Gallery

Apakah Jika Seseorang Ingin Mengkhatamkan Satu Al Qur’an 30 Juz, Cukup Membaca Surat Al-Ikhlas 3 Kali?

ahlul-atsar.blogspot.com

ahlul-atsar.blogspot.com

 

Surat ini dinamakan Al Ikhlas karena di dalamnya berisi pengajaran tentang tauhid. Oleh karena itu, surat ini dinamakan juga Surat Al Asas, Qul Huwallahu Ahad, At Tauhid, Al Iman, dan masih banyak nama lainnya.
Surat ini merupakan surat Makiyyah dan termasuk surat Mufashol. Surat Al Ikhlas ini terdiri dari 4 ayat, surat ke 112, diturunkan setelah surat An Naas. (At Ta’rif bi Suratil Qur’anil Karim)

Ada dua sebab kenapa surat ini dinamakan Al Ikhlash.Yang pertama, dinamakan Al Ikhlash karena surat ini berbicara tentang ikhlash. Yang kedua, dinamakan Al Ikhlash karena surat ini murni membicarakan tentang Allah. Perhatikan penjelasan berikut ini.

Syaikh Muhammad bin Sholeh Al Utsaimin mengatakan bahwa Surat Al Ikhlas ini berasal dari ’mengikhlaskan sesuatu’ yaitu membersihkannya/memurnikannya. Dinamakan demikian karena di dalam surat ini berisi pembahasan mengenai ikhlas kepada Allah ’Azza wa Jalla. Oleh karena itu, barangsiapa mengimaninya, dia termasuk orang yang ikhlas kepada Allah.
Ada pula yang mengatakan bahwa surat ini dinamakan Al Ikhlash (di mana ikhlash berarti murni) karena surat ini murni membicarakan tentang Allah. Allah hanya mengkhususkan membicarakan diri-Nya, tidak membicarakan tentang hukum ataupun yang lainnya. Dua tafsiran ini sama-sama benar, tidak bertolak belakang satu dan lainnya. (Lihat Syarh Al Aqidah Al Wasithiyyah, 97) [http://rumaysho.com/belajar-islam/tafsir-al-quran/2954-memahami-surat-al-ikhlas-sepertiga-al-quran.html]

Bacalah situs tersebut; http://ahlul-atsar.blogspot.com/2012/01/tafsir-al-ikhlas.html; dan download ebooknya di http://ibnumajjah.wordpress.com/2010/01/05/tafsir-surat-al-ikhlas/ terkait tafsir surat ini yang lebih lengkap.

 

Membaca Surat Al-Ikhlas akan Mendapatkan Pahala yang Sebanding dengan 1/3  Al-Qur’an

Hal ini berdasarkan hadits,

عَنْ أَبِى سَعِيدٍ أَنَّ رَجُلاً سَمِعَ رَجُلاً يَقْرَأُ ( قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ) يُرَدِّدُهَا ، فَلَمَّا أَصْبَحَ جَاءَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – فَذَكَرَ ذَلِكَ لَهُ ، وَكَأَنَّ الرَّجُلَ يَتَقَالُّهَا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – « وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ إِنَّهَا لَتَعْدِلُ ثُلُثَ الْقُرْآنِ »

Dari Abu Sa’id (Al Khudri) bahwa seorang laki-laki mendengar seseorang membaca dengan berulang-ulang ’Qul huwallahu ahad’. Tatkala pagi hari, orang yang mendengar tadi mendatangi Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dan menceritakan kejadian tersebut dengan nada seakan-akan merendahkan surat al Ikhlas. Kemudian Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, ”Demi yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya surat ini sebanding dengan sepertiga Al Qur’an”. (HR. Bukhari no. 6643) [Ada yang mengatakan bahwa yang mendengar tadi adalah Abu Sa’id Al Khudri, sedangkan membaca surat tersebut adalah saudaranya Qotadah bin Nu’man.]

