Gallery

Bertaubatlah, Meskipun Berkali-kali Terjebak dalam Dosa yang Sama (1)

assunnahsurabaya.wordpress.com

assunnahsurabaya.wordpress.com

Manusia tidak lepas dari kesalahan, besar maupun kecil, disadari maupun tanpa disengaja. Apalagi jika hawa nafsu mendominasi jiwanya. Ia akan menjadi bulan-bulanan berbuat kemaksiatan. Ketaatan, seolah tidak memiliki nilai berarti.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

كُلُّ بَنِيْ آدَمَ خَطَاءٌ وَ خَيْرُ الْخَطَّائِيْنَ التَّوَّبُوْنَ. رَوَاهُ التِّرْمـِذِيُّ

Setiap anak adam (manusia) berbuat kesalahan, dan sebaik-baiknya orang yang bersalah adalah yang bertaubat. [HR At Tirmidzi, no.2499 dan dihasankan Al Albani dalam Shahih Al Jami’ Ash Shaghir, no. 4391]

لَوْ أَنَّ الْعِبَادَ لَمْ يُذْنِبُوْا لَخَلَقَ اللهُ الْخَلقَ يُذْنِبُوْنَ ثُمَّ يَغْفِرُ لَهُمْ رَواه الْحَاكِمُ

Seandainya hamba-hamba Allah tidak ada yang berbuat dosa, tentulah Allah akan menciptakan makhluk lain yang berbuat dosa kemudian mengampuni mereka. [HR Al Hakim, hlm. 4/246 dan dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Shahihah, no. 967] {http://almanhaj.or.id/content/2975/slash/0/taubat-nashuha/}

Banyak diantara kita sudah merasa berdosa tetapi malah menunda-nunda untuk bertaubat, dengan alasan-alasan antara lain:

1. Masih menggandrungi perbuatan dosa tersebut, bahkan merasa nyaman, enak, dan bangga dengannya,

2. Menganggap remeh perbuatan dosa

3. Khawatir jika sudah bertaubat pun akan terjebak dalam dosa yang sama, jadi taubatnya nanti saja, kalau merasa benar-benar sudah mampu meninggalkannya 100%, dll

Padahal sikap ini justru menimbulkan dosa tersendiri, simak yang berikut ini:

Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata: “Bertaubat dengan segera merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan dan tidak boleh ditunda. Setiap kali seorang hamba menunda taubat, berarti ia telah berbuat maksiat kepada Allah dan apabila ia sudah bertaubat dari dosa yang dilakukannya, maka tinggal kewajiban untuk bertaubat dari perbuatan menunda pelaksanaan taubat.”

Jarang sekali hal ini terlintas dalam pikiran orang yang bertaubat, bahkan menurutnya, apabila sudah bertaubat dari dosa ia lakukan, berarti tidak ada lagi kewajiban lain yang harus ia laksanakan, yaitu bertaubat dari perbuatan menunda-nundanya.” (Madaarijus Saalikiin [I/283])

Selain itu, menunda taubat justru merupakan penyebab sulitnya bertaubat dan pendorong iuntuk melakukan dosa yang lainnya.

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Sesungguhnya jika seorang mukmin melakukan dosa, maka tertorehlah noda hitam dihatinya. Apabila ia bertaubat dan berhenti dari dosa itu dan memohon ampun kepada Allah, maka hatinya mejadi bersih dari noda tersebut. Apabila dosanya bertambah, maka bertambah pula noda tersebut sampai menutupi hatinya. Itulah noda yang disebutkan oleh Allah dalam firman-Nya : ‘Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup (menjadi noda) hati mereka.” (QS. al-Muthaffifiin: 14) [Diriwayatkan oleh Ahmad (II/298), at Tirmidzi (no.3334) dan beliau menyatakan bahwa hadits tersebut derajatnya hasan shahih, Ibnu Majah (no.4244), an Nasa-i dalam kitab al Kubra(no.11658), Ibnu Hibban (no.930), serta al Hakim (II/562) dan beliau menshahihkannya. Sementara itu, adz Dzahabi berkata: ‘Menurut syarat Muslim.’ Diriwayatkan juga oleh al Baihaqi dalam Sunan-nya (X/188)] {http://alqiyamah.wordpress.com/2009/10/18/janganlah-kita-menunda-nunda-taubat/}

Perhatikan Saudaraku, hadits berikut ini membantah habis syubhat no. 3 di atas:

Mengenai hal ini, cobalah kita renungkan dalam hadits berikut. Dari Abu Huroiroh, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang diceritakan dari Rabbnya ‘azza wa jalla,

أَذْنَبَ عَبْدٌ ذَنْبًا فَقَالَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى ذَنْبِى. فَقَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى أَذْنَبَ عَبْدِى ذَنْبًا فَعَلِمَ أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ بِالذَّنْبِ. ثُمَّ عَادَ فَأَذْنَبَ فَقَالَ أَىْ رَبِّ اغْفِرْ لِى ذَنْبِى. فَقَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى عَبْدِى أَذْنَبَ ذَنْبًا فَعَلِمَ أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ بِالذَّنْبِ. ثُمَّ عَادَ فَأَذْنَبَ فَقَالَ أَىْ رَبِّ اغْفِرْ لِى

ذَنْبِى. فَقَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى أَذْنَبَ عَبْدِى ذَنْبًا فَعَلِمَ أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ بِالذَّنْبِ وَاعْمَلْ مَا شِئْتَ فَقَدْ غَفَرْتُ لَكَ

“Ada seorang hamba yang berbuat dosa lalu dia mengatakan ‘Allahummagfirliy dzanbiy’ [Ya Allah, ampunilah dosaku]. Lalu Allah berfirman, ‘Hamba-Ku telah berbuat dosa, lalu dia mengetahui bahwa dia memiliki Rabb yang mengampuni dosa dan menghukumi setiap perbuatan dosa’. (Maka Allah mengampuni dosanya), kemudian hamba tersebut mengulangi lagi berbuat dosa, lalu dia mengatakan, ‘Ay robbi agfirli dzanbiy’ [Wahai Rabb, ampunilah dosaku]. Lalu Allah berfirman, ‘Hamba-Ku telah berbuat dosa, lalu dia mengetahui bahwa dia memiliki Rabb yang mengampuni dosa dan menghukumi setiap perbuatan dosa’. (Maka Allah mengampuni dosanya), kemudian hamba tersebut mengulangi lagi berbuat dosa, lalu dia mengatakan, ‘Ay robbi agfirli dzanbiy’ [Wahai Rabb, ampunilah dosaku]. Lalu Allah berfirman, ‘Hamba-Ku telah berbuat dosa, lalu dia mengetahui bahwa dia memiliki Rabb yang mengampuni dosa dan menghukumi setiap perbuatan dosa. Beramallah sesukamu, sungguh engkau telah diampuni.”( HR. Muslim no. 2758). An Nawawi dalam Syarh Muslim mengatakan bahwa yang dimaksudkan dengan ‘beramallah sesukamu’ adalah selama engkau berbuat dosa lalu bertaubat, maka Allah akan mengampunimu.

An Nawawi mengatakan, ”Seandainya seseorang berulang kali melakukan dosa hingga 100 kali, 1000 kali atau lebih, lalu ia bertaubat setiap kali berbuat dosa, maka pasti Allah akan menerima taubatnya setiap kali ia bertaubat, dosa-dosanya pun akan gugur. Seandainya ia bertaubat dengan sekali taubat saja setelah ia melakukan semua dosa tadi, taubatnya pun sah.” (Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 17/75) [http://rumaysho.com/belajar-islam/manajemen-qolbu/3084-melebur-dosa-dengan-taubat-yang-tulus.html]

Ini fenomena yang umum terjadi, di masa sekarang ini, dimana senantiasa terjadi tarik menarik antara kubu para pelaku dosa dan kubu orang yang bertaubat. Masing-masing kubu bersenang hati menerima kehadiran seseorang untuk kembali, yang selama ini berpisah dengan mereka. Orang-orang yang bertaubat senang menerima hadirnya pelaku dosa yang kembali bertaubat atas dosa-dosanya. Begitu pula, para pelaku dosa akan riang gembira menyambut orang shalih yang kembal menggeluti dosa-dosa lamanya.

