Gallery

Ini Ustadz, Kyai, Wali, atau Dukun? (3) [Bolehkah Bekerjasama dengan Jin?]

Artikel sebelumnya di: Ini Ustadz, Kyai, Wali, atau Dukun? (2) [Ilmu Ghaib-2]

 

konsultasisyariah.com

konsultasisyariah.com

 

B.    Bolehkah Bekerjasama dengan Jin?

Hukum meminta tolong kepada selain Alloh subhanahu wa ta’ala

Nabi sholallohu ‘alaihi wa sallam bersabda:

 إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللهَ وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللهِ

… Jika engkau meminta, mintalah kepada Allah. Jika engkau meminta pertolongan, mintalah pertolongan hanya kepada Allah…. (diringkas) [HR. Tirmidzi, ia telah berkata: Hadits ini hasan, pada lafazh lain hasan shahih]

Hal ini serupa dengan bacaan dalam al-Fatihah yang selalu diulang oleh setiap orang yang sholat pada setiap rokaatnya:

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

Hanya kepadaMu kami menyembah, dan hanya kepadaMu kami meminta pertolongan (Q.S al-Fatihah:5)

Sebagaimana kita menyembah hanya kepada Allah, maka meminta pertolongan juga hanya kepada Allah.

Apakah kita tidak boleh meminta pertolongan kepada selain Allah? Ya, untuk permintaan pertolongan yang hanya Allah saja yang bisa memenuhinya, maka wajib bagi seseorang untuk meminta pertolongan itu hanya kepada Allah, tidak kepada yang lain. Seperti : permohonan ampunan, meminta dikaruniai anak, panjang umur, kesembuhan dari penyakit, jodoh, ketentraman hati, keselamatan dunia dan akhirat, hidayah (taufiq), dan semisalnya. Hal-hal semacam ini hanya Allah saja yang bisa memenuhi. Meminta hal-hal semacam itu kepada selain Allah adalah kesyirikan, sebagaimana dijelaskan oleh para Ulama’ dalam kitab-kitab tentang aqidah.

Sedangkan meminta pertolongan untuk sesuatu yang bisa dipenuhi oleh makhluk, karena Allah taqdirkan mereka memiliki kemampuan itu, yang demikian adalah diperbolehkan.

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ

Dan saling tolong menolonglah dalam kebajikan dan taqwa, jangan saling tolong menolong dalam dosa dan permusuhan (Q.S al-Maaidah:2)

Meski kita meminta pertolongan kepada seseorang yang mampu mengerjakannya, namun kepasrahan dan ketawakkalan hati hanya kepada Allah, karena hanya Dialah saja yang Maha Berkuasa di atas segala sesuatu. Jika tidak Allah kehendaki, maka upaya makhluk apapun, sebesar apapun, tak akan bisa membantu kita mendapatkan yang kita harapkan. (http://www.salafy.or.id/jagalah-allah-niscaya-allah-menjagamu/)

Jadi, tidak boleh sama sekali meminta anak, kesembuhan dari penyakit, dan jodoh kepada jin!

 

Hubungan manusia dan jin yang terlarang

Allah Subhanahu wa Ta’ala sudah mengingatkan:

وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ جَمِيعًا يَا مَعْشَرَ الْجِنِّ قَدِ اسْتَكْثَرْتُمْ مِنَ الْإِنْسِ ۖ وَقَالَ أَوْلِيَاؤُهُمْ مِنَ الْإِنْسِ رَبَّنَا اسْتَمْتَعَ بَعْضُنَا بِبَعْضٍ وَبَلَغْنَا أَجَلَنَا الَّذِي أَجَّلْتَ لَنَا ۚ قَالَ النَّارُ مَثْوَاكُمْ خَالِدِينَ فِيهَا إِلَّا مَا شَاءَ اللَّهُ

“Dan (ingatlah) hari di waktu Allah menghimpunkan mereka semuanya (manusia dan jin), (dan Allah berfirman) : “Hai golongan jin (setan), sesungguhnya kamu telah banyak (menyesatkan) manusia,” lalu berkatalah kawan-kawan mereka dari golongan manusia : “Ya Rabb kami, sesungguhnya sebagian dari kami (manusia) telah mendapat kesenangan dari sebagian yang lain (jin) dan kami telah sampai kepada waktu yang telah Engkau tentukan bagi kami”. Allah berfirman : “Neraka itulah tempat tinggal kamu semua, sedang kamu semua kekal di dalamnya, kecuali kalau Allah menghendaki (yang lain)”. [al An’am/6 : 128]

Di dalam tafsirnya, Ibnu Katsir rahimahullah juga mengutip perkataan al Hasan : “Arti sebagian jin dan manusia saling mendapat kesenangan satu sama lain, tidak lain ialah jin telah memerintahkan dan mempekerjakan manusia“. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir dengan diringkas, tentang Surah al An’am/6 ayat 128)

Sementara itu, Syaikh Abdur-Rahman bin Hasan Aalu asy Syaikh menukil penjelasan Imam Mula Ali al Qari sebagai berikut :

Kesenangan yang didapatkan manusia dari jin ialah, ketika jin memenuhi kebutuhan manusia, menuruti perintah manusia dan memberikan informasi tentang hal-hal ghaib. Sedangkan kesenangan yang diperoleh jin dari manusia ialah, ketika manusia mengagung-agungkan jin, meminta perlindungan dan tunduk kepada jin [ Lihat Fat-hul Majid Syarh Kitab at Tauhid, Syaikh Abdur Rahman bin Hasan Aal asy Syaikh, Bab Minasy-Syirki al Isti’adzatu bi Ghairillah. Pembahasan ayat pertama, halaman 134.].

Bagaimana dengan riwayat Abu Hurairah dengan Jin?

Riwayat penangkapan Abu Hurairah terhadap pencuri yang berusaha mencuri harta Baitul Mal yang dijaganya, justru memberikan petunjuk mengenai cara untuk mendapat perlindungan Allah dari kejahatan setan, ialah dengan membaca ayat-ayat al Qur`an. Salah satunya dengan membaca ayat Kursi, sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sementara Abu Hurairah sendiri tidak mengetahui bahwa pencuri tersebut merupakan jelmaan jin, kecuali setelah diberitahu oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Jadi yang ditangkap Abu Hurairah ialah manusia yang merupakan jelmaan jin. Abu Hurairah tidak akan mampu menangkapnya kalau tidak berbentuk makhluk nyata. Berikut nukilannya secara ringkas:

… “Ketahuilah sesungguhnya kali ini ia jujur kepadamu, sedangkan ia adalah orang yang suka berdusta. Tahukah engkau, siapa orang yang engkau ajak berbicara semenjak tiga malam, wahai Abu Hurairah?” Abu Hurairah menjawab: “Tidak”.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “orang itu adalah setan!”[ Hadits shahih riwayat Bukhari, lihat Fat-hul Bari, Ibnu Hajar al Asqalani, IV/487, Kitab al Wakalah, Bab Idza Wakkala Rajulan Fataraka al Wakil Syai’an fa Ajazahu al Muwakkil Fa Huwa Ja’izun, hadits no. 2311.]

