Gallery

Catatan Orang Awam Tentang Mencari Cara Beragama yang Benar

beatifulcameraangles5

highqualitypictures.blogspot.com

Wahai saudara-saudaraku sesama muslim…

Tulisan ini insyaAlloh tulus karena Alloh

Masih bingung gak, mau milih cara beragama dalam islam itu gimana..

Ada diantara saudara-saudara kita yang akhlaknya kayaknya bagus banget, suka ndeketin orang ahli maksiat sekalipun  untuk diajak ngaji bareng di masjid.

Ada diantara saudara-saudara kita yang kalo dzikir panjang dan khusyuk bener kayaknya.

Ada diantara saudara-saudara kita yang yang kal beraksi di lapangan kelihatannya heroik banget, berjuang di jalan   meneriakkan slogan-slogan keadilan. Bahkan mereka juga berjuang dalam lembaga kepartaian

Ada diantara saudara-saudara kita yang pingin segera menegakkan khilafah dan syariat islam sesegera mungkin.

Ada diantara saudara-saudara kita yang malah kerjaannya mengaji kitab terus, penampilan lahiriahnya malah seperti teroris, berjenggot dan celana di atas mata kaki. Mereka juga rajin sholat lima waktu di masjid lho.

LANTAS MANA YANG BENER!?

Bukankah dalam hadits yang shohih riwayat Abu Dawud, Tirmidzi, dll yang mengatakan bahwa islam terpecah menjadi 72 golongan, hanya 1 golongan yang masuk surga. (http://almanhaj.or.id/content/453/slash/0/kedudukan-hadits-tujuh-puluh-tiga-golongan-umat-islam/)

bukankah berarti kita harus berusaha mencari 1 golongan itu? bukankah kita ingin aqidah kita selamat? Jangan sampailah kita salah dalam beraqidah sehingga hapus semua amal kita, termasuk orang yang merugi dan tidak diampuni Alloh karena SYIRIK (Az-Zumar: 65; An-Nisa: 48)

Lantas gimana cara mencarinya?
Untuk edisi kali ini kita tidak usah membicarakan masalah manhaj dulu, kita bicara masalah yang sudah kaum muslimin sepakati bersama aja.

1. Niat yang tulus, tekad yang kuat, berusaha mencarinya sekuat tenaga

coba dibaca kisah salman al-farisi dalam mencari hidayah dalam hadits yang panjang {Hadits ini dihasankan oleh asy-Syaikh Muqbil Rohimahulloh dalam al-Jami’ ash-Shahih (1/85)}, (http://asysyariah.com/hidayah-at-taufuq-wal-ilham.html) hebat bukan, sampai berpindah-pindah agama tuh.

2. Berpeganglah pada Al-Quran dan Sunnah (Hadits) yang Shohih (Bisa juga dibaca: Berpegang teguh pada agama Alloh; menaati dan mengikuti Rasulullah Sholallahu ‘Alaihi wa Sallam dengan menjalankan perintah beliau dan menjauhi larangannya, mengkaji dan mengamalkan sunnahnya) [http://asysyariah.com/sebab-sebab-mendapatkan-hidayah.html]

Tentang bahasan ini kita semua sudah tahu, tinggal ngasih contoh:

-Kaum Ahmadiyah percaya akan adanya nabi lagi setelah Nabi Muhammad Sholallahu ‘Alaihi wa Sallam, maka hal ini sudah jelas sesatnya, misalnya menurut dalil QS: Al-Ahzab: 40, dalil lainnya bisa dilihat di http://media-islam.or.id/2007/09/27/dalil-nabi-muhammad-nabi-terakhir/

Lha tentang hadits yang shohih ini nih yang kita-kita kadang tidak bisa menerima hujjah dari golongan lain tatkala menghukumi dalil tersebut shohih atau dhoif (lemah). Kalo mau adil yang tinggal dibandingkan pembahasan setiap dalil untuk masing-masing kelompok tersebut sesuai dengan kitab induk perowi hadits. Gini aja, setidaknya kita sepakati hal-hal berikut ini:

a. Setiap hadits harus bisa dicek perawi-perawinya, sehingga dapat diketahui mana yang sah dan tidaknya.

