Bukhari no. 756 dan Muslim no. 394)

3. dan 4. Cahaya dan Sebab terkabulnya doa

Selain itu, surat Al-Fatihah juga mempunyai keutamaan sebagai sebab terkabulnya doa

حَدَّثَنَا حَسَنُ بْنُ الرَّبِيعِ وَأَحْمَدُ بْنُ جَوَّاسٍ الْحَنْفِيُّ قَالَا حَدَّثَنَا أَبُو الْأَحْوَصِ عَنْ عَمَّارِ بْنِ رُزَيْقٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عِيسَى عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ
بَيْنَمَا جِبْرِيلُ قَاعِدٌ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَمِعَ نَقِيضًا مِنْ فَوْقِهِ فَرَفَعَ رَأْسَهُ فَقَالَ هَذَا بَابٌ مِنْ السَّمَاءِ فُتِحَ الْيَوْمَ لَمْ يُفْتَحْ قَطُّ إِلَّا الْيَوْمَ فَنَزَلَ مِنْهُ مَلَكٌ فَقَالَ هَذَا مَلَكٌ نَزَلَ إِلَى الْأَرْضِ لَمْ يَنْزِلْ قَطُّ إِلَّا الْيَوْمَ فَسَلَّمَ وَقَالَ أَبْشِرْ بِنُورَيْنِ أُوتِيتَهُمَا لَمْ يُؤْتَهُمَا نَبِيٌّ قَبْلَكَ فَاتِحَةُ الْكِتَابِ وَخَوَاتِيمُ سُورَةِ الْبَقَرَةِ لَنْ تَقْرَأَ بِحَرْفٍ مِنْهُمَا إِلَّا أُعْطِيتَهُ

Telah menceritakan kepada kami Hasan bin Rabii’ dan Ahmad bin Jawwaas Al-Hanafiy, keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami Abul Ahwash, dari ‘Ammaar bin Ruzaiq, dari ‘Abdullaah bin ‘Iisaa, dari Sa’iid bin Jubair, dari Ibnu ‘Abbaas -radhiyallahu ‘anhuma-, ia berkata, ketika Jibriil sedang duduk di sisi Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam, terdengarlah suara dari arah atas dan ia mendongakkan kepalanya, Jibriil berkata, “Ini adalah suara pintu langit dibuka pada hari ini setelah sebelumnya ia tidak pernah dibuka sama sekali kecuali pada hari ini.” Maka turunlah malaikat darinya. Jibriil berkata, “Ini adalah malaikat yang turun ke bumi setelah sebelumnya ia tidak pernah turun sama sekali kecuali pada hari ini.” Lalu (malaikat tersebut) memberi salam dan berkata, “Bergembiralah dengan dua cahaya yang diberikan kepadamu yang sebelumnya ia tidak pernah diberikan kepada seorangpun Nabi sebelummu, (yaitu) pembuka Kitab (Surat Al-Faatihah) dan penutup surat Al-Baqarah, tidaklah engkau membaca satu huruf pun (dari keduanya) kecuali cahaya tersebut akan diberikan kepadamu.” [Shahiih Muslim no. 809; Sunan An-Nasaa’iy no. 912]

Dalam hadits yang lain, disebutkan:

حَدَّثَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ حُرَيْثٍ حَدَّثَنَا الْفَضْلُ بْنُ مُوسَى عَنْ عَبْدِ الْحَمِيدِ بْنِ جَعْفَرٍ عَنْ الْعَلَاءِ بْنِ عَبْدَ الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ قَالَ
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ فِي التَّوْرَاةِ وَلَا فِي الْإِنْجِيلِ مِثْلَ أُمِّ الْقُرْآنِ وَهِيَ السَّبْعُ الْمَثَانِي وَهِيَ مَقْسُومَةٌ بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ

Telah menceritakan kepada kami Al-Husain bin Huraits, telah menceritakan kepada kami Al-Fadhl bin Muusaa, dari ‘Abdul Hamiid bin Ja’far, dari Al-‘Alaa’ bin ‘Abdurrahman, dari Ayahnya, dari Abu Hurairah, dari Ubay bin Ka’b -radhiyallahu ‘anhuma-, ia berkata, Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Allah tidaklah menurunkan pada Taurat dan tidak juga pada Injil semisal Ummul Qur’an (Surat Al-Faatihah), dia adalah As-Sab’ul Matsaaniy (tujuh ayat yang diulang-ulang) dan dia terbagi diantara Aku dan hambaKu, dan untuk hambaKu apa yang diminta.” [Jaami’ At-Tirmidziy no. 3125; Sunan An-Nasaa’iy no. 914; Musnad Ahmad no. 20589] – Shahih. Dishahihkan Syaikh Al-Albaaniy rahimahullah dalam Shahiihul Jaami’ no. 5560.