Maka begitu banyak orang yang menjadi korban tarik-menarik itu. Berapa banyak orang sholih yang akhirnya terjebak dalam dosa, yang dari dosa itu dahulu pernah bertaubat. Sayangnya, itu terjadi berkali-kali sepanjang hidupnya.

Namun, selama ia tulus bertaubat dan ingin memperbaiki diri, tak ada istilah pintu taubat tertutup baginya selama nyawa belum sampai di kerongkongan dan matahari terbit dari barat. (Dari artikel “Bekal Menuju Taubat”, bonus majalah Nikah vol 8, edisi 5,  Agustus 2009)

 

Peringatan!

Hadits ini bukanlah dalil bagi seseorang untuk menunda-nunda taubat, atau meremehkan urusan dosa. Tapi ini fenomena yang bisa terjadi pada seseorang. Dan bila itu terjadi, ia tidak boleh berhenti bertaubat, selama hayat masih dikandung badan.

Al-Qurthubi menjelaskan, “pelajaran yang bisa diambil dari hadits ini adalah: kembali berbuat dosa adalah lebih buruk dari ketika pertama kali melakukan dosa itu, karena dengan kembali berdosa itu, ia berarti melanggar taubatnya. Tapi, kembali melakukan taubat adalah lebih baik dari taubatnya yang pertama, karena ia berarti terus meminta kepada Alloh Yang Maha Pemurah, terus meminta kepada-Nya, dan mengakui bahwa tidak ada yang dapat memberikan taubat selain Alloh…,” (lihat Fathul Bari: 14/471) [Dari artikel “Bekal Menuju Taubat”, bonus majalah Nikah vol 8, edisi 5,  Agustus 2009]

Hadits ini juga bukanlah izin untuk mengulangi dosa lagi. Oleh karena itu, setiap orang tetap harus hati-hati dalam berbuat dosa supaya mendapatkan ampunan Allah. Karena setiap hamba tidaklah tahu kapan ia bisa beristighfar dan bertaubat lagi. Boleh jadi ia tidak sempat melakukannya karena maut ternyata lebih dulu menghampiri. (http://rumaysho.com/belajar-islam/aqidah/3987-faedah-tauhid-7-allah-yang-maha-pengampun.html)

Jangan Salah Paham dengan Syarat Taubat!

Ada beberapa persyaratan agar suatu taubat bisa disebut dengan taubat nashuha dan bisa diterima Allah Subhanahu wa Ta’ala, antara lain (http://asysyariah.com/adakah-shalat-hajat-dan-shalat-taubat.html):

1. Menyesali perbuatan dosanya;

2. Meninggalkannya;

3. Bertekad untuk tidak melakukannya lagi selama-lamanya;

4. Bila terkait dengan hak orang, dia mengembalikannya kepada orang yang dizalimi.

Baca juga tentang syarat taubat yang lebih lengkap dengan penjelasannya di http://al-atsariyyah.com/shalat-taubat-dan-syaratnya.html; http://rumaysho.com/belajar-islam/manajemen-qolbu/3084-melebur-dosa-dengan-taubat-yang-tulus.html; http://abumushlih.com/syarat-taubat-sejati.html; http://almanhaj.or.id/content/2975/slash/0/taubat-nashuha/; dan http://kajiansalafyui.wordpress.com/2009/06/07/taubat/

Syarat taubat ketiga di atas bukan “tidak mengulanginya selama-lamanya”. Yang benar adalah ‘azzam untuk tidak berbuat lagi. Paham ya?

Jadi kalau terjerumus lagi, ya taubat lagi. Yang penting tekad itu dimantapkan dalam hati untuk tidak berbuat lagi. Dan Alloh tahu apakah seseorang tersebut taubatnya serius atau main-main. Alloh Mahatahu, apakah diucapkan saja, terus nanti akan berbuat lagi, atau memang benar-benar berniatuntuk berhenti.

Tapi tidak mustahil kita sudah bertekad, ikhlash, sudah betul-betul murni tekadnya, tapi kalah lagi, kejeblos lagi, sampai akhirnya  menangis dan kemudian bertaubat. Besok sungguh-sungguh lagi, insyaAlloh diampuni, walaupun tiga-empat kali terjerumus. Yang penting kita bertaubat dengan syarat: selain menghentikan perbuatan itu, maka setelah itu bertekad untuk tidak mengulanginya lagi, dengan ikhlash bertekad dalam hati bahwa saya tidak berbuat lagi. Terus begitu, sebelum nyawa di kerongkongan dan matahari terbit dari barat, pintu taubat masih tetap terbuka. (http://insinyur-muslim.blogspot.com/2011/01/taubat-lagi-maksiat-lagi-tanya-jawab.html)

 

Untuk melengkapi pembahasan di atas, berikut ini saya ulas tentang buah/faidah/keutamaan taubat, bahaya meremehkan dosa, apa yang harus dilakukan ketika taubat, dan penghalang taubat.

A. Buah/Faidah/Keutamaan Taubat

Pada hakikatnya taubat itulah isi ajaran Islam dan fase-fase persinggahan iman. Setiap insan selalu membutuhkannya dalam menjalani setiap tahapan kehidupan. Maka orang yang benar-benar berbahagia ialah yang menjadikan taubat sebagai sahabat dekat dalam perjalanannya menuju Allah dan negeri akhirat. Sedangkan orang yang binasa adalah yang menelantarkan dan mencampakkan taubat di belakang punggungnya. Beberapa di antara keutamaan taubat ialah:

Pertama: sebab untuk meraih kecintaan dan ridho Allah ‘azza wa jalla, sebagaimana firman Alloh dalam QS. Al Baqarah: 222 dan At-Tahrim: 4

Kedua: ssebab keberuntungan, sebagaimana firman Alloh dalam QS. An Nuur: 31

Ketiga: sebab diterimanya amal-amal hamba dan turunnya ampunan atas kesalahan-kesalahannya, sebagaimana firman Alloh dalam QS. Asy Syuura: 25 dan QS. Al Furqaan: 71

Keempat: sebab masuk surga dan keselamatan dari siksa neraka, sebagaimana firman Alloh dalam QS. Maryam: 59, 60; At-Tahrim: 8 dan Ghafir: 7

Kelima: sssebab mendapatkan ampunan dan rahmat, sebagaimana firman Alloh dalam QS. Al A’raaf: 153

Keenam: sebab berbagai kejelekan diganti dengan berbagai kebaikan, sebagaimana firman Alloh dalam QS. Al Furqaan: 68-70  dan Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seorang yang bertaubat dari suatu dosa sebagaimana orang yang tidak berdosa.” (HR. Ibnu Majah, dishahihkan oleh Al Albani)

Ketujuh: sebab untuk meraih segala macam kebaikan, sebagaimana firman Alloh dalam QS. At Taubah: 3 dan QS. At Taubah: 74

Kedelapan: sebab untuk menggapai keimanan dan pahala yang besar, sebagaimana firman Alloh dalam QS. An Nisaa’: 146

Kesembilan: sebab turunnya barakah dari atas langit serta bertambahnya kekuatan, sebagaimana firman Alloh dalam QS. Huud: 52

Kesepuluh:  malaikat mendoakan orang-orang yang bertaubat, sebagaimana firman Alloh dalam QS. Ghafir: 7

Kesebelas: termasuk ketaatan kepada kehendak Allah ‘azza wa jalla, sebagaimana firman Alloh dalam QS. An Nisaa’: 27). Maka orang yang bertaubat berarti dia adalah orang yang telah melakukan perkara yang disenangi Allah dan diridhai-Nya.

Kedua belas: Allah bergembira dengan sebab hal itu.