Terdapat riwayat lain, dari riwayat Abu Ayyub al Anshari di dalam Sunan at Tirmidzi, dengan sebutan ghul. Yaitu setan yang menjelma menjadi makhluk lain, dalam hal ini ghul itu mencuri makanan [Lihat Shahih Sunan at Tirmidzi, Syaikh Muhammad Nashiruddin al Albani, Kitab Tsawab al Qur`an, Bab Ma Ja’a fi Fadhli Surah al Baqarah wa Ayatil Kursi, III/152-153, hadits no. 2880. Lihat pula makna ghul dalam Tuhfatul Ahwadzi bi Syarhi Jami’ at Tirmidzi, karya al Mubarakfuri, VIII/156-157, pada hadits no. 2880, Kitab Fadha’il al Qur`an, Bab Ma Ja’a fi Fadhli Surah al Baqarah wa Ayatil Kursi.].

Dari riwayat di atas, sama sekali tidak tersirat maupun tersurat jika sahabat mampu menangkap dan menguasai jin, setan atau roh halus. Para sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam hanya dapat menangkap pencuri sebagai jelmaan setan, bukan dalam wujud aslinya.

Jadi apabila ada seseorang yang mengaku dapat menangkap setan atau jin dalam wujud aslinya, dapat disimpulkan bahwa kemungkinan besar pengakuannya adalah dusta. Begitu pula jika seseorang mampu “menguasai” jin, setan, roh halus, maka tidak mungkin ia dapat menguasainya, tanpa orang itu sendiri dikuasai oleh setan. Untuk menguasai setan (jin), harus ada bargaining yang mahal harganya. Yaitu, jika seseorang mau menghamba kepada setan (jin) dengan cara menuruti setiap kehendak setan (jin) yang hendak dikuasainya. Tanpa berbuat seperti itu, tak mungkin setan yang merasa lebih kuat dari manusia akan sudi secara suka rela mengabdi atau menurut kepada manusia.

Dengan kata lain, orang dapat menguasai setan (jin), bila orang itu mau menghamba dan menjadi budak jin, seperti telah dibahas pada surat al An’am/6 ayat 128. Inilah timbal balik yang diinginkan oleh setan.

Syaikh Abdur Rahman bin Hasan Aal asy Syaikh menukil penjelasan Imam Ibnul Qoyim dalam Bada-i al Fawa-id mengenai hubungan saling menguntungkan antara jin dengan manusia, sebagai berikut: “Barangsiapa yang menyembelih binatang untuk dipersembahkan kepada setan (jin), untuk memohon, meminta perlindungan dan mendekatkan diri kepada setan (jin) menurut apa yang disukai setan, berarti ia telah menghamba (beribadah) kepada setan (jin). Meskipun ia tidak menyebutnya sebagai penghambaan (peribadatan), tetapi menyebutnya sebagai pemanfaatan setan yang menjadi khadam (pelayan). Benar, tetapi itu merupakan pemanfaatan setan, supaya manusia menjadi khadam (pelayan) bagi setan. Sehingga yang terjadi adalah, manusia menjadi khadam (pelayan) dan menjadi abdi setan (jin). Dengan cara itulah setan sudi menjadi khadam (pelayan) manusia. Akan tetapi pelayanan setan kepada manusia, bukanlah pelayanan yang bersifat penghambaan, sebab setan tidak akan pernah tunduk dan tidak akan pernah menghamba kepada manusia. Tidak sebagaimana yang dilakukan manusia kepada setan.”[ Lihat Fat-hul Majid Syarh Kitab at Tauhid, Syaikh Abdur Rahman bin Hasan Aal asy Syaikh, Bab Minasy-Syirki al Isti’adzatu bi Ghairillah, dibawah pembahasan hadits Khaulah binti Hakim, halaman 135, dengan terjemah bebas.]

Berbeda dengan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau memang pernah menangkap jin ‘Ifrit ketika menggoda shalat beliau. Namun itupun dilepaskan kembali, karena beliau teringat bahwa kemampuan tersebut hanya merupakan mu’jizat Nabiyyullah Sulaiman Alaihissallam .

عن أَبِى هُرَيْرَةَ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ عِفْرِيتًا مِنْ الْجِنِّ جَعَلَ يَفْتِكُ عَلَيَّ الْبَارِحَةَ لِيَقْطَعَ عَلَيَّ الصَّلَاةَ وَإِنَّ اللَّهَ أَمْكَنَنِي مِنْهُ فَذَعَتُّهُ فَلَقَدْ هَمَمْتُ أَنْ أَرْبِطَهُ إِلَى جَنْبِ سَارِيَةٍ مِنْ سَوَارِي الْمَسْجِدِ حَتَّى تُصْبِحُوا تَنْظُرُونَ إِلَيْهِ أَجْمَعُونَ أَوْ كُلُّكُمْ ثُمَّ ذَكَرْتُ قَوْلَ أَخِي سُلَيْمَانَ رَبِّ اغْفِرْ لِي وَهَبْ لِي مُلْكًا لَا يَنْبَغِي لِأَحَدٍ مِنْ بَعْدِي فَرَدَّهُ اللَّهُ خَاسِئًا. رواه البخاري ومسلم وغيرهما واللفظ لمسلم.

“Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya ‘Ifrit, dari bangsa jin, tadi malam tiba-tiba datang kepadaku –atau beliau mengatakan kalimat semacam itu- untuk memutuskan shalatku. Tetapi Allah memberikan kemampuan kepadaku untuk mengatasinya, maka aku mencekiknya. Sungguh aku (tadi malam) ingin mengikatnya di salah satu tiang masjid, sehingga ketika pagi kalian semua dapat melihatnya. Kemudian aku teringat perkataan saudaraku, yaitu Nabi Sulaiman: ‘Ya Rabbi, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kekuasaan yang tidak layak dimiliki oleh siapapun sesudahku,’ maka Allahpun melepaskan (dalam riwayat lain: maka Nabipun melepaskan) ‘Ifrit dalam keadaan terhina” [HR al Bukhari Kitab ash Shalah, Bab al Asir aw al Gharim Yurbathu fil Masjid, no. 461, Fat-hul Bari, Ibnu Hajar, I/554. Juga terdapat dalam kitab-kitab dan bab-bab lain, dan Muslim Kitab al Masajid wa Mawadhi’ ash Shalah, bab Jawaz La’ni asy Syaithan fi Atsna’ish Shalah, Syarh Nawawi, Tahqiq Khalil Ma’mun Syiha, V/31-32, dan lain-lain. Lafazh ini milik Muslim.].