 5. Salah satu surat yang dibaca ketika ruqyah

Surat Al-Fatihah juga ma’ruf digunakan sebagai doa ruqyah

حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا وَهْبٌ حَدَّثَنَا هِشَامٌ عَنْ مُحَمَّدٍ عَنْ مَعْبَدٍ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ
كُنَّا فِي مَسِيرٍ لَنَا فَنَزَلْنَا فَجَاءَتْ جَارِيَةٌ فَقَالَتْ إِنَّ سَيِّدَ الْحَيِّ سَلِيمٌ وَإِنَّ نَفَرَنَا غَيْبٌ فَهَلْ مِنْكُمْ رَاقٍ فَقَامَ مَعَهَا رَجُلٌ مَا كُنَّا نَأْبُنُهُ بِرُقْيَةٍ فَرَقَاهُ فَبَرَأَ فَأَمَرَ لَهُ بِثَلَاثِينَ شَاةً وَسَقَانَا لَبَنًا فَلَمَّا رَجَعَ قُلْنَا لَهُ أَكُنْتَ تُحْسِنُ رُقْيَةً أَوْ كُنْتَ تَرْقِي قَالَ لَا مَا رَقَيْتُ إِلَّا بِأُمِّ الْكِتَابِ قُلْنَا لَا تُحْدِثُوا شَيْئًا حَتَّى نَأْتِيَ أَوْ نَسْأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَّا قَدِمْنَا الْمَدِينَةَ ذَكَرْنَاهُ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ وَمَا كَانَ يُدْرِيهِ أَنَّهَا رُقْيَةٌ اقْسِمُوا وَاضْرِبُوا لِي بِسَهْمٍ

Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Al-Mutsannaa, telah menceritakan kepada kami Wahb, telah menceritakan kepada kami Hisyaam, dari Muhammad, dari Ma’bad, dari Abu Sa’iid Al-Khudriy -radhiyallahu ‘anhu-, ia berkata, kami sedang dalam perjalanan kemudian kami singgah di suatu tempat, lalu datanglah seorang jariyah, ia berkata, “Sesungguhnya kepala desa kami sedang sakit sementara orang-orang kami sedang tidak ada, apakah diantara kalian bisa meruqyah?” Maka berdirilah seorang laki-laki bersamaan dengannya dan kami tidak pernah mengetahui bahwa ia bisa meruqyah. Kemudian laki-laki itu meruqyah kepala desa tersebut dan ternyata ia sembuh, kepala desa memerintahkan agar laki-laki itu diberi tiga puluh kambing dan kami dijamu dengan susu. Ketika kami kembali, kami bertanya kepadanya, “Apakah kau memang baik dalam meruqyah ataukah kau ini memang seorang peruqyah?” Laki-laki itu menjawab, “Tidak, aku tidaklah meruqyah kecuali dengan Ummul Kitaab.” Kami berkata, “Janganlah kalian berbicara sesuatupun hingga kami bertanya kepada Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam.” Ketika kami tiba di Madinah, kami menceritakan hal tersebut kepada beliau, beliau bersabda, “Darimana kalian mengetahui bahwasanya ia (Al-Faatihah) bisa untuk meruqyah? Bagikan kemari kambing tersebut dan hendaknya aku ikut dibagi.”
[Shahiih Al-Bukhaariy no. 5007; Shahiih Muslim no. 2203]

Keutamaan Surat Al-Fatihah juga dapat disimak di video berikut ini: https://www.youtube.com/watch?v=AjMmujijZls dan https://www.youtube.com/watch?v=FR3-UkbSOrQ

B. dan C. Surat Al-Baqarah dan Al-Imran

 Karena pembahasan terkait 2 surat ini agak luas, maka artikel terkait hal ini pun disendirikan dan dapat dibaca di:

Tahukah Anda 20 Keutamaan Surat Al-Baqarah dan Ali Imran? (Lengkap-1) dan Tahukah Anda 20 Keutamaan Surat Al-Baqarah dan Ali Imran? (Lengkap-2)

 D. Surat Al-Israa’

 Keutamaan surat ini jarang diketahui oleh seorang muslim, padahal Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam biasa membacanya sebelum tidur. Berikut dalil-dalilnya:

حَدَّثَنَا صَالِحُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ أَبِي لُبَابَةَ قَالَ قَالَتْ عَائِشَةُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَنَامُ حَتَّى يَقْرَأَ الزُّمَرَ وَبَنِي إِسْرَائِيلَ

Telah menceritakan kepada kami Shaalih bin ‘Abdullaah, telah menceritakan kepada kami Hammaad bin Zaid, dari Abu Lubaabah, ia berkata, ‘Aaisyah -radhiyallahu ‘anha- berkata, dahulu Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam tidak tidur hingga beliau membaca Az-Zumar dan Bani Israa’iil (Surat Al-Israa’). [Jaami’ At-Tirmidziy no. 3405] – Shahih. Dishahihkan Syaikh Al-Albaaniy dalam Shahiihul Jaami’ no. 4874 dan dihasankan Ibnu Hajar dalam Nataa’ijul Ifkaar 3/65.

Di dalam hadits lain:

حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ عَبْدِ رَبِّهِ، حَدَّثَنَا بَقِيَّةُ بْنُ الْوَلِيدِ، قَالَ: حَدَّثَنِي بَحِيرُ بْنُ سَعْدٍ، عَنْ خَالِدِ بْنِ مَعْدَانَ، عَنِ ابْنِ أَبِي بِلَالٍ، عَنْ عِرْبَاضِ بْنِ سَارِيَةَ، أَنَّهُ حَدَّثَهُمْ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ” كَانَ يَقْرَأُ الْمُسَبِّحَاتِ قَبْلَ أَنْ يَرْقُدَ “، وَقَالَ: ” إِنَّ فِيهِنَّ آيَةً أَفْضَلُ مِنْ أَلْفِ آيَةٍ

Telah menceritakan kepada kami Yaziid bin ‘Abdu Rabbih, telah menceritakan kepada kami Baqiyyah bin Al-Waliid, ia berkata, telah menceritakan kepadaku Bahiir bin Sa’d, dari Khaalid bin Ma’daan, dari Ibnu Abu Bilaal, dari ‘Irbaadh bin Saariyah -radhiyallahu ‘anhu-, bahwa ia telah menceritakan kepada mereka, bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam dahulu membaca Al-Musabbihaat sebelum beliau beranjak tidur, beliau bersabda, “Disana ada ayat yang lebih afdhal dibanding seribu ayat.”
[Musnad Ahmad no. 16709; Sunan Abu Daawud no. 5057; Jaami’ At-Tirmidziy no. 2921] – Hasan. Dihasankan Al-Haafizh Ibnu Hajar dalam Nataa’ijul Ifkaar 3/63.

Al-Musabbihaat adalah surat-surat Al-Qur’an yang diawali dengan “subhana”, “sabbaha” dan “yusabbihu”, surat-surat tersebut adalah Al-Israa’, Al-Hadiid, Al-Hasyr, Ash-Shaff, Al-Jumu’ah, At-Taghaabun dan Al-A’laa.

E. Surat Al-Fath

 Di dalamnya terdapat beberapa ayat yang dicintai Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam lebih dari dunia seisinya.

حَدَّثَنَا نَصْرُ بْنُ عَلِيٍّ الْجَهْضَمِيُّ حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ الْحَارِثِ حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ أَبِي عَرُوبَةَ عَنْ قَتَادَةَ أَنَّ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ حَدَّثَهُمْ قَالَ
لَمَّا نَزَلَتْ { إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُبِينًا لِيَغْفِرَ لَكَ اللَّهُ إِلَى قَوْلِهِ فَوْزًا عَظِيمًا } مَرْجِعَهُ مِنْ الْحُدَيْبِيَةِ وَهُمْ يُخَالِطُهُمْ الْحُزْنُ وَالْكَآبَةُ وَقَدْ نَحَرَ الْهَدْيَ بِالْحُدَيْبِيَةِ فَقَالَ لَقَدْ أُنْزِلَتْ عَلَيَّ آيَةٌ هِيَ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ الدُّنْيَا جَمِيعًا