Hal ini sebagaimana disabdakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang artinya, “Sungguh Allah lebih bergembira dengan sebab taubat seorang hamba-Nya ketika ia mau bertaubat kepada-Nya daripada kegembiraan seseorang dari kalian yang menaiki hewan tunggangannya di padang luas lalu hewan itu terlepas dan membawa pergi bekal makanan dan minumannya sehingga ia pun berputus asa lalu mendatangi sebatang pohon dan bersandar di bawah naungannya dalam keadaan berputus asa akibat kehilangan hewan tersebut, dalam keadaan seperti itu tiba-tiba hewan itu sudah kembali berada di sisinya maka diambilnya tali kekangnya kemudian mengucapkan karena saking gembiranya, ‘Ya Allah, Engkaulah hambaku dan akulah tuhanmu’, dia salah berucap karena terlalu gembira.” (HR. Muslim)

Ketiga belas: sebab bersihnya hati dan menjadikannya bersinar dan bercahaya, sebagaimana firman Alloh dalam QS. Tahrim: 4 dan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang artinya:

“Sesungguhnya seorang hamba apabila berbuat dosa maka di dalam hatinya ditorehkan sebuah titik hitam. Apabila dia meninggalkannya dan beristighfar serta bertaubat maka kembali bersih hatinya. Dan jika dia mengulanginya maka titik hitam itu akan ditambahkan padanya sampai menjadi pekat, itulah raan yang disebutkan Allah ta’ala,

كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِم مَّا كَانُوا يَكْسِبُونَ

“Sekali-kali tidak akan tetapi itulah raan yang menyelimuti hati mereka akibat apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al Muthaffifin: 14) (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah dan dihasankan Al Albani)

(http://muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/keutamaan-taubat.html dengan perubahan/tambahan). Selengkapnya, tentang keutamaan taubat poin 1 s.d. 13, bacalah situs tersebut

Keempat belas: Diberikan kenikmatan yang baik (sewaktu di dunia) dan terhindar dari siksa di hari kiamat, sebagaimana firman Alloh dalam QS. Hud: 3

Kelima belasMelapangkan rizki, memberikan keberkahan dari langit dan bumi, sebagaimana firman Alloh dalam QS. Nuh: 10-12

(Dari artikel karya Ust. Kholid Syamhudi di majalah El-Fata Edisi 5 Volume 6 Tahun 2006)

 

Bersambung ke: Bertaubatlah, Meskipun Berkali-kali Terjebak dalam Dosa yang Sama (2)

220 comments on “Bertaubatlah, Meskipun Berkali-kali Terjebak dalam Dosa yang Sama (1)

    • Perbuatan syirik besar akan mengeluarkan dari islam. Jika ini terjadi, maka hal tersebut diakibatkan karena ketidaktahuan pelakunya akan hal ini. Orang yang seperti ini tentu tidak dikafirkan. Jika pelakunya sudah mengetahui akan kekafiran pelaku syirik besar (seperti menyembah kuburan, dll), maka hal ini akan sulit terjadi. Jika dia melakukannya, dia akan berada dalam bahaya yang besar jika tidak bertaubat sebelum ajal menjemput. Wallahu a’lam

  1. bertaubat saat berzinah tapi lalu mengulangi zinah lagi dan bertaubat dengan sangat2 sunguh2 apakah bisa diterima sama Allah swt..
    yaa Allah sedih sekali hati dan jiwa ini sampe begitu takdirnya..

      • Ane juga sama broo, ane terjerumus berulang ulang kali.. Iya betul min, kalo masih di lingkungan itu. Kita tetep akan terjerumus terus menerus..
        Solusinya kalo pnya pcar putusin. Jangan ragu ragu. Bulatkan tekad.
        Pasti dengan niat dan keteguhan hati kita pasti bisa broo. Mulai dari skrang jangan di tunda tunda lagi. Terimaskasih

        • setau ane, penebus dosa zina jika masih bujang di cambuk 100x. kalau dah nikah harus di rajam (dilempari batu ampe mati) baru diampuni, itupun hanya untuk dosa zina nya bukan dosa yg lain, kalau tidak dilakukan penebusan ini maka KEKAL di NERAKA.

          • Keyakinan bahwa pelaku dosa besar yang tidak bertaubat akan kekal di neraka, ini merupakan keyakinan kaum khawarij yang salah. banyak dalil2 yang menyatakan adanya syafaat bagi penduduk neraka yang akhirnya mereka bisa masuk surga. misalnya hadits berikut ini:
            Rosululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya) :.”Jibril datang kepadaku lalu memberi kabar gembira kepadaku, bahwasanya barangsiapa meninggal dunia dari kalangan umatmu dalam keadaan tidak menyekutukan kepada-Ku sedikitpun, ia akan ma­suk surga. Saya bertanya: “Walaupun ia berzina dan mencuri? ” Jibril menjawab: Waluapun ia berzina dan mencuri.” (HR. Muslim)
            Selengkapnya silahkan dibaca artikel ini: https://maktabahabiyahya.wordpress.com/2012/09/10/pelaku-dosa-besar-menurut-itiqod-ahlus-sunnah-wal-jamaah/

            • itu hadits SAHIH tidak? dan bagaimana ngecek suatu hadit sahih apa tidak? karena banyak juga hadis palsu bertebaran di internet

  2. Makasih y pak saya akan terus meminta ampunan kepada allah ,karena Allah adalah zat yang maha pemurah.sekali lagi terima kasih,dan mudah-mudahan blog ini semakin maju,terus berkarya untuk islam ya pak .sekian terima kasih.

  3. bagaimna hukum bagi orang yang sdah brjanji kpada orng tua nya untuk tidak meminum miras sampai dia brkata (Anak) kalau sampek ak minum miras buk maka ak kafir .. lalu ke esokan harinya dia meminum nya .. tetapi dia sdah ingin bertobat krna dia sdah mondok di pesantren . . sampai dia kbingungan .. di trima gk ya tobat ku sama (Anak yang brkata .

    • tidak ada yg menghalangi seseorang dr taubat. tidak ada kata terlambat sebelum ajal menjemput. bertaubatlah. salah satu ciri diterimanya taubat adalah Allah menjauhkan orang tsb melakukan dosa kembali

      • pak ustadz ,, saya sudah melakukan dua dosa besar,,zina dan judi ,,kmudian stelah sy mnikah sy bertaubat dr 2 perbuatan tsb .kmudian sy mngulangi ny lgi,,dan trus mnerus,,hingga sy bangkrut,,dan skr sy ingin bertaubat,,apakah taubat sy ddisebabkan karna bangkrut dan kalo memang iyah,,apakh taubat sy diterima,, jujur saja sy mnyesali perbuatan trsbt ,dan kpd siapa lg aku minta tolong dan minta ampun selain kpd rabb yang maha pengampun .kdang sy suka merasa malu dan hina sungguh sy malu,, apakah pantas manusia sprti sy,,minta ampun kpd allah,, sy hina,, murka,dihadapan allah,, apakah allah mau mnyayangi sy,,yg sudah berbuat murka,, mohon ditangggapi

        • Tidak tertutup pintu taubat sampai ajal menjemput. Jika Saudara serius untuk bertaubat, segera jauhi (putus kontak) dengan teman2 dan tempat2 buruk yang dapat menggiring ke perbuatan zina tersebut. Kita hanya diwajibkan berusaha, soal diterimannya taubat atau tidak, kita serahkan kepada Allah

  4. assalamualaikum.
    apakah dosa yang kita jalankan bisa di ampunin dari allah swt??
    karena banyak yang saya lakukan dosa dunia ini. tpi hati saya ingat taubat.
    karna ada sesuatu yang di halangkan hati saya. dan satu lagi setiap hati saya masuk masjid dan sdah siap sholat berjamah saya keluar dari masjid pikir saya sdah perubah lagi yang saya lakukan dosa.. saya mau minta penjelasan dari bpak??

    • wa’alaikumus salam
      1. “Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh (bermujahadah) di jalan kami, niscaya akan kami tunjukan kepada mereka jalan-jalan kami. : Al-Ankabut,29 : 69”
      2. sibukkan dg perkara yg bermanfaat, niscaya anda akan melupakan perkara yg buruk
      3. jauhi lingkungan yg buruk n bergaullah dg orang2 sholih.
      semoga anda bs bertaubat dg sebenarnya

  5. Dosa sudah menumpuk saat ini hanya butuh bimbingan yang menuntunku pada kebenaran, tapi apakah ada seseorang yang benar2 ikhlas membantu keluar dari perbuatan dosa, karena selama ini tak ada satupun yang dengan ikhlas membantu, ada uang dibantu tak ada uang adalah deritamu. Itulah ungkapan yang pantas bagi mereka yang katanya mengerti agama.