Imam Ibnu Hajar al Asqalani dalam Fat-hul Bari mengatakan: Ibni Bath-thal dan ulama lain memahami dari hadits ini, bahwa ketika ‘Ifrit menampakkan diri kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak berbentuk lain selain bentuk aslinya, mereka selanjutnya mengatakan, sesungguhnya melihat setan dalam bentuk aslinya hanya khusus merupakan kemampuan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Adapun orang lain, maka tidak memiliki kemampuan, berdasarkan firman Allah :

إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْ

“Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu arah yang kamu tidak bisa melihat mereka”. [al A’raf/7 : 27].[ Lihat Fat-hul Bari, I/555.] {http://almanhaj.or.id/content/2754/slash/0/kyai-plus-dukun/}

 

Sebagian ‘ulama membolehkan meminta tolong kepada jin dalam perkara dan syarat tertentu

Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin rohimahulloh menjelaskan:

“Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah menyebutkan bahwa meminta bantuan kepada jin ada tiga bentuk:
Pertama: Meminta bantuan dalam perkara ketaatan kepada Allah subhanahu wa ta’ala, seperti menjadi pengganti di dalam menyampaikan ajaran agama. Contohnya, apabila sese-orang memiliki teman jin yang beriman dan jin tersebut menimba ilmu darinya. Maksud-nya, jin tersebut menimba ilmu dari kalangan manusia, kemudian setelah itu menjadikan jin tersebut sebagai da’i untuk menyampaikan syariat kepada kaumnya atau menjadikan dia pembantu di dalam ketaatan kepada Allah subhanahu wa ta’ala, maka hal ini tidak mengapa.
Bahkan terkadang menjadi sesuatu yang terpuji dan termasuk dakwah kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Sebagaimana telah terjadi bahwa sekumpulan jin menghadiri majelis Rasulullah n dan dibacakan kepada mereka Al-Qur`an. Selanjutnya, mereka kembali kepada kaumnya sebagai pemberi peringatan. Di kalangan jin sendiri terdapat orang-orang yang shalih, ahli ibadah, zuhud dan ada pula ulama, karena orang yang akan memberikan peringatan semestinya mengetahui tentang apa yang dibawanya, dan dia adalah seseorang yang taat kepada Allah subhanahu wa ta’ala di dalam memberikan peringatan tersebut.

Kedua: Meminta bantuan kepada mereka dalam perkara yang diperbolehkan. Hal ini diperbolehkan, dengan syarat wasilah (perantara) untuk mendapatkan bantuan jin tersebut adalah sesuatu yang boleh dan bukan perkara yang haram. (Perantara yang tidak diperbolehkan) seperti bilamana jin itu tidak mau memberikan bantuan melainkan dengan (mendekatkan diri kepadanya dengan) menyembelih, sujud, atau selain-nya.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah menyebutkan sebuah riwayat bahwa ‘Umar rodhiyallohu ‘anhu terlambat datang dalam sebuah perjalanan hingga mengganggu pikiran Abu Musa rodhiyallohu ‘anhu. Kemudian mereka berkata kepada Abu Musa rodhiyallohu ‘anhu: “Sesungguhnya di antara penduduk negeri itu ada seorang wanita yang memiliki teman dari kalangan jin. Bagaimana jika wanita itu diperintahkan agar mengutus temannya untuk mencari kabar di mana posisi ‘Umar rodhiyallohu ‘anhu?” Lalu dia melakukannya, kemudian jin itu kembali dan mengatakan: “Amirul Mukminin tidak apa-apa dan dia sedang memberikan tanda bagi unta shadaqah di tempat orang itu.” Inilah bentuk meminta pertolongan kepada mereka dalam perkara yang diperbolehkan.

Ketiga: Meminta bantuan kepada mereka dalam perkara yang diharamkan seperti mengambil harta orang lain, menakut-nakuti mereka atau semisalnya. Maka hal ini adalah sangat diharamkan di dalam agama. Kemudian bila caranya itu adalah syirik maka meminta tolong kepada mereka adalah syirik dan bila wasilah itu tidak syirik, maka akan menjadi sesuatu yang bermaksiat. Seperti bila ada jin yang fasik berteman dengan manusia yang fasik, lalu manusia yang fasik itu meminta bantuan kepada jin tersebut dalam perkara dosa dan maksiat. Maka meminta bantuan yang seperti ini hukumnya maksiat dan tidak sampai ke batas syirik. (Al-Qaulul Mufid hal. 276-277, Fatawa ‘Aqidah Wa Arkanul Islam hal. 212, dan Majmu’ Fatawa 11/169)

Syaikh Muqbil rohimahulloh mengatakan: “Ada-pun masalah tolong menolong dengan jin, Allah jalla wa a’la telah menjelaskan di dalam firman-Nya:

“Dan tolong-menolonglah kalian di dalam kebaikan dan ketakwaan dan jangan kalian saling tolong menolong di dalam perbuatan dosa dan maksiat.” (Al-Ma`idah: 2)

Boleh ber-ta’awun (kerja sama) dengan mereka. Tetapi ada sesuatu yang harus kamu ketahui dulu tentang mereka, bahwa dia bukanlah setan yang secara perlahan membantumu namun kemudian menjatuhkan dirimu dalam perbuatan maksiat dan menyelisihi agama Allah subhanahu wa ta’ala. Dan telah didapati, bukan hanya satu orang dari kalangan ulama yang dibantu oleh jin.” (Tuhfatul Mujib, hal. 371). [http://asysyariah.com/bolehkah-meminta-bantuan-jin.html]

Catatan:

Faktanya, sangat sulit untuk mendapatkan bantuan dari jin dengan tanpa terkena jebakan kesyirikan yang sudah dipasang oleh jin-jin jahat. Bahkan hampir bisa dikatakan mustahil karena kita tidak mengetahui hakikat jin tersebut, apakah dia memang jin jahat atau baik. “Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu arah yang kamu tidak bisa melihat mereka”. [al A’raf: 27].

Oleh karena itu, sebaiknya dihindari pada zaman ini, mengingat kebodohan yang sangat menyelimuti umat. Sehingga banyak yang tidak mengerti perkara yang mubah dan yang tidak mengandung maksiat, atau mana tata cara yang boleh dan tidak mengandung pelanggaran agama serta mana pula yang mengandung hal itu. Wallahu a’lam

Berikut fatwa dari Al-Lajnah Ad-Da`imah (Lembaga Fatwa Kerajaan Saudi Arabia):

“Meminta bantuan kepada jin dan menjadikan mereka tempat bergantung dalam menunaikan segala kebutuhan, seperti mengirimkan bencana kepada seseorang atau memberikan manfaat, termasuk kesyirikan kepada Allah dan termasuk bersenang-senang dengan mereka. Dengan terkabulkannya permintaan dan tertunaikannya segala hajat, termasuk dari katagori istimta’ (bersenang-senang) dengan mereka. Perbuatan ini terjadi dengan cara mengagungkan mereka, berlindung kepada mereka, dan kemudian meminta bantuan agar bisa tertunaikan segala yang dibutuhkannya. Allah ‘azza wa jalla berfirman:

“Dan ingatlah hari di mana Allah menghimpun mereka semuanya dan Allah berfirman: ‘Wahai segolongan jin (setan), sesungguhnya kamu telah banyak menyesat-kan manusia.’ Kemudian berkatalah kawan-kawan mereka dari kalangan manusia: ‘Ya Rabb kami, sesungguhnya sebahagian dari kami telah mendapatkan kesenangan dari sebahagian yang lain dan kami telah sampai kepada waktu yang telah Engkau tentukan bagi kami’.” (Al-An’am: 128)

“Dan bahwasanya ada beberapa orang dari laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada laki-laki di antara jin kemudian jin-jin itu menambah kepada mereka rasa takut.” (Al-Jin: 6)

Meminta bantuan jin untuk mencelakai seseorang atau agar melindunginya dari kejahatan orang-orang yang jahat, hal ini termasuk dari kesyirikan. Barangsiapa demikian keadaannya, niscaya tidak akan diterima shalat dan puasanya, berdasarkan firman Allah ‘azza wa jalla:

“Jika kamu melakukan kesyirikan, niscaya amalmu akan terhapus.” (Az-Zumar: 65)
Barangsiapa diketahui melakukan demikian, maka tidak dishalatkan jenazah-nya, tidak diringi jenazahnya, dan tidak dikuburkan di pekuburan orang-orang Islam.” (Fatawa Al-Lajnah Ad-Da`imah, 1/162-163)

Berikut ini kejadian yang banyak terjadi:

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rohimahulloh menjelaskan: “Banyak di antara mereka yang bisa terbang di udara, dan setan telah membawanya (ke berbagai tempat, -pent.), terkadang ke Makkah dan selainnya. Pada-hal dia adalah seorang zindiq, menolak shalat dan menentang perkara-perkara lain yang telah diwajibkan Allah, serta menghalalkan segala yang telah diharamkan Allah dan Rasul-Nya.
Setan bersedia membantunya karena kekafiran, kefasikan, dan maksiat yang dilakukannya. Kecuali bila dia beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, bertaubat dan konsisten dalam ketaatan kepada Allah I dan Rasul-Nya. (Jika dia demikian,) niscaya setan akan meninggalkannya dan segala ‘pengaruh’ pada dirinya akan hilang baik berupa penyampaian berita atau amalan-amalan lain. Dan aku mengenal banyak orang yang melakukan demikian di negeri Syam, Mesir, Hijaz dan Yaman. Adapun di Jazirah, Iraq, Khurasan, dan Rum, lebih banyak dari apa yang terjadi di negeri Syam dan selainnya. Dan tentunya di negeri-negeri kafir dari kalangan kaum musyrikin dan ahli kitab tentu lebih banyak lagi.” (Majmu’ Fatawa, 11/250) [http://asysyariah.com/bolehkah-meminta-bantuan-jin.html]

 

Tambahan Faedah: Bagaimana jika bertanya kepada Jin saat meruqyah orang kesurupan?

Syaikh Abdullah al-Jibrin berkata: “… Kemudian sebagian ikhwan yang shalih menyebutkan bahwa jin muslim adakalanya berbincang-bincang dengan mereka dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Kita tidak menuduh seba-gian ikhwan tersebut bahwa mereka melakukan perbuatan syirik atau sihir. Jika ini terbukti, maka tidak ada larangan untuk bertanya kepada mereka, tapi tidak harus mempercayai mereka dalam segala apa yang mereka ucapkan. Wallahu a`lam. (http://www.alsofwa.com/4780/908-fatwa-orang-yang-mengobati-tidak-boleh-menggunakan-jin-muslim-untuk-mengetahui-penyakit.html)

 

Bersambung ke: Ini Ustadz, Kyai, Wali, atau Dukun? (4) [Adakah Karomah dalam Islam?]

86 comments on “Ini Ustadz, Kyai, Wali, atau Dukun? (3) [Bolehkah Bekerjasama dengan Jin?]

  1. jika boleh untuk hal-hal yang bisa dilakukan oleh jin tersebut, maka bolehkah kita meminta jin untuk membawa kita ke tempat yang kita mau atau menciptakan suatu benda yang kita inginkan ?

    • Sebagaimana sudah dijelaskan. Kerjasama apapun dengan jin sebaiknya dihindari. Hampir tidak mungkin jin akan memberikan jasanya secara gratis.Kerjasama dengan mereka minimal akan mengurangi tawakkal dan menyeret kepada dosa (QS. Al-Jin: 6) dan kesyirikan (Al-Baqarah: 102)

      • tapi tadi juga sudah dijelaskan bahwa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah menyebutkan bahwa kita boleh meminta bantuan kepada mereka dalam perkara yang diperbolehkan dengan syarat wasilah (perantara) untuk mendapatkan bantuan jin tersebut adalah sesuatu yang boleh dan bukan perkara yang haram :(

  2. saya mo tanya,, memiliki khodam jin muslim boleh atau gk??
    karena saya pnya 2 khodam jin muslim, ingin membantu saya…
    tp khodam jin muslim’a datang sendiri, gk d panggil2…

    saya takut terjerumus kesyirikan…

    • Assalamualaikum sekerdar menambahkan dari perbincangan dan diskusi antum-antum tentang jin….
      “sekedar menginggatkanbahwasanya mahluk yang bernama Jin sanggup mengajak kebaikan sampai seratus (100) kebaikan akan tetapi tentusaja dengan kelihaian dan muslihatnya pada akhirnya akan menjerumuskan kita juga kedalam jurang….”
      sudah banyak contoh dari para pendahulu kita yang terjerumus….. jadi sudahlah jangan buat anyak alasan….
      wa’allahu ‘alam bishawab…

  3. saya mo tanya, boleh kah qta memiliki khodam jin muslim???
    saya pnya 2 khodam jin muslim, ingin membantu saya dalam usaha, biar usaha’a lancar dan laris…
    karena khodam saya kasian ama saya..

    tp khodam saya datang sendiri, gk di panggil…

    saya gk tahu, harus bagaimana, padahal saya gk memanggil khodam jin muslim itu..
    saya takut terjerumus kesyirikan…

    • Alhamdulillah jika antum takut terjerumus kesyirikan. Sebaiknya JANGAN. Kita sama sekali tidak mengetahui keadaann jin tersebut. Muslim atau bukan saja tidak tahu, apalagi niat dibalik bantuan tersebut. Efek minimal dari bekerjasama dengan jin adalah rasa takut dan berkurangnya tawakkal kepada Alloh yang Maha Perkasa

      • syirik atau gk saya gk tahu, hanya allah yg tahu…
        tp khodam saya baik, suruh saya sholat 5 waktu, suruh saya ngaji surat yasin, ayat kursi, dll..
        trus juga saya d suruh ngasih makan anak yatim,,
        d suruhnya dlm hal-hal kebaikan, bukan kejahatan….

        ada 2 jin muslim penunggu rumah saya yg kasian ama saya…
        karena saya sering ada masalah keluarga saya,,, ribut trus…
        trus saya gk dpt perhatian dr orang tua saya atau d sia2in…
        trus saya nangis trus d kamar saya,, khodam saya tahu, dan kasian ama saya..
        jd khodam saya kasian ama saya, saya udh d anggab anak’a sendiri oleh khodam itu…
        khodam’a ada 2, laki2 ama perempuan, mereka dr mesir..

        apakah ini kehendak allah atau keadilan allah sebagai pengganti org tua saya yg sia2in saya???
        apakah allah menurunkan 2 khodam itu untuk saya??
        karena jarang sekali org lain mendapatkan seperti itu..
        allah maha berkehendak…

        wallahualam…

        • Jika antum tidak tahu syirik atau bukan, kenapa anda tidak berhati-hati terkait hal ini. Tentang Yasin, tidak ada hadits yang shohih seputar keutamaan surat ini. Jika khodam antum antum baik, pasti dia akan menganjurkan untuk meninggalkannya agar lebih selamat

          • pak ustad, saya pernah membaca sperti ini:

            Diantara mereka ada yang datang dari golongan Jin dan ada juga dari Malaikat, tp saya lupa ayat-ayatnya atau tulisan arabnya…

            nih ada lagi pak ustad hadistnya,

            Jin juga tinggal di atas rumah (atap) manusia. Hanya saja, jin yang tingal di atas atap rumah orang-orang beriman hanyalah jin muslim. Dalilnya adalah hadits berikut ini:

            ما من أهل بيت من المسلمين إلا وفي سقف بيتهم من الجن من المسلمين إذا وضع غذائهم نزلوا فتغدوا معهم وإذا وضعوا عشاءهم نزلوا فتعشوا معهم يدفع الله بهم عنهم

            Artinya: “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Tidak ada satu rumah orang muslim pun kecuali di atap rumahnya terdapat jin muslim. Apabila ia menghidangkan makanan pagi, mereka (jin) pun ikut makan pagi bersama mereka. Apabila makan sore dihidangkan, mereka (jin) juga ikut makan sore bersama orang-orang muslim. Hanya saja, Allah menjaga dan menghalangi orang-orang muslim itu dari gangguan jin-jin tersebut” (HR. Abu Bakar sebagaimana ditulis oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari).

            itu ada, yg pertama tentang kedatangan jin dan kedua tentang hadist jin muslim penunggu rumah..

            • Ya. Jin manapun yang tinggal dengan sendirinya di rumah kita, maka tidak usah kita pedulikan. Dianjurkan malah berdoa untuk berlindung dari keburukan mereka, misalnya, membaca muawidzatain setiap pagi sore (dan bacaan dzikir pagi dan petang lainnya) serta ayat kursy sebelum tidur

            • 1. Tidak ada seorang pun yang mengetahui tentang jin yang tinggal di rumah.
              2. Secara umum, ada kemungkinan jin jahat bertempat tinggal di rumah kita, antara lain berdasarkan hadits-hadits berikut ini:
              a. Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasalla, bersabda :
              أن الملائكة لا تدخل بيتا فيه كلب ولا صورة
              ” Sesungguhnya malaikat tidak masuk ke dalam rumah yang di dalamnya terdapat anjing dan gambar.” (HR. Al Bukhari: 3226 dan Muslim : 2106 dari hadits Abu Thalhah dan Aisyah Radhiyallahu ‘anhuma dan datang pula dari para sahabat yang lain).
              Jika malaikat tidak masuk ke dalam rumah, maka syaitanlah yang masuk adalah syaitan karena malaikat adalah tentara-tentara Allah Subhaanahu wata’ala yang diutus untuk menjaga kaum mukminin dan menolak kemudharatan dari mereka. Termasuk kebodohan adalah jika seorang muslim mengusir malaikat dari rumahnya yang menyebabkan masuknya jin dan setan ke dalamnya. Maka makmurkanlah rumah itu dengan dzikir kepada Allah Subhaanhu wata’ala, ibadah, dan membaca Al Qur’an. Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasallam, bersabda :
              لا تجعلوا بيوتكم مقابر إن الشيطان ينفر من البيت الذي تقرأ فيه سورة البقرة
              “Janganlah kalian menjadikan rumah-rumah kalian sebagai pekuburan karena sesungguhnya setan itu lari dari rumah yang di dalamnya dibacakan Surat Al Baqarah.” (HR. Muslim (780), Ahmad (2/337), Tirmidzi (2877) dan selainnya). [http://www.darussalaf.or.id/aqidah/tempat-tempat-yang-banyak-ditemukan-para-syaitan/]
              b. Dari Jabir bin Abdillah radhiallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

              إِذَا دَخَلَ الرَّجُلُ بَيْتَهُ فَذَكَرَ اللَّهَ عِنْدَ دُخُولِهِ، وَعِنْدَ طَعَامِهِ، قَالَ الشَّيْطَانُ: لَا مَبِيتَ لَكُمْ وَلَا عَشَاءَ، وَإِذَا دَخَلَ فَلَمْ يُذْكَرِ اللَّهَ عِنْدَ دُخُولِهِ قَالَ الشَّيْطَانُ: أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيتَ

              “Apabila ada orang yang masuk rumah, kemudian dia mengingat Allah ketika masuk, dan ketika makan, maka setan akan mengatakan (kepada temannya): ‘Tidak ada tempat menginap dan tidak ada makan malam.’ Tapi apabila dia tidak mengingat Allah (bismillah dan jangan lupa ucapkan salam) ketika masuk, maka setan mengatakan: ‘Kalian mendapatkan tempat menginap’.” (HR. Muslim 2018, Abu Daud 3765 dan yang lainnya) [http://abuabdurrohmanmanado.wordpress.com/2012/10/02/cara-mengusir-jin-dari-rumah/]
              c. hadits tentang seorang pemuda yang terbunuh karena bertarung dengan ular jelmaan jin (HR. Muslim no. 2236 dan 139 dari Abu Sa`ib, maula Hisyam bin Zuhrah) [http://asysyariah.com/manusia-malaikat-dan-jin-tidak-mengetahui-yang-ghaib/]

      • Ustadz jangan berlebihanlah, seseorang itu diketahui dari dzhahirnya, untuk jin bisa dari perkataannya atau perbuatannya. Kita tidak diperintah untuk membedah isi hati manusia maupun jin, jadi harus mengedepankan prasangka baik. Bekerjasamanya kan dalam perkara yang bukan kekhususan Allah tapi mmg dalam perkara yang jin itu mampu. Jadi kalau dibilang berkurangnya tawakal, apa hubungannya? Sebab kalau demikian tolong menolong dengan manusia juga mengurangi tawakal kalau kita terlalu menggantungkan diri padanya.

        • Segala sesuatu tentang manusia (agama, tabiat, kejujuran, dll) tentu mudah diketahui, sedangkan jin maka kita tidak mengetahuinya sama sekali kecuali berdasarkan prasangka baik. Padahal hal tersebut berisiko dibohongi karena watak dasar setan adalah pendusta, rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

          أَمَا إِنَّهُ قَدْ صَدَقَكَ وَهُوَ كَذُوبٌ…

          … Kali ini dia benar, meskipun aslinya dia pendusta.” (HR. Bukhari 2311).

          Al-Hafidz Ibnu Hajar ketika menjelaskan kalimat dalam hadis ini, beliau mengatakan

          أن الشيطان من شأنه أن يكذب

          “Bahwa setan (dari golongan jin), memiliki hobi berdusta.” (Fathul Bari, 4/489) [http://www.konsultasisyariah.com/mengenal-jin-khodam/]
          Jelas mengurangi tawakkal, karena manusia akan mempersepsikan jin mampu dalam segala hal, sesuatu yang tidak masuk akal dan di luar batas kemampuan manusia. Orang yang bergantung dengan jin akan lupa dengan kebesaran dan maha keperkasaan Allah

    • Asalamualaikum
      Saya mau tanya bolehkah kita meminta bantuan kepada jin tetatapi jin tersebut menyuruh kita banyak beribadah dan selalu bertawakal kepada allah karena allah la yang menentukan segalanya, mereka (jin) hanya perantara, bagaimana hukumnya dalam agama islam? Terima kasih