Telah menceritakan kepada kami Nashr bin ‘Aliy Al-Jahdhamiy, telah menceritakan kepada kami Khaalid bin Al-Haarits, telah menceritakan kepada kami Sa’iid bin Abu ‘Aruubah, dari Qataadah, bahwa Anas bin Maalik -radhiyallahu ‘anhu- telah menceritakan kepada mereka, ia berkata, ketika turun ayat, “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata, supaya Allah memberi ampunan kepadamu, ” hingga firmanNya, “…keberuntungan yang besar di sisi Allah,” [QS Al-Fath 1-5], mereka (Rasulullah dan para sahabatnya) baru tiba dari Hudaibiyyah dan mereka diliputi dengan kesedihan dan depresi karena mereka telah menyembelih hewan-hewan kurban mereka di Hudaibiyyah. Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sungguh, telah turun kepadaku ayat yang lebih aku cintai dibanding dunia dan isinya.” [Shahiih Muslim no. 1789]

Di dalam hadits lain:

حَدَّثَنَا بَهْزٌ حَدَّثَنَا هَمَّامٌ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسٍ أَنَّهَا نَزَلَتْ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرْجِعَهُ مِنْ الْحُدَيْبِيَةِ وَأَصْحَابُهُ يُخَالِطُونَ الْحُزْنَ وَالْكَآبَةَ وَقَدْ حِيلَ بَيْنَهُمْ وَبَيْنَ مَسَاكِنِهِمْ وَنَحَرُوا الْهَدْيَ بِالْحُدَيْبِيَةِ { إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُبِينًا إِلَى قَوْلِهِ صِرَاطًا مُسْتَقِيمًا } قَالَ لَقَدْ أُنْزِلَتْ عَلَيَّ آيَتَانِ هُمَا أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ الدُّنْيَا جَمِيعًا قَالَ فَلَمَّا تَلَاهُمَا قَالَ رَجُلٌ هَنِيئًا مَرِيئًا يَا نَبِيَّ اللَّهِ قَدْ بَيَّنَ اللَّهُ لَكَ مَا يَفْعَلُ بِكَ فَمَا يَفْعَلُ بِنَا فَأَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ الْآيَةَ الَّتِي بَعْدَهَا { لِيُدْخِلَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ } حَتَّى خَتَمَ الْآيَةَ

Telah menceritakan kepada kami Bahz, telah menceritakan kepada kami Hammaam, dari Qataadah, dari Anas, bahwasanya telah turun satu ayat kepada Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam setibanya beliau dari Hudaibiyyah, yakni ketika para sahabat beliau dalam kondisi lelah, sedih dan depresi, dan sungguh mereka telah terhalang diantara mereka dan diantara rumah-rumah mereka, mereka telah menyembelih hewan-hewan kurban mereka di Hudaibiyyah, ayat tersebut adalah, “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata,” hingga firmanNya, “…pada jalan yang lurus,” [QS Al-Fath : 1-2]. Beliau bersabda, “Sungguh telah turun kepadaku dua ayat yang keduanya lebih kucintai dari dunia dan isinya.” Anas berkata, ketika beliau sedang membaca keduanya, berkatalah seorang laki-laki kepada beliau, “Wahai Nabi Allah, sebuah pemberian (yang baik) adalah yang diberkahi. Sungguh Allah telah melakukan (yang terbaik) untukmu, maka bagaimana dengan kami?” Maka Allah ‘Azza wa Jalla menurunkan ayat selanjutnya, “Supaya Dia memasukkan orang-orang mu’min laki-laki dan perempuan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai,” hingga akhir ayat [QS Al-Fath : 5]. [Musnad Ahmad no. 11966] – Shahih. (https://muhandisun.wordpress.com/2013/08/04/hadits-hadits-shahih-dan-hasan-keutamaan-beberapa-surat-al-quran/)

F. Surat Al-Kahfi

1. Disinari diantara 2 jumat

Berdasarkan hadits:

عَنْ أَبِى سَعِيدٍ الْخُدْرِىِّ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ : مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ فِى يَوْمِ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ مَا بَيْنَ الْجُمُعَتَيْنِ

Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu anhu, bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at, maka Allah akan menyinarinya dengan cahaya di antara dua Jum’at.” {HR Al-Hakim (II/399) dan Al-Baihaqi (III/249), dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 6470 dan Shahih At-Targhib wa At-Tarhib (I/180)}

Berdasarkan dalil tersebut, maka disunnahkan membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at.