  6. Assalam , bila melakukan dosa apapun kepada allah , bahkan melakukannya bisa sampai 100 kali apakah taubatnya di terima

    • Secara kaidah seperti yang sdh dijelaskan. Tetapi tidak ada jaminan taubat diterima walaupun berbuat dosa hanya 1 kali. Tanda diterimanya taubat adalah tidak mengerjakan dosa lagi

  7. Assalamualaikum,bagaimana hendak ikhlas ketika bertaubat?dan,bagi orang yang suka melihat gambar lucah,apakah akibatnya?

    • Wa’alaikumus salam. Bertaubat akan lebih mudah jika kita mencari lingkungan yang baik dan meninggalkan teman-teman yang buruk. Setiap anggota tubuh akan dimintai pertanggungjawabannya di hari kiamat

  8. Ass.Wr.Wb.

    Saya ingin bertanya,saya melakukan dosa syirik besar kemudian saya ingin bertaubat tetapi syirik besar itu kan mengeluarkan pelakunya dari Islam. Jadi apakah sebelum saya bertaubat saya harus melakukan cara masuk Islam terlebih dahulu baru bertaubat atau langsung bertaubat saja dan melaksanakan sholat taubat.Sekian terima kasih

    • Saudari taubat nasuha dan langsung sholat 5 waktu sj sudah cukup, karena di dalam sholat 5 waktu terdapat bacaan syahadat. Tidak perlu ada prosesi masuk islam seperti halnya seorang mualaf

  9. assalamualaikum.
    bagaimana jika dosa yang seseorang lakukan di malam bulan ramadhan dan dosa itu sering kali dilakukan dulu sebelum dia tobat sekarang dilakukan lagi diterimakah tobatnya?
    bagaimana jika seorang ini sudah putus asa karena selalu mengikuti kata nafsunya?

    • Selama antum tidak menjauhi penyebabnya ya bakal kena terus. Jauhi lingkungan yang buruk, perbaiki pergaulan, sibukkan diri dengan menuntut ilmu, menikah, dll agar bisa terlepas dari zina

  10. Assalamualikum.Bagimana agar kita bisa menahan godaan2 tersebut hingga akhirnya kita dapat meninggalkannya selain dengan cara menyibukkan diri?

  11. Assalamualaikum…
    Saya sulit memahami waktu2 yg dilarang utk mlksnkn solat sunat taubat Tolong dicerahkan dengan bahasa yang lebih muda dong. Plis jawab. Mksh

  12. Tolong kasih tau saya waktu yang dilarang mengerjakan solat dengan bahasa yg lbh mudah. Krn saya tdk paham dgn yg d mksd matahari condong dan sebagainya.. makasih.

  13. Assalammu’alaikum.
    Sebelum nya saya mau tanyak? Saya sering sekali berbuat maksiat, melakukan onani. lalu saya bertobat…. lalu saya mengulangi nya lgi,,,, saya mau tanyak apakah taubat saya di terima allah swt??

    • Pertanyaan seperti ini sdh terlalu sering. Yang harus diperhatikan: sebagai seorang hamba, seharusnya tetap merasa bahwa taubatnya belum diterima, sehingga hal tersebut akan mencegahnya untuk berbuat kemaksiatan lagi, bukan bermudah-mudah terhadap dosa

  14. Saya ingin bertaubat tapi saya rasa hati saya belum mantab. Apakah taubat harus menunggu sampai hati kita benar-benar siap?

  15. Saya slalu trjurumus dlm dosa yng sma dan itu tetap berulang kali bahkan lebih dari 1 kali sering bgt..tpi sya sudh taubat brkali2 tpi sya slalu gagal gagal dan gagal lagi
    Gimna klo dosa itu trhenti dan terkubur slama lmanya??
    Mhon jawabnnyaa..

  16. saya mau tnya pak, saya dulu wktu gadis ada melakukan perbuatan dilarang allah,..dan sekarang sy sudah menikah tp sy tdk jujur sm suami sy kalo sy sudah pernah melakukan hal jahat karena sy takut berkata jujur, setelah sy menikah sy tdk pernah berbuat dilarang allah lagi,..tp di hati berkata lain,..apakah sah sholat dan amal sy lakukan dan diterima sm allah,..mhn pencerahan nya yah mksh wslm

    • Jangan menceritakan perbuatan buruk tersebut kepada siapa pun. yang harus dilakukan hanyalah bertaubat dan membenci perbuatan buruk tersebut. Bersyukurlah kepada Allah yang telah mengkaruniakan suami kepada Ibu. Amalan lain sah selama dipenuhi rukun dan syarat sahnya

    • iringilah dengan istighfar, sibukkan dengan sesuatu yang bermanfaat bagi dunia dan akhirat. Yakinlah bahwa Allah Maha Sempurna, keputusan-Nya mutlak merupakan keadilan dan rahmat bagi hamba-Nya

  17. Assalamualikum, Saya mau bertanya. Waktu itu saya berbuat dosa dan saya ingin bertaubat, tetapi waktu itu saya belum mengerti tata shalat taubat, dan akhirnya saya berdoa meminta ampun dan berjanji kepada allah agar tidak mengulanginya lagi (dengan maksud taubat), itu saya lakukan setelah shalat ashar. Tetapi, saya berbuat dosa yang sama lagi dan ingin bertaubat lagi dengan tata cara yang benar. Pertanyaannya, apakah taubat saya yang pertama sah ? Dan apakah saya harus membayar kafarat karena telah melanggar janji saya ?

    • Sholat Taubat hukumnya sunnah, tidak wajib. hanya Allah yang tahu sah atau tidaknya taubat antum.
      Adapun yamin, ini terbagi empat bagian, dua di antaranya yang ada kafaratnya, dan dua yang lainnya masih diperselisihkan. Kedua yamin yang ada kafaratnya ialah: pertama, seperti ucapan “Demi Allah, aku tidak akan berbuat begini dan begitu”, lalu ia melakukannya. Kedua, seperti ucapan “Demi Allah, aku pasti akan berbuat begini dan begitu”, tapi ia tidak melakukannya, dan masih ada lagi pembagian yamin yang lainnya.

      Maka jika saudara bernadzar dengan nadzar taat dan tidak melakukannya atau bersumpah dengan sumpah yang ada kafaratnya, kemudian melanggarnya, dan ingin membayar kafaratnya, maka kafarat nadzar ialah seperti kafarat yamin / sumpah, berdasarkan sabda Rosulullah, “Kafarat nadzar ialah kafarat yamin.” (HR Muslim no. 1645 dari sahabat Uqbah bin Amir). Sedangkan kafarat yamin telah dijelaskan dalam firman Allah, “Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk bersumpah) tetapi Dia menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpah yang kamu sengaja, maka kafarat sumpah itu ialah memberi makan sepuluh orang miskin, yaitu dari makanan yang biasa kamu berikan kepada keluargamu, atau memberi pakaian kepada mereka, atau memerdekakan seorang budak. Barangsiapa tidak sanggup melakukan yang demikian, maka kafaratnya puasa selama tiga hari. Yang demikian itu adalah kafarat sumpahmu bila kamu bersumpah (dan kamu langgar).” (QS Al Maidah: 89).(http://salafy.or.id/blog/2003/07/21/kafarat-tebusan-bila-melanggar-sumpah/)

  18. Benar sekali apa yg telah di sabdakan nabi muhammad saw.
    Bahwasanya ..
    Jika seorang mukmin melakukan dosa maka tertorehlah noda hitam di hatinya.apa bila ia bertobat dan berhenti dan memohon ampun kepada allah maka hatiny akan bersih dari noda tsb.apabila dosa itu bertambah maka bertambah pula noda tsb sampai menutup hatinya.
    Saya sangat merasakan apa yg di sabdakan nabi tentang efek dari dosa.yg akhirnya menutupi hati menjadi noktah/ flek hitam.
    Sebagai manusia saya banyak khilaf dan terjerumus kedalam hawa nafsu duniawi.hingga akhirnya terkumpullah noda tsb sampai akhirnya menutupi hati.

