Gallery

Tuntunan Lengkap Berkasih Sayang, Jangan Kalah sama Kucing dan Burung Unta Ini! (1)

sunariver.blogspot.com

selectsmart.com

Berikut kisahnya, selamat menikmati…

Kasih Sayang Binatang023

Sumber: Majalah Al Furqon Edisi 3 Tahun ke-12, Syawal 1433 H (Agustus – September 2012)

 

Tambahan

Sebagai seorang manusia yang mendapatkan kesempatan untuk hidup yang lebih baik, kita berkesempatam untuk mendapatkan bimbingan wahyu melalui Rosululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam. Jika tidak, maka kehidupan kita hanya akan seperti hewan yang tanpa aturan:

Alloh jalla wa a’la berfirman

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ ۖ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَحُولُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهِ وَأَنَّهُ إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ

Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nya-lah kamu akan dikumpulkan (Al-Anfal: 24)

Imam Ibnul Qoyyim rohimahulloh berkata: “Ayat ini menunjukkan bahwa kehidupan yang bermanfaat hanyalah didapatkan dengan memenuhi seruan Alloh dan Rosul-Nya sholallohu ‘alaihi wa sallam. Maka barangsiapa yang tidak memenuhi seruan Alloh dan Rosul-Nya sholallohu ‘alaihi wa sallam, niscaya dia tidak akan merasakan kehidupan yang baik. Dia hanya memiliki kehidupan seperti hewan yang juga dimiliki oleh binatang yang paling hina sekalipun. Maka kehidupan yang baik yang hakiki adalah kehidupan seorang yang menenuhi seruan Alloh dan Rosul-Nya sholallohu ‘alaihi wa sallam, secara lahir maupun batin.” (Al-Fawa’id, hal. 121) [Dari artikel “Mengurai Benang Kusust KB”, karya Ust. Abdullah bin Taslim di majalah Al-Mawaddah Edisi 11 Tahun ke-2, Jumadats Tsaniyah 1430 H]

Jika hewan yang hidupnya tanpa atran saja bisa menunjukkan kasih sayang terhadap sesamanya seperti halnya kisah di atas, apakah kita sebagai manusia yang bisa hidup dengan segala syariat yang memberi kehidupan, akan hidup sama saja. TIDAK

Mari kita belajar tentang berkasih sayang dalam syariat islam, agar “hidup kita lebih hidup”;

A. Sesama muslim harus berkasih sayang

B. Jangan salah paham, nasihat kepada saudara sesama muslim juga salah satu bentuk kasih sayang!

C. Bagaimana dengan berkasih sayang dengan non muslim?

D. Trus, valentine’s day gimana?

 

A. Sesama Muslim Harus Berkasih Sayang

123rf.com

123rf.com

Alloh ‘azza wa jalla telah mensyariatkan melalui Nabi-Nya sholallohu ‘alaihi wa sallam nash-nash dari Al-Qur’an dan Sunnah tentang berkasih sayang sesama muslim. Oleh karena itu, seorang muslim dimana dia menyadari adanya bimbingan nubuwwah (hidayatul irsyad) dalam hal ini, tidak seperti hewan yang hanya berdasarkan naluri (hidayatul ‘am), harus lebih memerhatikan akan hal ini.

عَنْ أَبِيْ حَمْزَةَ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ خَادِمِ رَسُوْلِ اللهِ عَنِ النَّبِيِّ قَالَ : ((لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ ِلأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ [مِنَ الْخَيْرِ])) رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ.

Dari Abu Hamzah, Anas bin Mâlik Radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian hingga ia mencintai untuk saudaranya segala apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri berupa kebaikan”.

Hadits di atas dikeluarkan oleh al-Bukhâri (13) dan Muslim (45) dalam kitab Shahîh keduanya, dari hadits Qatadah, dari Anas; sedangkan lafazh milik Muslim berbunyi:

حَتَّى يُحِبَّ ِلأَخِيْهِ ، أَوْ قَالَ : لِجَارِهِ.

“Hingga ia mencintai untuk saudaranya; atau beliau bersabda: Untuk tetangganya ”

Al-Hafizh ‘Amr bin Shalah rahimahullah mengatakan, “Maknanya, tidak sempurna iman seseorang hingga ia mencintai untuk saudara semuslim seperti ia mencintai untuk dirinya sendiri”. [Syarah Shahîh Muslim (II/17)]

Dari an-Nu’man bin Basyir dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى.