– Jadi kalo ada orang bawa-bawa hadits tanpa bisa menyebutkan minimal riwayatnya siapa (sehingga tidak bisa dicek perawinya) maka HARUS kita kritisi. Hadits tersebut tidak ada dalam kitab-kitab rujukan hadits, tidak menyebutkan perawi, gimana kita bisa mengetahui kredibilitas perawinya coba. Misalnya, hadits palsu tentang perbedaan pendapat adalah rohmat (http://www.markazassunnah.com/2011/06/penjelasan-tentang-hadits-perbedaan_04.html)

– Selain hadits palsu, hadits dhoif pun tidak bisa digunakan untuk landasan beribadah lho. Bukankah hadits-hadits tersebut sama sekali tidak bisa dipastikan merupakan sabda Rosululloh Sholallahu ‘alaihi wa Sallam? pengada-ngadanya pun terancam neraka. coba baca di: http://assunnah-qatar.com/audio/A/4-ustadz-abdul-hakim-bin-amir-abdat/126-bahaya-hadits-dhoif-dan-maudhu.html

b. Masalahnya kita ini orang awam, sulit untuk mengecek hadits tersebut sah atau tidak. Gini aja, Alloh tidak membebani kita di luar kesanggupan, bertakwalah semampunya, jadi yang kita perlukan adalah NIAT yang tulus, sikap obyektivitas untu memilih pendapat yang benar, misal masalah nisfu sya’ban, coba bandingkan studi kritis di situs-situs:

http://stiualhikmah.ac.id/index.php/kajian/artikel/182-studi-kritis-terhadap-hadits-nisfu-syaban atau http://aburuqoyyah.blogspot.com/2012/06/hadits-shahih-dan-dhaif-seputar-nisfu.html atau http://indahnyamutiarasunnah.blogspot.com/2012/06/hadits-tentang-malam-nisfu-syaban.html dengan situs-situs yang menganjurkan amalan nisfu sya’ban.

Secara obyektif tentunya  kalo punya kemampuan lebih, silahkan diteliti sendiri jalan hadits-hadits tersebut dengan mengecek perawinya, sehingga akhirnya bisa mengambil sikap untuk mengamalkan amalan tersebut atau tidak.

3. Berdasarkan Al-Ankabut ayat terakhir, disebutkan bahwa Alloh akan menunjukkan jalan-jalan-Nya asal kita mau bersungguh-sungguh menempuh jalan-Nya. Inilah poin utama yang akan kita bicarakan kali ini.

Kita tidak usah melihat dulu manhaj kita, gini aja:

Siapapun dan apapun manhaj kita, bersunguh-sungguhlah untuk berlomba-lomba dalam amal kebaikan yang sudah menjadi kesepakatan kaum muslimin bahwa itu baik.

contoh, sholat jamaah di masjid pahalanya 25 atau 27 derajat dibanding sholat sendiri di rumah, sholat di awal waktu juga termasuk perbuatan yang Alloh cintai (HR Bukhori)

tunjukkan kepada kaum muslimin di sekitar kita bahwa kita rajin sholat 5 waktu di masjid.

logikanya gini, ada yang ngaku-ngaku punya manhaj bener, trus ternyata dia menyepelekan ibadah yang kita semua sudah sepakat akan keutamaanya, mana ada yang percaya sama kita??!!

Begitu juga dengan i’tikaf di sepuluh malam terakhir romadhon, insyaAlloh sesama muslim sepakat atas keutamaan i’tikaf untuk mencari malam lailatul qodr. jika ada yang merasa bener sementara dia gak pernah i’tikaf, padahal saudaranya dengan manhaj yang berbeda di sekitarnya rajin i’tikaf. Kira-kira saudaranya tersebut simpati dan kagum pada manhajnya gak?! tentu tidak

contoh-contoh selanjutnya, dapat diqiyaskan dengan akhlak-akhlak baik seperti

a. bermuka manis kepada sesama, diantara keutamannya adalah dijauhkan dari neraka ( HR. Muslim (1844) dan Nasa’I (4191).

b. jujur, jujur membawa ke surga lho (HR. Muslim: 2607).