  19. mohon masukannya..

    ratusan kali saya searching di google agar mendekatkan diri kepada allah.
    tetapi saya masih slalu lalai utk mndekatkan diri.

    saya ingin merubahnya semua, tetapi sulit untuk dilakukannya..
    hari ini saya sholat 5 waktu besok terulang lagi maksiatnya, dn slalu seprti itu terulang, yg saya rasakan saat2 ini seperti menjadi putus asa.

    latar belakang saya ini bulan january 2016 saya br keluar dr LAPAS krna narkoba, sampai saat ini saya masih jd pecandu narkoba, setiap malam saya meminum miras, dan sering kali berzina dengan perempuan malam.

    dan yang saya rasakan dengan diri saya, saya gelisah, pusing, setiap malam ketika saya teler karna mabuk saya ingat dosa dan mati.

    saya ingin benar2 mendekatkan diri kepada allah.

    tapi tidak tahu untuk diawali dr mana, krna tidak ada 1 orang pun yg bisa support saya..

    mohon sekali pencerahannya

    • Jauhi lingkungan dan teman2 yang buruk. Bergaullah dengan teman2 yang rajin sholat berjamaah di masjid. Hadiri majelis taklim yang mengajarkan manhaj yang lurus dan terbebas dari bid’ah. Ini saja dulu

  20. Assalamualaikum
    Saya umur 25 tahun, saya telah bertobat dari perbuatan zina sekitar umur 20 tahun.
    Tpi pada umur 25 thun ini saya mengulanginya lagi. Untuk pertama kalinya lagi, Perasaan saya langsung menyesal hebat, saya langsung putuskan hubungan saya dengan teman zina saya / pcar, saya jelaskan kalo saya takut kalo diteruskan saya akan terus menerus berzina seperti dlu lagi, dan spertinya pasangan saya juga memahaminya dan menyerahkan keputusan pada saya. Jadi mumpung baru sekali, saya langsung sholat taubat dan berjanji tidak mau mengulanginya lagi sebelum menikah.
    Pak ustad apakah perbuatan saya ini benar, apakah tobat saya di terima, karna saya melakukannya dalam keadaan benar benar hilap di kuasai oleh hawa nafsu.

    • Wa’alaikumus salam. Tidak ada yang menghalangimu dari taubat. Adapun apakah taubat antum diterima atau tidak, hanya Allah yang tahu. Segeralah menikah agar tidak terjatuh lagi pada perbuatan keji tersebut

      • Iya pak ustad, Tapi saya belum siap untuk menikah, dikarnakan berbagai alasan..
        Yang saya ingin tau, apakah perbuatan saya benar atau bejat dengan memutuskan hubungan saya dengan pasangan zina saya.. Karna alasan saya takut terulang lagi,.

        • Mungkin ini wilayah fatwa yang sy belum mempunyai kompetensi untuk menjawabnya. tp sekedar gambaran:
          1. Tidak ada kewajiban untuk menikahi wanita tersebut
          2. Keduanya harus bertaubat dan tidak akan mengulangi perbuatan tersebut selamanya. Sebagai cambuk atas hal ini, bayangkan jika wanita yang antum zinahi tersebut hamil. Karena tdk mau menanggung malu, maka dia membunuh/membuang bayinya. Jika tidak dibuang, maka anak tersebut akan disebut anak haram oleh masyarakat. Maka antum juga menanggung dosa atas semua ini. Inilah kejinya perbuatan zina
          3. Jika ingin menikahinya, maka harus beristibra’ (menunggu kosongnya rahim) dengan satu kali haidl bila si wanita tidak hamil. Dan bila hamil, maka sampai melahirkan kandungannya.
          Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
          لاَ تُوْطَأُ حَامِلٌ حَتَّى تَضَعَ وَلاَ غَيْرُ ذَاتِ حَمْلٍ حَتَّى تَسْتَبْرِأَ بِحَيْضَةٍ
          Tidak boleh digauli yang sedang hamil sampai ia melahirkan, dan (tidak boleh digauli) yang tidak hamil sampai dia beristibra’ dengan satu kali haidh.
          (https://almanhaj.or.id/1946-menikahi-wanita-yang-sedang-hamil.html)
          Wallahu a’lam

  21. seseorang yang melakukan dosa dan bertaubat dan memegang taubatnya bertahun-tahun tetapi pada akhirnya melakukan dosa juga .dan bagaimna cara menyikapinya dan apakah diterima??

    tlong berikan jwbannya

    • Soal diterima atau tidaknya, hanya Allah yang tahu. Akan tetapi tidak ada jaminan bahwa ketika seseorang yang sdh bertaubat, maka dia tidak akan terjatuh dosa lagi. Manusia tidak ada yang maksum kecuali Nabi Muhammad sholallahu ‘alaihi wa sallam. Kewajiban kita hanyalah bertaubat jika terjatuh ke dalam dosa lagi

  22. Assalamualaikum wr wb

    saya mau bertanya pak…
    bagaimana jika seorang pernah melakukan sholat taubat…dan tak mengulangi perbuatan nya lagi…
    tapi lama kelamaan. dia mengulanginya kembali. dan menyesali nya…
    dan dia ingin sholat taubat lagi…
    dengan bersungguh2…apakah taubat nya bisah diterimah

    • Wa’alaikumus salam
      1. Yang tahu apakah taubat kita diterima atau tidak, hanya Allah ‘azza wa jalla
      2. Tidak ada jaminan, setelah bertaubat kemudian dia tidak mengerjakan dosa lg. Setiap orang mempunyai peluang untuk melakukan dosa lagi, karena tidak maksum
      3. Solusinya hanya bertaubat lagi dg sungguh2 sebagaimana sudah dijelaskan di artikel. Jika taubatnya sungguh2 sebagaimana sesuai dg syarat taubat, insyaAllah diterima

  23. saya mau tanya. saya sudah berbuat dosa, saya selalu menyesali, saya merasa menjadi hamba paling buruk, saya pun bertaubat dan meyakinkan diri saya tidak akan melakukannya lagi. namun saya seringkali tergoda jika dihadapkan dgn dosa tsb, saya selalu jatuh ke lubang yang sama.dan saya pun sudah melakukan taubat berkali2, namun saya tidak mungkin menghindari lingkungan tersebut. bagaimana caranya agar saya benar2 bisa menahan diri untuk tidak melakukan dosa itu lagi selain dgn meninggalkan lingkungan tsb?

  24. Bgaimana jika ada tetangga yg berbuat dosa lalu mau tdk mau kita terkena imbasnya. Di rmh tetangga ada yg putas musik kenceng2 samoe terdengar di rmh saya. Padahal saya sedang menjalani proses hijrah dgn meninggalkan musik. Jika keadaan begini apakah saya ikut menanggung dosa akibat dosa yg dilakukan orang lain yg mau tdk mau saya ikut melakukan dosa tsb. Mohon jawabannya. Disini saya sudah ingkar mungkar dengan hati dgn cara mendoakan agar diberikan hidayah. Apakah kewajiban ingkar mungkar saya sudah gugur dgn ingkar mungkar dgn hati? Mhon jawabannya.

    • 1. Batas minimal mengingkari kemungkaran adalah dengan hati, inilah tanda iman
      2. Cobalah untuk menasihati dengan lisan, akrabilah terlebih dahulu. sampaikan alasan bahwa musik keras itu mengganggu. insyaAllah dia sadar. Biasanya orang yang menyetel musik keras tsb tidak sadar jika itu mengganggu, apalagi membuat orang lain berdosa
      3. Jika nasihat Saudari tidak berhasil, cobalah meminta bantuan orang lain yang sekiranya mampu untuk menyadarkannya
      4. Jika saudari sudah mencoba mencari segala jalan untuk menasihati dan dia tetap tidak sadar, maka saudari tidak berdosa. Allah tidak membebano di luar kesanggupan.
      wallahu a’lam

  25. diterimanya taubat ditandai dgn tidak melakukan lg keingkaran tsb. Lalu bgm jika sudah taubat lalu nyawanya diambil? Sudah tentu ia tdk melakukan perbuatan dosa lagi. Apakah taubatnya itu sudah diterima?