“Perumpamaan kaum mukminin dalam cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan bahu-membahu, seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan demam”. [Shahîh. HR al-Bukhâri (no. 6011), Muslim (no. 2586) dan Ahmad (IV/270)]

Hadits-hadits ini menunjukkan, bahwa orang mukmin dibuat gembira oleh sesuatu yang membuat gembira saudaranya yang mukmin dan menginginkan kebaikan untuk saudaranya yang mukmin seperti yang ia inginkan untuk dirinya sendiri. Ini semua terjadi karena seorang mukmin hatinya harus bersih dari dengki, penipuan, dan hasad.

Adapun keutamaan bagi orang-orang yang mencintai saudaranya sesama muslim, diantaranya:

1. Menunjukkan kesempurnaan iman

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ أَحَبَّ لِلَّهِ وَأَبْغَضَ لِلَّهِ وَأَعْطَى لِلَّهِ وَمَنَعَ لِلَّهِ فَقَدِ اسْتَكْمَلَ اْلإِيْمَانُ.

“Barangsiapa mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah, dan menahan (tidak memberi) karena Allah, maka sungguh, telah sempurna imannya“.[Hasan. HR Abu Dawud (no. 4681) dan al-Baghawi dalam Syarhus-Sunnah (no. 3469) dari Abu Umamah al-Bahili Radhiyallahu ‘anhu . Hadits ini dihasankan oleh Syaikh al-Albâni dalam Silsilah al-Ahâdîts ash- Shahîhah (no. 380), dan hadits ini memiliki beberapa syawahid]

2. Salah satu jalan menuju Surga dan cara agar dijauhkan dari Neraka

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُزَحْزَحَ عَنِ النَّارِ وَيُدْخَلَ الْجَنَّةَ فَلْتَأْتِهِ مَنِيَّتُهُ وَهُوَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ، وَلْيَأْتِ إِلَى النَّاسِ الَّذِيْ يُحِبُّ أَنْ يُؤْتَى إِلَيْهِ.

“Barang siapa ingin dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka hendaklah ia mati dalam keadaan beriman kepada Allah dan hari Akhir, dan hendaklah ia menunaikan dan berbuat (kebaikan) kepada orang lain apa yang ia senang bila orang lain (berbuat baik) kepadanya”.[Shahîh. HR Muslim (no. 1844), Ahmad (II/161), Abu Dawud (no. 4248), an-Nasâ`i (VII/153), dan Ibnu Majah (no. 3956)]

[Dari artikel UKHUWAH ISLAMIYAH, karya Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas di majalah As-Sunnah Edisi 03//Tahun XII/1429H/2008M melalui perantaraan http://almanhaj.or.id/content/2675/slash/0/ukhuwah-islamiyyah/]

3. Dicintai Alloh

Dari Muadz bin Jabal radhiallahu ‘anhu, beliau berkata : Saya mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata : “Allah tabaraka wa ta’ala berfirman: Kecintaanku suatu yang harus bagi orang-orang yang saling mencintai karena-Ku, yang duduk-duduk bersama karenaku, yang saling menziarahi karena-Ku, saling memberi karena-Ku” [HR. Ahmad (21525) dan lafazh hadits lafazh beliau, Malik (1779), Ibnu Abdil Bar berkata : “di dalam hadits adanya pertemuan Abu Idris Al-Khaulani kepada Muadz bin Jabal dan Abu Idris mendengar langsung darinya, dan isnadnya shahih”. (At-Tamhid 21/125)]

Dan Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Bahwa seseorang menziarahi saudaranya karena Allah di desa lain maka Allah mengirimkan kepadanya malaikat di tengah-tengah perjalanannya. Ketika malaikat tersebut datang kepadanya dia berkata : Kemana kamu hendak pergi?

Orang itu berkata : Saya ingin pergi ke rumah saudaraku di desa ini. Malaikat itu berkata : Apakah kamu mempunyai nikmat atas saudaramu itu yang kamu jaga?