      • Wa’alaikumus salam
        Berulang kali saya katakan bahwa kita tidak tahu motif sebenarnya jin tersebut. Pada awalnya jin tersebut akan menyuruh beribadah sesuai syariat, selanjutnya jin tersebut bisa menyelipkan hal-hal menuju kesyirikan. Hal seperti ini sudah banyak terjadi. Kerjasama dengan jin, minimalnya adalah menghilangkan tawakkal hanya kepada Allah. Oleh karena itu, jangan bekerja sama dengan jin jika tidak ingin terjerumus dengan kesyirikan.
        Nabi dan para sahabatnya tidak pernah bekerja sama dengan jin, padahal mereka sangat membutuhkan kekuatan untuk perang dsb

  4. ea pak ustad, justru saya d suruh ama khodam itu sperti yg d jelaskan pak ustad td, sperti d suruh dzikir, baca ayat kursi sebelum tdr,dll…
    dan malahan saya d suruh ama khodam itu yg lbh baik lg, sperti puasa senen kamis yg d anjurkan oleh para nabi2 dan rosul…

    malahan waktu dlu, saya jarang sekali sholat 5 waktu, sangat malas sekali mengerjakan sholat2 itu, tp dgn kedatangan khodam2 itu, saya d nasehati oleh khodam itu, habis itu saya mulai sadar dan rajin menjalankan sholat 5 waktu, agar lebih baik lg kedepannya…

    dan terjemahan dr al’quran dr ayat2 yg saya dapat: Tidaklah Aku Menciptakan Jin dan Manusia Kecuali untuk Beribadah Kepada-Ku..

    itu bukti kuat, sudah jelas sekali, allah menurunkan 2 khodam itu untuk saya sebagai perantara utk beribadah kepada allah, agar saya menjalankan sholat 5 waktu dan tdk boleh meninggalkannya lg kya dlu..
    karena allah maha berkehendak dan menyadarkan umat manusia dgn kehendaknya…

    saya bersyukur sekali allah menurunkan 2 khodam itu sebagai perantara buat saya agar saya bertobat dan menjalankan perintah2 allah SWT…
    karena jarang sekali org2 yg mendapatkan seperti itu..

    waktu saya sholat 5 waktu, 2 khodam itu ikut sholat juga d belakang saya, jd saya jadi imam’a..
    hehehe

    • Sholat 5 waktu bagi laki2 wajib di masjid ya.
      Coba antum ikuti pengajian, membaca-baca buku aqidah yang berlandaskan Al-Qur’an dan Sunnah yang shohih, dan berkumpullah kepada orang-orang yang lurus aqidahnya. Semoga dapat menyelesaikan masalah yang antum hadapi.
      Saya bukan ustadz, tanyakanlah masalah ini kepada ustadz yang benar-benar mendalam ilmunya. Barangkali hanya itulah ilmu yang saya miliki. Semoga Alloh menjaga kita semua dari bahaya kesyirikan, walaupun syirik kecil yang bagaikan semut hitam, di atas batu hitam, dan pada saat kegelapan malam.

  5. Apakah hadits abu musa rodiallohu anhu bisa dijadikan dalil sebagai meminta bantuan jin.sedangkan dijawa banyak yg belum paham tata cara dan tanpa syarat apapun ,dan dalam hal kebaikan dalam meminta bantuan jin .kebanyakan mereka menyalah gunakan .sekiranya saya katakan syirik apabila meminta bantuan jin ,karena saya takut yg orang yg bertanya meminta bantuan jin jatuh kelubang syirik .

    • 1. sudah diuraikan di atas, bahwa bekerjasama dengan jin sebaiknya dihindari. inilah yang lebih selamat dari syirik
      2. pendalilan kebolehan bekerja sama dengan jin dengan hadits Abu Musa tetap dengan syarat-syarat tertentu (sebagaimana telah dijelaskan). ini pun hanya dilakukan sebagian ulama
      3. Kabar yang disampaikan pada Abu Musa tersebut belum tentu menjadi dalil disyariatkan, sebagaimana kabar bahwa di zaman Umar bin Khoththob ada yang sholat 23 rokaat. wallohu a’lam

  6. Mau koreksi ah kok ini
    syeikh muqbil rohimahullah mengatakan :”Ada-pun masalah tolong-menolong dengan jin,Alloh rodhiyallohu anhu telah menjelaskan dalam firman-Nya.
    kok Alloh pake rodhiyallohu anhu ..?

  7. Assalamualaikum wr. wb
    Ada seseorang yang diikuti Jin. Jin tersebut minta syarat baru dia mau keluar apakah boleh syaratnya kita ikuti?
    Terima kasih

    • wa’alaikumus salam. Tidak boleh mengabulkan syarat apa pun. Saudara saya juga ada yang kurang lebih begitu, bahkan dulu sering kesurupan. Tapi semenjak ngaji sunnah dan memperbaiki amal, lama kelamaan pengaruh jin tersebut berkurang. Contoh seperti ini saya kira banyak. Kuncinya adalah memperbanyak amal sholih (termasuk dzikir pagi-petang), menjauhi bid’ah, rajin menuntut ilmu, banyak berkumpul dengan orang-orang yang manhajnya lurus, dsb

  8. Ass, saya ingin bertanya , kk sya dan istri a ituh baru kawin setelah hbis kawin dia tuh sering mngalami kejadian2 aneh seperti rumah a di masukin oleh mahluk halus kuntilanak dan semacam smpe kk sya ni sering di gangguin sering nangiss smpe tubuh a tuh kaya kebakar api, itu sebab a gra2 apa yh/ apakah tuh santet tw sejenis a.. ???

    Teruss kk sya juga pernah dipagring tw pergi ke jawen meminta perlindungan dgn ustad, bilang ustad a tuh dia di ksih pagar tw perlindungam oleh jinn, trus sdh di pagarin msih j di ganggu, apakah hal semacam ini haram tw di perbolehkan…?

    • 1. Pagar seperti apa? sepanjang hal tersebut merupakan amalan yang disyariatkan seperti membaca ayat kursy sebelum tidur, sering membaca surat Al-Baqarah, dll, maka tidak mengepa. Akan tetapi jika pagar tersebut merupakan “ilmu putih” atau melawan jin dengan jin, maka hal tsb tidak boleh dan termasuk syirik.
      2. Ya, itu semua kejadian aneh tsb bisa disebabkan oleh santet, gangguan jin keturunan, dan jin fasik lainnya. Solusinya bisa dengan ruqyah. Bacalah situs http://www.nai-foundation.com/ untuk mengetahui lebih lengkap tentang ruqyah. Bahkan di situs tersebut sudah tersedia file mp3-nya. Ayat-ayat ruqyah tersebut bisa dibacakan di air untuk digunakan sebagai air minum dan mandi bagi orang yang sakit atau terkena gangguan jin. Ruqyah bisa dilakukan secara mandiri, tidak perlu meminta bantuan orang lain.
      Selain itu silahkan untuk merutinkan dzikir pagi dan petang (baca: https://abumuhammadblog.wordpress.com/2013/05/20/keutamaan-dzikir-pagi-dan-petang-yang-sangat-menggiurkan/).
      3. Jika mampu, setiap pagi makanlah 7 butir kurma ajwa (harganya mahal, 1kg > 400 rb), agar terhindar dari gangguan jin. Habbatus Sauda’ pun juga bisa meringankan pengaruh jin, sepanjang pengalaman saya meruqyah.