  26. Saya sering mengalamin yg namanya nafsu , orang melihat saya seperti orang yang alim pak tapi kalau di rumah nafsu saya datang menghapirin sampai sampai saya mengeluarkan air mani dengan sengaja . Dan saya bertaubat setelah bertaubat nafsu saya kembali lagi dan saya melakukan hal itu lagi. Saya hanya takut taubat saya ga di terima dosa saya semakin banyak . Saya hanya berharap suatu saat saya bisa merubah kehidupan saya menjadi muslim sejati. Tapi dengan nafsu ini ada sering kali saya berpikir “apa guna hidup apa guna sholat tepat waktu mengaji saat selesai sholat kalau masih melakukan hal yg tidak di contohkan rasulullah. Mohon pak ustadz pendapatnya agar saya bisa merubah kehidupan saya menjadi lebih baik lagi kedepannya

    • 1. Pertama tentu sebaiknya Saudara secepatnya menikah. Jika blm mampu, perbanyaklah puasa sunnah
      2. Biasanya sesuatu yang tidak berguna / berdosa seperti ini karena Saudara kurang menyibukkan diri dengan sesuatu yang bermanfaat. Karena itu, tuntutlah ilmu agama sebanyak2nya (ikuti kajian2 sunnah yang mengajarkan manhaj yang lurus yang bebas dari kebid’ahan). Intinya, jangan biarkan ada waktu luang yang dapat dimanfaatkan oleh setan. Jika pikiran sdh sibuk hal2 yg berguna, insyaAllah pikiran ke arah nafsu tersebut akan hilang dengan sendirinya

  27. Assalamu’alaikum, pak….
    Saya selalu berbuat maksiat, dan saya juga selalu bertobat atas setiap kemaksiatan itu. Dan dalam setiap tobat saya selalu meminta kepada allah untuk bisa menghentikan perbutan kemaksiatan saya ini pak……
    Tapi, saya selalu gagal….. Kalau dihitung-hitung saya begini sudah sejak 10 tahun yang lalu dan sampai saat ini…. Tapi belum ada hasilnya pak…..
    Maaf pak…. Apakah pak ustad bisa memberikan solusi yang benar2 jitu untuk penyakit kemaksiatan saya ini?

    • Wa’alaikumus saalam. Selama Saudara tidak menjauhi teman2 dan tempat2 buruk yang dapat menggiring ke perbuatan maksiat tersebut, maka Saudara akan terus mengulangi perbuatan maksiat lagi. Selain itu, carilah teman2 yang sholih yang dapat selalu mengingatkan kepada Allah. sibukkan dengan perkara agama yang kita dapat fokus kepadanya

  28. Maaf sedikit lain dari tema. Tapi berhubungan dgn dosa, saya sudah mengetahui bahwa musik haram. Yang masih ada syubhat di pikiran saya, saya bingung apakah mendengar musik yang menjadi latar belakang dalam film juga termasuk mendengarkan musik dan itu haram? Sepert musik yg ada dalam film batman superman, kartun, dan musik yang menjadi latar belakang vidio tutorial2 di youtube atau vidio2 hiburan lainnya. Saya tdk bisa mematikan musiknya. Kalau musiknya mati suara orang yg menyampaikan juga semua suara nya mati. Lalu apa yg harus saya lakukan? Mohon jawabannya

  29. Assalamualaikum,jika ada orang yg melakukan dosa dengan melihat gambar porno lalu dia bertaubat, lalu dia melihat lagi lalu bertaubat lagi hingga serusnya, apakah akan dimaafkan oleh Allah SWT?…mohon penjelasannya… Terimakasih…

  30. assalamualaikum, sya ingin bertanya:
    jika seseorang melakukan maksiat kemudian dia telah bertaubat dan menyesali perbuatannya dan dia tidak ingin ada orang yg mengetahui tentang perbuatan.a dlu, dia berdoa kpd Allah agar aibnya itu tdk diketahui oleh prg lain, maka apakah aib atau kelakuan jelek dari org tsb akan terbongkar dg sendirinya ataukah Allah akan menyembunyikan aibnya?
    mohon penjelasannya!!

    • Selain berdoa dan beristighfar (salah satu makna istighfar adalah meminta Allah agar menutupi dosa kita), agar aib kita harus menutupi aib Saudara kita:
      Rasulullah shallallahu alaihi was sallam:
      مَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللهُ.
      “Barangsiapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya.”
      (HR. Al-Bukhary no. 2442 dan Muslim no. 2580 dari hadits Ibnu Umar radhiyallahu anhuma, serta Muslim no. 2699)
      Jangan ikut nimbrung di majelis ghibah, bahkan bela Saudara kita di majelis tersebut jika mampu. wallahu a’lam

        • Assalamualaikum wr.wb Saya mau bertanya ustadz, mohon jawabannya. Saya pernah dengar tentang kalau wanita ingin berwudhu di tempat umum yg tmpt wudhu nya bercampur dengan laki2 lantas dia tdk mau melepas jilbabnya krn auratnya akan terlihat oleh yg bkn mahram. Nah saya pernah dengar solusinya adalah tdk perlu melepas jilbab dan boleh diusap jilbabnya saja dan usap rambut bagian depan. Nah bagaimana kalau ingin membasuh tangan sampai siku? Apakah harus membuka lengan baju? Bukankah itu sama saja terlihat auratnya juga? Lalu kalau tdk melepas lengan baju apakah boleh membasuh dari luar? Membasuh lengan bajunya saja? Atau bagaimana ustadz? Lalu juga dengan membasuh kaki sampai kena mata kaki? Kalau dibuka kaos kakinya juga akan terlihat auratnya? Saya pernah mendengar boleh diusap sepatu nya saja tanpa melepas sepatu. Apakah itu benar ustadz? Dan yg di basuh sepatu atau kaos kaki? Bagaimana solusinya ustadz? Mohon penjelasannya. Trimakasih Assalamualaikum wr.wb

          Dikirim dari Yahoo Mail di Android

  31. Mohon pencerahan ustad, saya pernah bertaubat dan sungguh2,dan saya merasakan betul efeknya hati jd tenang walaupun waktu itu saya sedang di tmpa masalah, saya di pecat anak istri saya terbengkalai, tapi hati saya waktu itu sangat tenang dan merasa damai,,saat saya bertaubat, dan sudah lama saya terjerumus lagi dgn dosa, semua aq tinggalkan, tp di saat saya ingin bertaubat hal seperti itu TDK sy dapatkan lagi?! Apa hati saya udah penuh tertutup dosa yg sehat berat,,

    • Wallahu a’lam, yg jelas yang mengerti keadaan hati seseorang, hanya Allah ‘azza wa jalla. Akan tetapi, tetap perlu diwaspadai bahwa kesempitan hati tersebut termasuk apa yang Allah firmankan dalam QS. Thoha : 124-126
      فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا
      “maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit“,
      Berkata Imam ibnu Katsir, yakni sempit di dunia, sehingga tidak ada ketenangan dan kelapangan di dadanya. Dadanya terasa sempit dan menyesakkan karena kesesatannya. Walupun meski secara lahiriyah ia merasa senang, dapat berpakaian sekehendaknya hatinya, makan dan bertempat sesukanya, tetapi selama hatinya tidak tulus menerima keyakinan dan petunjuk, niscaya ia berada dalam kegoncangan, kebimbangan, dan keraguan, dan ia akan terus berada dalam keraguan. yang demikian itu merupakan bagian dari sempitnya kehidupan. (https://sunniy.wordpress.com/2008/03/12/baginya-penghidupan-yang-sempit-akibat-berpaling/)
      Solusinya, kita harus berjihad jangan sampai kita terjatuh dalam perbuatan dosa secara terus menerus karena kecanduan maksiat adalah penyebab su’ul khatimah. (http://dakwahsunnah.com/artikel/tafsir/410-inilah-siksa-yang-disegerakan-di-dunia) wallahu a’lam

  32. Sangat menyentuh,,pak ustad,,terimakasih mungkin stelah ini sy akan berusaha keras meraih, kesejukan hati yg dulu sy rasakan,, sekali LG terima kasih,,assalamualaikum,_

    • asalam’mulaikum pak ustad semanjak saya buka blog ini saya bener bener sedih pengen banget saya tobat ke jalan allah. dulu saya pernah bertobat ke pada allah. hati saya tenang. setelah lama saya melakukan dosa yang berat. dosa saya yang saya lakukan berhutang . main judi berjinah . merampok. . lalu saya masuk penjara. saya bertobat di dalam bui. setalah saya keluar dari penjara. saya melakukan hal yang sama .. berjinah main judi. lalu berhutang. lagi. ya allah dosa saya banyak banget pak ustad. dan saya sekarang sudah bekerja lalu saya ingin bener benar ingin bertobat ke jalan allah.