Begitu juga dalam hadits:

عَنْ أَبِى الدَّرْدَاءِ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « أَيَعْجِزُ أَحَدُكُمْ أَنْ يَقْرَأَ فِى لَيْلَةٍ ثُلُثَ الْقُرْآنِ ». قَالُوا وَكَيْفَ يَقْرَأُ ثُلُثَ الْقُرْآنِ قَالَ « (قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ) يَعْدِلُ ثُلُثَ الْقُرْآنِ ».

Dari Abu Darda’ dari Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam, beliau shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, ”Apakah seorang di antara kalian tidak mampu untuk membaca sepertiga Al Qur’an dalam semalam?” Mereka mengatakan, ”Bagaimana kami bisa membaca seperti Al Qur’an?” Lalu Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, ”Qul huwallahu ahad itu sebanding dengan sepertiga Al Qur’an.” (HR. Muslim no. 1922)

An Nawawi mengatakan, dalam riwayat yang lainnya dikatakan, ”Sesungguhnya Allah membagi Al Qur’an menjadi tiga bagian. Lalu Allah menjadikan surat Qul huwallahu ahad (surat Al Ikhlash) menjadi satu bagian dari 3 bagian tadi.” Lalu Al Qodhi mengatakan bahwa Al Maziri berkata, ”Dikatakan bahwa maknanya adalah Al Qur’an itu ada tiga bagian yaitu membicarakan (1) kisah-kisah, (2) hukum, dan (3) sifat-sifat Allah. Sedangkan surat Qul huwallahu ahad (surat Al Ikhlash) ini berisi pembahasan mengenai sifat-sifat Allah. Oleh karena itu, surat ini disebut sepertiga Al Qur’an dari bagian yang ada. (Syarh Shohih Muslim, 6/94) [http://rumaysho.com/belajar-islam/tafsir-al-quran/3011-fadhilah-surat-al-ikhlas.html]

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, “Maksudnya, ialah, bahwa al-Qur’an di turunkan menjadi tiga bagian. Sepertiga bagian adalah hukum-hukum, sepertiga berisi janji dan ancaman, dan sepertiga bagiannya terdiri nama dan Sifat Allah; dan surat ini mengumpulkan antara nama dan sifat-sifat (Allah)”. (Jawab ‘alil-Ilmi wal-Iman, hal. 113). [http://jadwalkajiansunnah.blogspot.com/2013/02/surat-al-ikhlas-sebanding-dengan-sepertiga-al-quran.html]

Surah al-Ikhlas sebanding (dengan) sepertiga al-Qur’an  karena pembahasan/kandungan al-Qur’an terbagi menjadi tiga bagian, yaitu: tauhid, hukum-hukum syariat Islam dan berita tentang makhluk, sedangkan surah al-Ikhlas berisi pembahasan tauhid [“Fathul Baari” (9/61) dan ” Syarhul aqiidatil waasithiyyah” (1/158)]. {http://manisnyaiman.com/keutamaan-membaca-surat-al-ikhlas/}

Syaikhul Islam juga berkata: “apabila (Qulhuwallahu Ahad) sebanding dengan sepertiga al-Qur’an, bukan berarti ia lebih utama dari al-Fatihah; dan tidak pula mencukupkan diri membaca al-Qur’an dengan membacanya sebanyak tiga kali. Akan tetapi, apabila dibaca (Qulhuwallahu Ahad) terpisah sebanyak tiga kali atau lebih dari itu, maka pembacanya mendapatkan pahala yang sebanding dengan sepertiga al-Qur’an, namun perbandingan sesuatu bukanlah dari jenisnya”. (Jawab ‘alil-Ilmi wal-Iman, hal. 133-134). [http://jadwalkajiansunnah.blogspot.com/2013/02/surat-al-ikhlas-sebanding-dengan-sepertiga-al-quran.html]

– Makna sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam: “…sebanding (dengan) sepertiga al-Qur’an” adalah dalam hal ganjaran pahala, dan bukan berarti membacanya tiga kali cukup sebagai pengganti mambaca al-Qur’an. [” Syarhul aqiidatil waasithiyyah” (1/157-158)] {http://manisnyaiman.com/keutamaan-membaca-surat-al-ikhlas/}

Hadits Abu Sa’id (Al Khudri) dan pernyataan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah di atas sebenarnya sudah bisa menjawab pertanyaan:

Apakah jika seseorang ingin mengkhatamkan satu Al Qur’an 30 juz, cukup  membaca Al Ikhlas sebanyak tiga kali?