c. bershodaqoh, nih salah satu keutamaannya: Perumpamaan orang yang menginfakan hartanya di jalan ALLOH, adalah seumpama biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada tiap-tiap tangkai berisi seratus biji (Al-Baqoroh: 261)

d. suka menolong orang lain / menghilangkan kesulitan orang lain, nanti biar Alloh menghilangkan kesulitan kita di akhirat (HR. Muslim, no. 2699)

e. jangan suka menggunjing, apa nanti di alam kubur pingin menjadi kaum yang memiliki kuku dari tembaga dan mencakari wajah dan dadanya sendiri?)(Sunan Abu Dawud,    no 4875)

f. dll, seperti mengihidari mencuri,berzina, hasad, mengingkari janji, dan tidak membayar hutang, yang semua kaum muslimin sudah tahu keburukannya jika dilakukan

Sekali lagi, tentu kita tidak akan percaya terhadap cara beragama seseorang yang membenci semua orang, suka berbohong, pelit, kurang perhatian terhadap kesulitan orang lain, suka menggunjing, korupsi, berzina, mengingkari janji, dan tidak membayar hutang.

Catatan: amal-amal tersebut memang bisa diusahakan untuk disembunyikan dari orang lain, TAPI, tidak selamanya, kebaikan akhlak seperti menjalankan sholat berjama’ah di masjid, bermuka manis, dan jujur pasti terlihat oleh orang lain. Jadi, tetap saja, amalan-amalan yang tampak tersebut bisa menjadi barometer kebaikan agama seseorang.

Kesimpulan: Orang yang sudah bersungguh-sungguh meraih jalan menuju Alloh melalui berbagai macam jalan yang diridhoinya (salah satunya bisa dilihat dengan amal baik yang sudah disepakati kebenarannya) insyaAlloh sudah berusaha untuk mencari cara beragama yang benar dan insyaAlloh sudah ditunjukkan jalan yang benar (baca: manhaj) kepada-Nya berdasarkan Al-Ankabut ayat terakhir.

Coba tanya diri kita: KITA SUDAH BERSUNGGUH-SUNGGUH MENCARI HIDAYAT BELUM?

4. Berdoa

InsyaAlloh semua kaum muslimin sudah tahu tentang keutamaan berdoa. Berdoa saja dengan sungguh-sungguh, insyaAlloh dikabulkan (Ghafir: 60), terutama di waktu-waktu mustajab seperti: diantara adzan dan iqomah [Sunan Abu Daud, kitab Shalat 1/144 No. 521. Sunan At-Tirmidzi, bab Jamiud Da’waat 13/87. Sunan Al-Baihaqi, kitab Shalat 1/410. Dishahihkan oleh Al-Albani, kitab Tamamul Minnah hal. 139], pada saat sujud [Shahih Muslim, kitab Shalat bab Nahi An Qiratul Qur’an fi Ruku’ wa Sujud 2/48], dan sepertiga malam yang terakhir [Shahih Al-Bukhari, kitab Da’awaat bab Doa Nisfullail 7/149-150]. (http://almanhaj.or.id/content/101/slash/0/waktu-waktu-yang-mustajab/). Baca juga: https://abumuhammadblog.wordpress.com/2013/03/19/waktu-waktu-mustajab-untuk-berdoa-yang-tidak-diketahui-oleh-kebanyakan-kaum-muslimin/ dan https://abumuhammadblog.wordpress.com/2013/03/19/waktu-waktu-mustajab-untuk-berdoa-yang-tidak-diketahui-oleh-kebanyakan-kaum-muslimin-2/

5. Menuntut Ilmu Syar’i

Kalo gak pernah nuntut ilmu ya gimana bisa tau baik dan buruk? bener gak?