2. Diteranginya pada hari kiamat kelak.

Berdasarkan hadits:

عن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه ، قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : من قرأ سورة الكهف كما أنزلت ، كانت له نورا يوم القيامة من مقامه إلى مكة ،

Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu anhu, ia berkata:

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa membaca surat Al-Kahfi sebagaimana diturunkannya, maka surat ini akan menjadi cahaya baginya pada hari Kiamat dari tempat tinggalnya hingga ke Mekkah, ..

3. Dajjal pun tidak akan membahayakannya

Masih dalam 1 hadits (sambungan hadits di atas)

ومن قرأ عشر آيات من آخرها ثم خرج الدجال لم يسلط عليه

Dan barangsiapa membaca sepuluh ayat terakhir dari surat Al-Kahfi lalu Dajjal keluar (datang), maka Dajjal tidak akan membahayakannya. (HR. Nasa’i no.81 dan 952, Thabrani no.1455, dan Al-Hakim I/752, dinyatakan shahih oleh al-Albani dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah no.2651)

Juga hadits:

عَنْ أَبِى الدَّرْدَاءِ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ : « مَنْ حَفِظَ عَشْرَ آيَاتٍ مِنْ أَوَّلِ سُورَةِ الْكَهْفِ عُصِمَ مِنَ الدَّجَّالِ » وفي رواية ـ من آخر سورة الكهف ـ

Dari Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang menghafal sepuluh ayat pertama dari surat Al-Kahfi, niscaya dia akan terlindungi dari (fitnah) Dajjal. Dan di dalam riwayat lain disebutkan: “(sepuluh ayat terakhir) dari surat Al-Kahfi. (HR. Muslim no. 809, Ahmad (V/196), Ibnu Hibban (III/366), Al-Hakim (II/399), dan Al-Baihaqi (V/453). Dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah no.582)

Oleh karena itu, jika kita malas untuk menghafalkan keseluruhan Surat Al-Kahfi, setidaknya hafalkanlah sepuluh ayat pertama dan terakhirnya!

Keutamaan Surat Al-kahfi juga dapat disimak di video: https://www.youtube.com/watch?v=4z7zgrDQQ3s dan https://www.youtube.com/watch?v=o64ROudEjEo

G. Surat As-Sajdah

Surat ini juga biasa dibaca Nabi shallallahu alaihi wasallam sebelum tidur

حَدَّثَنَا هُرَيْمُ بْنُ مِسْعَرٍ التِّرْمِذِيُّ حَدَّثَنَا الْفُضَيْلُ بْنُ عِيَاضٍ عَنْ لَيْثٍ عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ عَنْ جَابِرٍ
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ لَا يَنَامُ حَتَّى يَقْرَأَ الم تَنْزِيلُ وَتَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ

Telah menceritakan kepada kami Huraim bin Mis’ar At-Tirmidziy, telah menceritakan kepada kami Al-Fudhail bin ‘Iyaadh, dari Laits, dari Abu Az-Zubair, dari Jaabir -radhiyallahu ‘anhu-, bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam dahulu tidak tidur hingga beliau membaca “Alif Laam Miim Tanziil (As-Sajdah)” dan “Tabarakalladzi biyadihil mulku (Al-Mulk).” [Jaami’ At-Tirmidziy no. 2892; Musnad Ahmad no. 14249] – Shahih lighairihi dengan syawahid. Dishahihkan Syaikh Al-Albaaniy dalam Silsilatu Ash-Shahiihah no. 585.  (https://muhandisun.wordpress.com/2013/08/04/hadits-hadits-shahih-dan-hasan-keutamaan-beberapa-surat-al-quran/)