Tidak. Membaca berkali-kali pun pahalanya hanya sebanding dengan 1/3 Al-Qur’an. wallohu a’lam

Agar lebih memantapkan hati kita terkait masalah ini, berikut ini adalah fatwa “MUI”-nya Arab Saudi tentang masalah ini:

… Dan orang yang hanya membaca surat Al-Ikhlash tidaklah akan mencapai apa yang dicapai dengan membaca seluruh Al-Qur’an yang berupa pahala , tambahnya iman, mengetahui hukum halal dan haram, hal yang wajib, sunnah dan makruh, beradab dan berakhlak dengan akhlak yang dikandung oleh Al-Qur’an, dan cukuplah dengan tidak terpenuhinya hal-hal di atas menjadi pencegah bagi seorang hamba dari meninggalkan membaca Al-Qur’an, dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam walaupun dia mengetahui keutamaan surat Al-Ikhlash dan pemberitahuannya ( kepada umatnya ) bahwa surat tersebut sama dengan sepertiga Al-Qur’an, serta keinginannya mendapatkan pahala yang besar, beliau shallallahu ‘alaihi wasallam tidak hanya membaca surat tersebut, bahkan dia selalu membaca seluruh kitab Allah dan Allah telah berfirman : Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS. 33: 21) Fatwa Lajnah Daimah, Jilid IV ( At-Tafsir ), hal. 29-30 [http://www.alsofwah.or.id/?pilih=lihatfatwa&id=251]

Jawaban lainnya adalah seperti hadits :

مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ عَشْرَ مِرَارٍ كَانَ كَمَنْ أَعْتَقَ أَرْبَعَةَ أَنْفُسٍ مِنْ وَلَدِ إِسْمَاعِيلَ

”Barangsiapa mengucapkan (لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ) sebanyak sepuluh kali, maka dia seperti memerdekakan empat budak keturunan Isma’il.” (HR. Muslim no. 7020)

Pertanyaannya : Apakah jika seseorang memiliki kewajiban kafaroh, dia cukup membaca dzikir ini?

Jawabannya : Tidak cukup dia membaca dzikir ini. Karena sesuatu yang bernilai sama belum tentu bisa menggantikan. (Diringkas dari Syarh Al Aqidah Al Wasithiyyah 97-98, Tafsir Juz ‘Amma 293) [http://rumaysho.com/belajar-islam/tafsir-al-quran/3011-fadhilah-surat-al-ikhlas.html]

Jadi intinya, jangan mengendurkan semangat untuk mengkhatamkan seluruh isi Al-Quran. Jangan tertipu juga dengan ucapan saudara-saudara kita yang dengan rasa malasnya mencukupkan diri mengulang bacaan Al-Ikhlas dengan berdalil dengan hadits di atas.

Wallohu A’lam. Semoga Bermanfaat

Semoga sholawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi kita Muhammad, beserta keluarganya, sahabatnya, dan orang-orang yang mengikutinya dengan baik hingga hari kiamat.

 

 

Abu Muhammad

Palembang, 1 Jumadits Tsani 1434 H/ 11 April 2013

 

Download dalam bentuk pdf, artikel: Apakah Jika Seseorang Ingin Mengkhatamkan Satu Al Qur’an 30 Juz, Cukup Membaca Surat Al-Ikhlas 3 Kali?

4 comments on “Apakah Jika Seseorang Ingin Mengkhatamkan Satu Al Qur’an 30 Juz, Cukup Membaca Surat Al-Ikhlas 3 Kali?

Leave a comment