  33. Asalamunglaikum.maaf sy mau tanya apakah org allah mau menrima taubat seorang hamba yg sdh berusaha semaksimal mungkin untuk bertaubat tp ada aja hal yg slalu menghalangi dan kmbl terjebak pd dosa yg sm,lalu berusha kmbl ke jln yg bnr.jd apakah allah mau menerima taubat nya.mhn siapa saja yg bs manjawab tlg berilah sy jwbn.wasalamungaikum

    • Soal apakah Allah akan menerima taubat atau tidak, hanya Allah yang tahu. Yang saya ingat dari ceramah Ust Ahmad Zainudin, tanda diterimanya taubat adalah, Allah menghindarkan dari dosa yang sama. wallahu a’lam

  34. assalam ustad saya mau tnya apa perbedaan hati yg tenang karna Allah menerima taubatnya dg hari tenang namun krna murkaNya??(na’uzubillah) krna ada firman Allah yg intinya bersenang2lah sdikt sblm mreka mrasakan azab yg kekal

    • Allah berfirman:
      “Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta. Berkatalah ia: “Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?” Allah berfirman: Demikian-lah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamupun dilupakan.”(Thaha: 124-126)
      Kehidupan yang sempit di dunia dan di alam barzah (kubur), karena siapa saja yang berpaling dari Al-Qur’an yang telah Dia turunkan, maka ia akan merasakan kesempitan hati, kesulitan penghidupan, diliputi rasa cemas, rakus terhadap harta benda dan merasa resah karena kehilangan harta benda – baik sebelum ataupun sesudah ia peroleh, dan rasa sakit yang ia rasakan selama itu- yang tidak disadari oleh hati karena ia mabuk dan tenggelam di dalam kema-bukan. Maka setiap kali sadar sesaat ia pun langsung merasakan rasa sempit tersebut, lalu ia segera berupaya menanggulanginya dengan kemabukan yang lain, dan demikianlah keadaan dia sepanjang hidupnya. (https://www.alsofwah.or.id/cetakkajian.php?id=608&idjudul=1)
      Adapun jika merasa senang dan terkesan dibiarkan oleh Allah, maka hakikatnya hal tersebut adalah istidraj.
      Dan barang siapa menentang Rasul (Muhammad) setelah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan dia dalam kesesatan yang telah dilakukannya itu dan akan Kami masukkan dia ke dalam neraka Jahanam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali (An-Nisa:115)

  35. Salam Ustaz. Saya ada 2 soalan. Pertama sekiranya kita buat dosa dan bertaubat tetapi setiap kali bertaubat payah sungguh air mata mau keluar tapi saya telah meninggalkan semua dosa yang telah dilakukan dan tidak mengulangi lagi. Adakah taubat kita diterima? Kedua, sekiranya taubat diterima adakah segala dosa lama terhapus atau masih tercatat didalam buku amalan kita?

    Wassalam

    • 1. Kami berharap taubat Antum diterima Allah ‘azzza wa jalla
      2. Jika memang Allah menerima taubat nasuha seorang hamba (hamba tersebut taubat dari seluruh dosa), maka semua dosanya akan terhapus dan tertutupi, inilah makna istighfar. wallahu a’lam

  36. Asalam wrwb ust maaf sy selalu saja ingin menonton film porno misal sy sudah 5 bln tak menonton namun bln ke 6 sy tonton dan sy sangat menyesali perbuatan itu ,namun kembali lg melihat nya bagaimana cara agar sy di istiqomah kan tak tergiur lg

  37. Assalamualaikum wr.wb
    Saya mau bertanya ustadz, mohon jawabannya. Saya pernah dengar tentang kalau wanita ingin berwudhu di tempat umum yg tmpt wudhu nya bercampur dengan laki2 lantas dia tdk mau melepas jilbabnya krn auratnya akan terlihat oleh yg bkn mahram. Nah saya pernah dengar solusinya adalah tdk perlu melepas jilbab dan boleh diusap jilbabnya saja dan usap rambut bagian depan. Nah bagaimana kalau ingin membasuh tangan sampai siku? Apakah harus membuka lengan baju? Bukankah itu sama saja terlihat auratnya juga? Lalu kalau tdk melepas lengan baju apakah boleh membasuh dari luar? Membasuh lengan bajunya saja? Atau bagaimana ustadz?
    Lalu juga dengan membasuh kaki sampai kena mata kaki? Kalau dibuka kaos kakinya juga akan terlihat auratnya? Saya pernah mendengar boleh diusap sepatu nya saja tanpa melepas sepatu. Apakah itu benar ustadz? Dan yg di basuh sepatu atau kaos kaki? Bagaimana solusinya ustadz?
    Mohon penjelasannya. Trimakasih
    Assalamualaikum wr.wb

  38. Assalamualaikum wr. wb.
    Saya mau bertanya, saya dulu pernah melakukan kesalahan (dosa maksiat) besar selagi SMA bersama pacar saya. Tapi alhamdulillah sekarang saya sudah meninggalkannya. Alasan saya bisa meninggalkan dosa besar yg dulu adalah sekarang saya adalah seorang pecinta artis luar negeri (korea) , jadi bisa dibilang saya sudah bertaubat dan tak mau terjerumus ke dosa yg dulu karena sekarang saya sedang menyibukkan diri dengan menjadi fans idol korea tersebut, semenjak menyukai artis tersebut saya tidak pernah bahkan tidak pernah lagi dekay atau bahkan bersentuhan dengan pria yg bukan muhrim. Yang mau saya tanyakan adalah apakah tindakan saya benar? Apakah pelampiasan saya dengan menyukai artis luar negeri merupakan dosa juga? Karena menurut informasi yg saya dengar juga, kita tidak boleh menyukai/mencintai/mengagumi orng2 yang non muslim. Tapi disini saya hanya sekedar penggemar, saya penikmat lagu lagunya dan pengagum semua sifat baik dari sang artis seperti disiplin, sopan & rajin. Mohon jawabannya terimakasih banyak^^

    • 1. Tidak boleh kagum, mencintai, loyal dst kepada orang kafir. Satu dalil ini sj sdh cukup untuk tidak terlalu mengagumi org kafir:
      فَقُلْتُ هَلْ سَمِعْتَهُ يَذْكُرُ فِى الْهَوَى شَيْئًا قَالَ نَعَمْ كُنَّا مَعَ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- فِى سَفَرٍ فَبَيْنَا نَحْنُ عِنْدَهُ إِذْ نَادَاهُ أَعْرَابِىٌّ بِصَوْتٍ لَهُ جَهْوَرِىٍّ يَا مُحَمَّدُ. فَأَجَابَهُ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَلَى نَحْوٍ مِنْ صَوْتِهِ هَاؤُمُ وَقُلْنَا لَهُ وَيْحَكَ اغْضُضْ مِنْ صَوْتِكَ فَإِنَّكَ عِنْدَ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- وَقَدْ نُهِيتَ عَنْ هَذَا. فَقَالَ وَاللَّهِ لاَ أَغْضُضُ. قَالَ الأَعْرَابِىُّ الْمَرْءُ يُحِبُّ الْقَوْمَ وَلَمَّا يَلْحَقْ بِهِمْ. قَالَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- « الْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ».
      Saya berkata lagi, “Apakah engkau pernah mendengar beliau menyebutkan tentang masalah hawa nafsu (cinta)?” Dia menjawab, “Iya pernah. Suatu ketika kami bersama dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam perjalanan. Di kala kami berada di sisi beliau, tiba-tiba ada seorang Arab Badui (pegunungan) memanggil beliau dengan suara keras sekali. Ia berkata, “Hai Muhammad!” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menjawab dengan suara yang sama kerasnya, “Mari ke mari.” Saya pun berkata kepada Arab Badui tersebut, “Celaka engkau ini, perlahankanlah suaramu. Sebab engkau ini benar-benar berada di sisi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sedangkan aku dilarang seperti itu.” Namun Arab Badui itu berkata, “Demi Allah, aku tidak akan memelankan suaraku.” Kemudian ia berkata kepada beliau, “Ada seseorang mencintai suatu golongan, tetapi ia tidak dapat bertemu (menyamai) mereka.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menjawab, “Seseorang itu bersama orang yang dicintainya pada hari kiamat.” (https://rumaysho.com/3397-bersama-orang-yang-dicintai-pada-hari-kiamat.html)

      2. Musik diharamkan berdasarkan dalil Al-Qur’an dan As-Sunnah yang Shahih, bisa dibaca: https://muslim.or.id/20706-benarkah-musik-islami-itu-haram.html

      3. Untuk mmenjadi pelecut agar kita dapat menjauhi zina, simaklah kisah berikut:
      WAJIB BACA JIKA ENGKAU SAYANG KELUARGAMU!!!