H. Surat Al-Mulk

1. Nabi shallallahu alaihi wasallam juga biasa membacanya sebelum tidur

Hal tersebut berdasarkan hadits yang telah disebutkan sebelumnya

2. Memberikan syafa’at

Berdasarkan hadits:

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ  إِنَّ سُورَةً مِنَ الْقُرْآنِ ثَلاَثُونَ آيَةً شَفَعَتْ لِرَجُلٍ حَتَّى غُفِرَ لَهُ وَهِىَ سُورَةُ تَبَارَكَ الَّذِى بِيَدِهِ الْمُلْكُ، وفي رواية: فأخرجته من النار و أدخلته الجنة

Dari Abu Hurairahdari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda, “Ada suatu surat dari Al-Qur-an yang terdiri dari tiga puluh ayat dan dapat memberi syafa’at bagi yang membacanya, sampai dia diampuni, yaitu: “Tabaarakalladzii biyadihil mulku… (surat Al Mulk)“. Dalam riwayat lain: “…sehingga dia dikeluarkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga”. (HR. Tirmidzi no. 2891, Abu Daud no. 1400, Ibnu Majah no. 3786, Ahmad 2/299, dan Al-Hakim no. 2075 dan 3838, dinyatakan shahih oleh Al-Hakim dan disepakati oleh Adz-Dzahabi, serta dinyatakan hasan oleh Tirmidzi dan Al-Albani) [http://anamuslim.org/hadits-hadits-shahih-seputar-surat-dan-ayat-tertentu/]

3. Penghalang dari siksa kubur

Berdasarkan hadits:

أخبرنا عبيد الله بن عبد الكريم وقال حدثنا محمد بن عبيد الله أبو ثابت المدني قال حدثنا بن أبي حازم عن سهيل بن أبي صالح عن عرفجة بن عبد الواحد عن عاصم بن أبي النجود عن زر عن عبد الله بن مسعود قال : من قرأ { تبارك الذي بيده الملك } كل ليلة منعه الله بها من عذاب القبر وكنا في عهد رسول الله صلى الله عليه و سلم نسميها المانعة وإنها في كتاب الله سورة من قرأ بها في كل ليلة فقد أكثر وأطاب

Telah menceritakan pada kami ‘Ubaidullah bin ‘Abdil Karim, ia berkata, telah menceritakan pada kami Muhammad bin ‘Ubaidillah Abu Tsabit Al Madini, ia berkata, telah menceritakan pada kami Ibnu Abi Hazim, dari Suhail bin Abi Sholih, dari ‘Arfajah bin ‘Abdul Wahid, dari ‘Ashim bin Abin Nujud, dari Zarr, dari ‘Abdullah bin Mas’ud, ia berkata, “Barangsiapa membaca “Tabarokalladzi bi yadihil mulk” (surat Al Mulk) setiap malam, maka Allah akan menghalanginya dari siksa kubur. Kami di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menamakan surat tersebut “al Mani’ah” (penghalang dari siksa kubur).  Dia adalah salah satu surat di dalam Kitabullah. Barangsiapa membacanya setiap malam, maka ia telah memperbanyak dan telah berbuat kebaikan.” (HR. An Nasai dalam Al Kabir 6/179 dan Al Hakim. Hakim mengatakan bahwa sanad hadits tersebut shahih)

Riwayat tersebut mauquf, hanya perkataan ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu.

Penilaian hadits:

  1. Hakim mengatakan bahwa sanad hadits tersebutshahih. Sebagaimana dinukilkan oleh Al Mundziri dalam At Targhib wa At Tarhib (2/294).
  2. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits tersebuthasan sebagaimana dalam Shahih At Targhib wa At Tarhib (1589).

Catatan penting yang mesti diperhatikan:

Artikel tentang adzab kubur juga dapat dibaca di:

 https://abumuhammadblog.wordpress.com/2012/12/26/dzikir-agar-terhindar-dari-adzab-kubur/

Video terkait Surat Al-Mulk, misalnya:

https://www.youtube.com/watch?v=MWZZOFNHQBE

https://www.youtube.com/watch?v=Vd8HtJKuvEg

Bersambung ke: Tahukah Keutamaan 12 Surat Al-Qur’an ini? (2)

 

2 comments on “Tahukah Keutamaan 12 Surat Al-Qur’an ini? (1)

Leave a comment