nih diantara keutamaannya:

a. dimudahkan jalan menuju surga, diridhoi malaikat, didoakan ampunan oleh penghuni langit dan bumi, mewarisi warisan Nabi Sholallohu ‘alaihi wa sallam  [HR. Abu Dawud no:3641, dan ini lafazhnya; Tirmidzi no:3641; Ibnu Majah no: 223; Ahmad 4/196; Darimi no: 1/98. Dihasankan Syeikh Salim Al-Hilali di dalam Bahjatun Nazhirin 2/470, hadits no: 1388]

b. dikehendaki kebaikan oleh Alloh Subhanahu wa ta’ala (HR al-Bukhari: 2948 dan Muslim: 1037)

c. diangkat derajatnya (Qs. Al-Mujadilah: 11)

d. dikecualikan dari laknat Allah (Hadits hasan, diriwayatkan oleh Tirmidzi: 2322; Ibnu Majah: 4112; Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman: 1708; Ibnu Abi ‘Ashim dalam Az-Zuhd:  57: dan Ibnu ‘Abdil Barr dalam Jami’ Bayanil ‘Ilmi: I/150, no. 135)

e. seperti seorang yang berjihad di jalan Allah Ta’ala [Hadits hasan, diriwayatkan oleh Ahmad (II/350, 526-527), Ibnu Majah (no. 227), Ibnu Hibban (no. 87-At-Ta’liqat), Ibnu Abi Syaibah (no. 3306), dan Al-Hakim (I/91), dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu]

f.  tetap mendapatkan pahala atas ilmu yang telah diajarkannya tersebut selama ilmu itu diamalkan, meskipun dia telah meninggal dunia [Hadits shahih, diriwayatkan oleh Muslim (no. 1631), Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad (no. 38), Ahmad (II/372), Abu Dawud (no. 2880), An-Nasa’i (VI/251), Tirmidzi (no. 1376), Al-Baihaqi (VI/278), dan Ibnu ‘Abdil Barr dalam Jami’ Bayanil ‘Ilmi (I/103 ,no. 52), dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu]

selengkapnya bisa dibaca di http://ustadzmuslim.com/ilmu-dan-keutamaannya/ atau http://muslimah.or.id/akhlak-dan-nasehat/nikmatnya-menuntut-ilmu-bagian-2.html atau http://muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/keutamaan-menuntut-ilmu-agama.html

Apakah ustadz kita berbicara berdasarkan dengan dalil yang shohih apa tidak! Bagi yang awam cukup diperhatikan saja, misalnya ustadz kita sedang membawakan suatu hadits, dia membawakan riwayat dari siapa gak (misalnya BUkhori, Muslim, dll) Kalo selain dari keduanya, ada imam yang menshohihkan tidak, misalnya: Ibnu Hajar, An-Nawawi, dll. Kalo Ustadz kita sering membawakan hadits cuma asal-asalan, misalnya: bla..bla..bla.. (Al-Hadits), ya gak akan ketahuan apakah haditsnya shohih dari Nabi Muhammad sholallahu ‘Alaihi wa sallam atau tidak. Waspadalah!

6. Jangan bergaul dengan ahli maksiat

Gak mau kan bergaul dengan orang seperti pandai besi, yang bisa jadi terkena percikan apinya atau mendapatkan bau asapnya yang tak sedap. (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628) [http://muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/pengaruh-teman-bergaul.html]

 

Tambahan Faedah

Berikut ini saya cantumkan ceramah yang bagus terkait bagaimana mencari hidayah. Sayang untuk dilewatkan… Silahkan disimak…

Ceramah ini berisi tentang tahap-tahap mendapatkan hidayah, bagaimana Alloh memberikan hidayah dan langkah kita menyambutnya dengan benar di atas ilmu. Plus kisah-kisah yang menakjubkan seputar mencari hidayah. Didahului muqoddimah yang sangat berharga mengenai keutamaan majelis dzikir, dimana ahli dzkir akan diberikan sakinah, rahmat, dan dinaungi malaikat.

Semoga Alloh memberikan hidayah dan taufik bagi siapa saja yang sungguh-sungguh mencarinya.

hanifnurfauzi.wordpress.com

hanifnurfauzi.wordpress.com

Semoga Sholawat dan Salam selalu tercurah kepada Nabi kita Muhammad beserta keluarganya, sahabatnya, dan orang-orang yang mengikutinya dengan baik hingga hari kiamat.

Wallohu A’lam bishshowab

 

Al-faqir ilaa maghfiroti Robbiy, Abu Muhammad 

Palembang, 13 Syawwal 1433 H / 31 Agustus 2012

 

 

Leave a comment