      Zina adalah HUTANG.

      Kisah ini menegaskan satu hal, al-jaza’ min jinsil ‘amal, balasan itu sesuai dengan perbuatan.

      Mari kita sedikit merenungi kisah yang memiliki banyak pelajaran ini:

      Sebuah kisah nyata, dan ini dipublikasikan dalam koran-koran Arab. Aku tidak akan menyebutkan namanya. Yang menceritakan kisah ini adalah orang yang melakukannya sendiri. Dan dia meminta agar pihak koran tidak menyebutkan namanya. Dia hanya ingin agar orang-orang mengetahui kisahnya.

      Dia mengisahkan, “Ketika sedang di kampus dengan teman-teman, dan punya banyak hubungan dengan gadis-gadis. Pada suatu waktu, aku bertemu seorang gadis dan melakukan hubungan terlarang dengannya. Dan aku tetap melakukannya hingga dia hamil karena berhubungan denganku. Ketika pihak keluarganya mengetahui hal ini, dan gadis tersebut menceritakan kepada kakaknya, dia menghajarku.

      Setelah itu, aku berkata kepadanya, “Aku tidak mengenal adikmu. Carilah orang lain yang menghamilinya!”

      Aku kemudian meninggalkannya, dan pergi.

      Karena memang tidak memiliki bukti untuk membuktikan kesalahanku, mereka meninggalkanku.

      Aku melupakan kejadian ini.

      Tahun-tahun berlalu.

      Pada suatu hari, aku pulang ke rumah dan menemukan ibuku pingsan di lantai. Aku mencoba untuk menyadarkannya. Setiap kali tersadar, ibu berteriak dan pingsan lagi. Aku menyadarkannya untuk kedua kalinya, tapi lagi-lagi ia berteriak dan pingsan. Aku mencoba untuk menyadarkannya tiga kali sampai aku berkata, “Wahai ibu, apa yang terjadi?”

      Ibu berteriak dan berkata, “Saudarimu!”

      “Apa yang terjadi dengan saudariku?” tanyaku.

      “Saudarimu dihamili tetangga.” Jawab ibu.

      Aku pung langsung menemui tetanggaku, dan mulai menyerangnya sampai dia berkata kepadaku dengan kata-kata yang seolah seperti anak panah yang menghunjam hatiku.

      Tahukah kalian apa yang ia katakan kepadaku?

      Dia mengatakan, “Aku tidak mengenal adikmu. Coba tanyakan orang lain yang menghamilinya!”

      Subhanallah!

      Hal yang sama seperti yang kuucapkan kepada keluarga gadis di kampus bertahun-tahun yang lalu.

      Balasan tergantung pada amal perbuatannya.

      Demikianlah.

      Apakah kisah ini selesai? Belum.

      Aku mengalami depresi yang berat setelahnya. Kemudian setelah berlalu beberapa tahun, aku memutuskan untuk menikah. Setelah bertunangan dan akad nikah, kami siap untuk pesta pernikahan.

      Pada pesta pernikahan, aku mendapatkan kejutan. Calon istriku mengatakan bahwa ia pernah melakukan perbuatan zina sebelumnya. Dia berkata kepadaku, “Tolong tutupi keburukanku, semoga Allah juga menutupi keburukanmu.”

      Lalu aku berkata kepada diriku sendiri, “Sudah cukup ya Allah! Cukup! Cukup! Aku sudah menjalani cukup hukuman!”

      Aku menghela nafas –mencoba menelan cobaan ini. Dan aku menghabiskan banyak waktu dengan istriku hingga dia melahirkan seorang bayi perempuan yang bagaikan rembulan. Kemudian ketika dia berusia 6 tahun, anakku datang dari luar dengan menangis.

      Apa yang telah terjadi?

      Penjaga rumah telah memperkosanya.

      Tidak ada perubahan, atau kekuatan kecuali atas kehendak Allah, Yang Maha Tinggi lagi Maha Kuasa.

      Allah berfirman, “Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu, dan Alalh sebaik-baik pembalas tipu daya.” (Al-Anfal: 30).

      Saudara-saudariku tercinta…,
      Jangan katakan bahwa ini sering terjadi pada orang yang tidak taat. Jangan!

      Gadis dari kampus yang berzina dengannya di awal cerita memiliki seorang saudara yang sedih ketika tahu saudarinya diziniai. Lalu Allah memberikannya hukuman kepada saudari si pemuda, ya! Dan dia akan mempunyai seorang suami, yang akan Allah ujia melalui istrinya.

      Gadis itu juga mempunyai seorang ayah yang hatinya hancur karenanya, sehingga Allah mengujinya melalui putrinya!

      Balasan tergantung dari amal perbuatannya. Jadi dia harus membawa hukuman atas perbuatannya.

      Dan untuk orang-orang yang tidak bersalah dalam kisah ini, maka ini menjadi cobaan bagi mereka. Allah ingin mengangkat derajat mereka, dan menghapus dosa-dosa mereka karenanya.

      Saudara-saudariku, Allah cemburu untuk para wanita –yang dinodai kehormatannya. Mahasuci Dia! Dan Dia akan membalaskan dendam untuk mereka.

      Maka, berhati-hatilah! –Kisah ini selesai sampai di sini.

      Ya Allah, alangkah beratnya balasan bagi pelaku zina.

      Membaca kisah di atas, sungguh kita teringat dengan tangisan Imam Asy-Syafi’i tentang dosa zina sebagaimana yang diceritakan oleh Salim A. Fillah, penulis buku-buku best-seller.

      Satu saat Asy Syafi’i ditanya mengapa hukum bagi pezina sedemikian beratnya?

      Wajah Asy Syafi’i memerah, pipinya rona delima.

      “Karena,” jawabnya dengan mata menyala, “Zina adalah dosa yang bala’ akibatnya mengenai semesta keluarganya, tetangganya, keturunannya hingga tikus di rumahnya dan semut di liangnya.”

      Ia ditanya lagi: Dan mengapa tentang pelaksanaan hukuman itu? Allah berfirman, “Dan janganlah rasa ibamu pada mereka menghalangimu untuk menegakkan agama!”

      Asy Syafi’i terdiam… Ia menunduk, Ia menangis.

      Setelah sesak sesaat, ia berkata…, “Karena zina seringkali datang dari cinta dan cinta selalu membuat kita iba .. Dan syaitan datang untuk membuat kita lebih mengasihi manusia daripada mencintai-Nya.”

      Ia ditanya lagi, “Dan mengapa, Allah berfirman pula, “Dan hendaklah pelaksanaan hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman.” Bukankah untuk pembunuh, si murtad, pencuri Allah tak pernah mensyaratkan menjadikannya tontonan?

      Janggut Asy-Syafi’i telah basah, bahunya terguncang-guncang.

      “Agar menjadi pelajaran…”
      Ia terisak…

      “Agar menjadi pelajaran…”
      Ia tersedu…

      “Agar menjadi pelajaran…”
      Ia terisak…

      Lalu ia bangkit dari duduknya, matanya kembali menyala, “Karena ketahuilah oleh kalian.. sesungguhnya zina adalah hutang. Hutang, sungguh hutang… dan.. salah seorang dalam nasab pelakunya pasti harus membayarnya!”

      Ya, hindarilah segala yang tidak pantas untuk dilakukan oleh seorang muslim. Zina adalah hutang, hutang, hutang. Jika engkau berhutang, maka ketahuilah bahwa tebusannya adalah anggota keluargamu. Barangsiapa berzina, maka akan ada yang dizinai, meskipun di dalam rumahnya. Camkanlah hal ini jika engkau termasuk orang yang berakal.
      Semoga bermanfaat.

      IKHWATI….
      SADARILAH…
      ZINA BERMULA dari hal-hal sepele…awalnya hanya karena kekagumaan,saling sms, tanya kabar, telpon2an…ketemuan ….itulah awal mula syaitan mengiring kita pada perzinaan, na’udzubillahi min dzalik…

      Semoga Allah melindungi kita dari zina..

      **

Leave a comment