Orang itu berkata : Tidak, hanya saja saya mencintainya karena Allah Azza wa Jalla. Malaikat itu berkata : Sesungguhnya saya adalah utusan Allah kepadamu bahwa Allah telah mencintaimu sebagaimana engkau mencintainya karenanya” [HR. Muslim (2567) dan Ahmad (9036)].

4. Dimasukkan dibawah naungan Arsy oleh Dzat yang Maha perkasa Jalla Jalaluhu.

Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu meriwayatkan, beliau berkata : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Sesungguhnya Allah berfirman pada hari kiamat : “Dimanakah orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku, pada hari ini Aku akan menaungi mereka di dalam naunganku di hari tidak ada naungan selain naungan-Ku” [HR. Muslim (2566) Ahmad (7190) dan Malik (1776)]

[Dari “Kitab Al-Adab”, karya : Fu`ad bin Abdul Azis Asy-Syalhuub, melalui perantaraan situs http://kautsarku.wordpress.com/2008/10/15/kitab-al-adab-adab-adab-pergaulan-bersama-sesama-saudara-muslim/]

Segala puji bagi Alloh yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang! Sungguh keutamaan mencintai sesama muslim sangat besar. Maka jadilah kita orang-orang yang mengamlakannya

Trus, apa yang harus kita lakukan untuk mengamalkan hadits-hadits tentang kasih sayang di atas?

Secara umum, kita harus berakhlak baik, yang mana hal ini mencakup berbagai macam perilaku, antara lain:

1. Memberitahukannya

Anas bin Malik dan selainnya meriwayatkan, beliau berkata : “Bahwa ada seseorang yang berada di sisi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka seorang laki-laki lain melewatinya. Laki-laki itu berkata wahai Rasulullah : Sesungguhnya saya mencintai laki-laki ini.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadanya : “Apakah kamu telah memberitahukan kepadanya?”

Orang itu berkata : tidak. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Beritahukanlah kepadanya!” Maka orang itu pun menyusulnya dan berkata : Sesungguhnya aku mencintaimu karena Allah. Laki-laki tadi berkata : Semoga Allah mencintaimu yang karena-Nya engkau mencintaiku karenanya”. Pada riwayat Ahmad : “Nabi berkata : “Berdirilah dan kabarkanlah kepadanya maka hal itu akan mengokohkan kecintaan diantara kalian”.

Laki-laki yang bersama Nabi pun bangun dan menjumpainya kemudian mengabarkan kepadanya, dia berkata : “Sesungguhnya saya mencintaimu karena Allah atau dia berkata saya mencintaimu untuk lillah.

Laki-laki yang lewat itu berkata : “Semoga Allah mencintaimu yang mana engkau mencintaiku karenanya” [HR. Ahmad (13123) Abu Daud (5125) dan Al-Albani berkata : “hasan”]

2. Merendahkan diri (tidak sombong)

‘Iyadh bin Himar radhiallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku agar kalian merendahkan diri sampai tidak ada seorang pun meremehkan orang lain dan seseorang merebut jualan orang lain” [HR. Muslim (2875) Kitab Al-Jannah wa shifatu na’imihi wa ahliha, dan lafazh hadits darinya, Abu Daud (4895) dan Ibnu Majah (4179)]

Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Tidaklah seseorang merendahkan diri dihadapan Allah kecuali Allah akan mengangkat derajatnya” [HR. Muslim (2588) Ahmad (8782) At-Tirmidzi (2029) Malik (1885) dan Ad-Darimi (1676)]

3. Menampakkan senyum

Abu Dzar radhiallahu ‘anhu, beliau berkata : Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadaku : “Janganlah seseorang itu meremehkan perbuatan ma’ruf sedikitpun, walaupun dia menjumpai saudaranya dengan wajah yang berseri-seri” [HR. Muslim (2626) dan At-Tirmidzi (1833)]

4. Bersikap lembut dan kasih sayang

Allah Maha lembut mencintai kelembutan dan memberikan kepada orang yang lembut apa yang tidak dia berikan kepada orang yang kasar dan apa yang tidak dia berikan kepada selain orang yang lembut” [HR. Muslim (1593)].

Dan selama hal itu demikan adanya, maka saudara-saudara seiman lebih pantas dan lebih utama agar sebagian mereka berprilaku lemah lembut kepada sebagian lainnya, dan agar sebagian mereka ramah kepada sebagian lainnya.

Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu meriwayatkan, beliau berkata : Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Diharamkan atas neraka setiap orang yang lemah lembut, mudah dan dekat dari manusia” [HR. Ahmad (3928) dan lafazh hadits lafazh beliau, At-Tirmidzi (2488) dan berkata : “hadits hasan gharib” dan pentahqiq Al-Musnad berkata : “hasan dengan penguat-penguat lainnya” (3938) (7/53)]

5. Saling berjabat tangan dan memberi hadiah

Diantara perkara-perkara yang dapat membantu kelanggengan rasa cinta, dan menghilangkan kebencian dari dalam hati, saling memberi hadiah sesama saudara.

Imam Malik telah meriwayatkan di dalam Muwathta’nya : bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Saling berjabatan tanganlah kalian karena hal itu akan menghilangkan rasa dengki, saling memberi hadiahlah kalian niscaya kalian akan saling mencintai dan menghilangkan kebencian” [Al-Muwaththa’ (1685) Ibnu Abdil Bar berkata : hadits ini bersambung dari banyak sisi periwayatan yang seluruhnya hasan (At-Tamhid : 21/12)]

6. Saling tolong-menolong

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Seorang mukmin kepada mukmin lainnya bagaikan satu bangunan sebagiannya menguatkan bagian yang lain dan beliau menyela-nyela antara jari-jari beliau” [HR. Al-Bukhari (481) dan lafazhnya dari beliau, Muslim (2585) Ahmad (19127) At-Tirmidzi (1928) dan An-Nasaa’i (2560)]

Kaum Muslimin, sebagian mereka membutuhkan sebagian lainnya, mereka saling memberi bantuan diantara mereka di dalam menutupi kekurangan kefakiran mereka, atau memberi rekomendasi yang baik di dalam menunaikan hajat kebutuhan mereka, atau selain hal itu dari berbagai bentuk gambaran bantuan. Perhatikan hadits berikut ini, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

Allah berada dalam bantuan kepada seorang hamba selama seorang hamba berada dalam bantuan saudaranya” (HR. Muslim dari hadits Abu Hurairah (2699) Ahmad (7379) At-Tirmidzi (1425) Abu Daud (4946) dan Ibnu Majah (225)).

7. Tidak dengki dan hasad

Diantara doa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Lepaskanlah kedengkian di dalam hatiku” dan dalam riwayat At-Tirmidzi “Dan lepaskanlah kedengkian di dalam dadaku” [HR. Abu Daud dari hadits Ibnu Abbas radhiallahu anhuma (1510) dan Al-Albani berkata : “shahih”. Ahmad (1998) At-Tirmidzi (3551) dan Ibnu Majah (3830)]

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda : “Janganlah kalian saling membenci dan saling hasad, saling memboikot dan jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara, tidak halal bagi seorang muslim memboikot saudaranya yang lain diatas tiga hari”. [HR. Al-Bukhari (6065) Muslim (2559) Ahmad (11663) At-Tirmidzi (1935) Abu Daud (4900) dan Malik (1683)]

Hasad itu ada dua macam terpuji dan tercela. Hasad yang tercela adalah menginginkan hilangnya nikmat yang ada pada orang lain, dan hal ini adalah perbuatan zhalim, aniaya dan permusuhan. Hasad dan yang terpuji adalah Al-Ghibthah yaitu menginginkan nikmat yang serupa yang ada pada orang lain tanpa adanya keinginan hilang nikmat tersebut padanya.

Inilah yang dimaksudkan di dalam sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Tidak ada hasad kecuali pada dua perkara : seseorang yang Allah berikan kepadanya Al-Qur`an dan dia mengamalkannya sepanjang malam, dan seseorang yang Allah berikan kepadanya harta dan dia bersedekah dengannya sepanjang hari dan sepanjang malam” [HR. Al-Bukhari (5025) Muslim (815) Ahmad (4905) At-Tirmidzi (1936) dan Ibnu Majah (4209)]

 

Bersambung ke: Tuntunan Lengkap Berkasih Sayang, Jangan Kalah sama Kucing dan Burung Unta Ini! (2)

 

Leave a comment