  9. Intinya boleh tolong menolong dengan jin selama tidak ada unsur kesyirikan di dalamnya. Jangan mempersempit sesuatu yan diluaskan oleh syariat ini tanpa dalil dengan mengedepankan prasangka buruk. Berdasarkan fakta? memangnya sudah survey sampai berapa sampel dan berapa tempat atau negara? Hampir mustahil bukan berarti mustahil dan itu pun darimana disimpulkan, maka ini butuh bukti ilmiah. Di dalam syariat ini tidak boleh memberi solusi hukum suatu perkara dengan mempersempit apa yang Allah subhanahu taála halalkan karena pertimbangan madharat bahkan dikuatirkan hal tersebut termasuk bagian dari menyembunyikan ilmu dan berlebih-lebihan dalam agama adalah tercela seluruhnya

    • assalamualaikum
      mas, saya punya kenalan yang dulunya dia dibantu jin yg mengaku muslim. kenalan saya ini kenal dengan paman saya yang peruqyah. kemudian paman saya menawarkan kesempatan pada jin tersebut jika memang benar2 mau membantu, maka ia dipersilakan membantu meruqyah dan melawan jin2 kafir.
      tapi ujung2nya, sesuatu yang sangat memiriskan hati terjadi mas.
      kenalan saya itu jatuh cinta sama putrinya paman saya yang peruqyah tsb. tapi ketika mengutarakan ingin melamar, ‘jin muslim’nya yang berbicara, mengatakan bahwa tuannya jatuh cinta sama putri peruqyah.
      (sbg catatan, kenalan saya ini duda, baru sja bercerai krn mslh rumah tangga)
      selanjutnya, setelah diwawancara oleh paman saya, jin muslim tsb mengaku bahwa selama ni yang mengacaukan keluarganya adalah jin itu sendiri.
      masya Allah.
      begitu halus tipu daya jin.
      memang, kerja sama dlm kebaikan tidak lah haram, tapi mengetahui sifat jin yang seperti itu, lebih baik manusia awam seperti kita berhati2 saja.

    • Saya sangat setuju dgn pendapat anda bro. spt nya anda orang yg berwawsan luas dan punya perjalanan spiritual yg tinggi. Saya kutip “Di dalam syariat ini tidak boleh memberi solusi hukum suatu perkara dengan mempersempit apa yang Allah subhanahu taála halalkan karena pertimbangan madharat bahkan dikuatirkan hal tersebut termasuk bagian dari menyembunyikan ilmu dan berlebih-lebihan dalam agama adalah tercela seluruhnya”

  10. Salam… Sekiranya kita terlibat dgn sstu upacara sperti menghalau jin dari mengganggu, sedangkan dlm hati kta tahu benda tu salah. Sekadar utk menjaga hati org tua kita, adakah kita juga termassuk dalam mensyirikkan Allah?

    • Allah Ta’ala berfirman,
      وَإِذَا رَأَيْتَ الَّذِينَ يَخُوضُونَ فِي آيَاتِنَا فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ حَتَّى يَخُوضُوا فِي حَدِيثٍ غَيْرِهِ وَإِمَّا يُنْسِيَنَّكَ الشَّيْطَانُ فَلا تَقْعُدْ بَعْدَ الذِّكْرَى مَعَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ
      Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain. Dan jika setan menjadikan kamu lupa (akan larangan ini), maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang lalim itu sesudah teringat (akan larangan itu). (Al-An’am: 48)
      Ayat yang lain:
      وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلَى أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
      “Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan” (QS. Lukman: 15).
      Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Jika kedua orang tua memaksamu agar mengikuti keyakinan keduanya, maka janganlah engkau terima. Namun hal ini tidaklah menghalangi engkau untuk berbuat baik kepada keduanya di dunia secara ma’ruf (dengan baik)” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 11: 54).
      Syaikh As Sa’di rahimahullah menerangkan, “Janganlah engkau menyangka bahwa taat kepada keduanya dalam berbuat syirik adalah bentuk ihsan (berbuat baik) kepada keduanya. Karena hak Allah tentu lebih diutamakan dari hak yang lainnya. Tidak ada ketaatan dalam bermaksiat pada al Kholiq (Sang Pencipta)”.
      Syaikh As Sa’di rahimahullah kembali menjelaskan, “Allah Ta’ala tidaklah mengatakan: Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka durhakailah keduanya. Namun Allah Ta’ala katakan, janganlah mentaati keduanya, yaitu dalam berbuat syirik. Adapun dalam berbuat baik pada orang tua, maka tetap ada. Karena selanjutnya Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “pergaulilah keduanya di dunia dengan baik”. Adapun mengikuti mereka dalam kekufuran dan maksiat, maka jangan” (Taisir Al Karimir Rahman, 648). [http://rumaysho.com/tafsir-al-quran/nasehat-lukman-pada-anaknya-4-ketika-orang-tua-mengajak-berbuat-syirik-2357.html]

  11. Assalamualaikum, saya mau bertanya. saya mempunyai tunangan hampir lumayan lama menjalin hubungan, bberapa waktu lalu dia bercerita, dia memiliki khodam yang katanya warisan turun temurun dari kakek buyutnya, ayahnya juga punya khodam. dan ada benda semacam keris yang tertanam didalam tubuh tunangan saya yang diberi lewat mimpi. dia selalu bilang itu ilmu putih buat kebaikan buat menolong orang lain (sering ada yang minta tolong sama dia perihal gangguan jin), khodamnya juga katanya jin muslim, ngajarin taat ibadah. memang tunangan saya taat ibadah dan selalu solat 5 waktu.
    kadangkala saat khodamnya merasuk tubuhnya dan berinteraksi, khodamnya selalu meminta kopi pahit sama rokok. dan memberikan doa-doa yang sepertinya ayat-ayat alquran.

    apa yang harus saya lakukan, saya tidak berani menasehati karna ilmu agama saya juga masih awam.
    apakah baik jika saya menikah dengannya dan dia menjadi imam saya. terus terang saya dan keluarga saya ragu, karena keluarga saya yang menentang keras syirik dan bid’ah, sedangkan keluarga tunangan saya masih sering mengindahkan bid’ah dan ditambah dia yang mempunyai khodam.

    mohon sarannya.. terimakasih

    • Wa’alaikumus salam. …Sufyan (ats Tsauri) berkata, “Bid’ah itu lebih disukai Iblis dibandingkan dengan maksiat biasa. Karena pelaku maksiat itu lebih mudah bertaubat. Sedangkan pelaku bid’ah itu sulit bertaubat” (Diriwayatkan oleh Ibnu Ja’d dalam Musnadnya no 1809 dan Ibnul Jauzi dalam Talbis Iblis hal 22). [http://www.konsultasisyariah.com/mengapa-dosa-bidah-lebih-besar-dari-maksiat/] Barangkali inilah kunci untuk membongkar tipu muslihat khodam yang saat ini masih dikira baik. Suruhlah tunanganmu itu untuk mengikuti kajian bermanhaj salaf yang keras terhadap syirik dan bid’ah. Saya yakin tidak akan mau. Jika mau dan konsisten berpegang teguh kepada manhaj salaf, maka saya yakin khodam itu lambat laun tidak betah dan memberontak. ‘ala kulli hal, suamu merupakan surga/neraka bagi istri, maka pilihlah suami yang manhajnya lurus sehingga dapat mengantarkan ke Surga dengan menjauhi syirik dan bid’ah. Karena bid’ah itu sifatnya sulit untuk ditinggalkan, maka saya sarankan untuk mencari calon suami selain tunanganmu tsb. Wallahul musta’an

      • Comment mas indra septian cakep, ustad abumuhaamad cakep juga, terus q harus gmana??? Mana yg harus sya pilih tong dong di kasih pilihan yg baik
        Trimakasih sms ke 081330487137

  12. Assalamualaikum, pak saya mau menceritakan kisah saya. Saya pernah diramal oleh tamu tante saya. Peramal itu membaca foto suami saya, dia mengatakan suami saya akan menikah lg. Awalnya saya tdk percaya krn saya tahu siapa suami saya. Saya tahu sejak saat itu, 40 hari ibadah saya tdk diterima. 1,5 thn kemudian saya sakit, saya teringat kembali ramalan itu. Mgkn ini saatnya saya mati dan suami saya menikah lg. Tp saya sembuh. Saya yakin peramal itu salah. Beberapa bln kemudian saya sakit lg. Krn sakit saya parah, saya teringat lg akan perkataan peramal itu. Yg ingin saya tanyakan, apakah saya berdosa sdh teringat perkataan peramal itu sebanyak 2 kali dan meyakininya yaitu saat pertama saya sakit dan kedua kalinya saya sakit? Bukankah saya sudah mendapat dosa 40 hari ibadah saya tdk diterima sejak saya diramal. Apakah saya dpt dosa lg krn teringat sebanyak 2 kali? Saya saat ini berusaha untuk melupakan perkataan peramal itu apabila terlintas di pikiran saya. Saya jg sdh bertobat.

    • Wa’alaikumus salam. Sangat wajar jika seorang muslim teringat dosa masa lalu. Sebagi contoh, Umar bin Khaththab juga pernah teringat penyembahannya terhadp berhala. Yang membedakan seorang muslim yang taat dan seorang fajir ketika teringat dosanya masa lalu adalah memperbanyak istighfar dan taubat, bukan berbangga-bangga. Jadi, ketika Ibu teringat tentang dosa syirik masa lalu, harus segera menepisnya dan bertawakkal hanya kepada Allah, bukan melanjutkan dan membirkan bisikan setan tersebut.

  13. tatarudin al islamy
    APRIL 26, 2015 @ 2:45 PM
    Intinya boleh tolong menolong dengan jin selama tidak ada unsur kesyirikan di dalamnya. Jangan mempersempit sesuatu yan diluaskan oleh syariat ini tanpa dalil dengan mengedepankan prasangka buruk. Berdasarkan fakta? memangnya sudah survey sampai berapa sampel dan berapa tempat atau negara? Hampir mustahil bukan berarti mustahil dan itu pun darimana disimpulkan, maka ini butuh bukti ilmiah. Di dalam syariat ini tidak boleh memberi solusi hukum suatu perkara dengan mempersempit apa yang Allah subhanahu taála halalkan karena pertimbangan madharat bahkan dikuatirkan hal tersebut termasuk bagian dari menyembunyikan ilmu dan berlebih-lebihan dalam agama adalah tercela seluruhnya

  14. Assalamualaikum, mohon maaf jika pemahaman saya masih kurang. Saya ingi. Menanyakan, apa benar orang yg sedang mendekati dukun kuda lumping maka orang itu akan terbawa oleh ketidakbaikkannya?

    • Secara umum ya, sebagaimana dalam hadits Rasululah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan tentang peran dan dampak seorang teman dalam sabda beliau :

      مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ ، فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً ، وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَة

      “Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628)

      Adapun secara khusus, saya kurang paham dengan maksud pertanyaan ini

  15. Di bengkulu ada namanya Tabot,di peringati setiap bulan Muharam,jika tidak peringati bengkulu akan kena musibah,sirikah kami bengkulu?

  16. saya perna di lema akan hal ini, krna jin yg mengikuti saya muslim,taat ibadah,bahkan tiap kali ibu saya beribadah, jin ini selalu mengikuti seperti sholat dan mengaji. perna saya sarankan utk pergi atau pindah, tetapi jin nya tetap dan selalu menunggu di luar rumah,di depan pagar, tapi alhamdulilaah sampai saat ini saya tdk perna meminta pertolongan atau bantuan pd jin, krna saya yakin bahwa allah lah tempat segala tempat kebaikan dan kebenaran. maaf, ini saya tdk mengertu bnyak soal agama, hnya saja yg saya tahu, agar saling menghargai sesama makluk allah, krna itu sampai saat ini jin masih tetap di depan rmh saya, krna saya tdk mengijin kannya utk memasuki rmh saya, krna di rmh saya ada istri dan anak2 saya. kebetulsn jg, anak saya yg pertama cwe usia 4,5thn jg bisa berkomunikasi dan melihat makluk allah yg beda alam, namun sampai saat ini saya selalu berusaha utk mengajarinya utk tdk menghiraukan utk komunikasi atau pun berhubungan dgn jin, klo menuurut sodara2 ygmengerti ttg hal ini dlm pandangan islam bagai mna?? maaf jujur saja saya minim sekali ilmu agama islam, mungkin di forum ini saya bisa menambah ilmu dan wawasan saya. trimakasih, wassalamualaikumm….

    • Yang antum lakukan sudah benar, menjauhi dan tidak bekerja sama dengan jin minimal akan menjaga tawakkal kita hanya kepada Allah. Secara umum bekerja sama dengan jin akan menimbulkan dosa (QS: Jin: 6). Lagipula kita tidak pernah tahu hakikat jin tersebut, apakah berpura-pura muslim atau tidak.

  17. biasanya kan ada orang yang bisa melihat hal-hal ghaib seperti syaitan dkk,, nah teman saya berniat mengajak orang yang dia kenal itu yang memiliki kemampuan lebih itu untuk melihat kondisi suatu kos.an, apakah banyak makhluk-makhluk ghaib yang mengganggu kami apak tidak, sekalian minta tolong untuk melihat apakah kami ini ditempeli syaitan apa tidak. nah yang seperti itu diperbolehkan apa tidak ya (abumuhammadblog) ?? saya belum mengiyakan ajakan teman saya, dan saya sampaikan padanya kalau saya khawatir itu termasuk perbuatan yang melanggar syariat karena menduakan Allah SWT. mohon penjelasannya, agar bisa saya sampaikan pada teman saya akan kebenarannya. jazakallah khoir

    • Tidak boleh. hal tersebut termasuk perkara gaib. biasanya orang yang bisa meihat tersebut telah ‘dibuka matanya’ oleh jin. jadi hal trsebut merupakan bentuk tipu daya jin. seharusnya orang yang bisa melihat tersebut diruqyah, agar jin yang memengaruhinya bisa keluar

  18. anak dan orang tua saya kata nya (orang ini mengaku di beri kelebihan oleh Allah subhanahu wata ala untuk melawan jin dengan bantuan Allah) di ganggu oleh jin, rumah kami di pagari dengan air yang di dzikiri, Alhamdulillah gangguan nya menjadi berkurang, dia berkata semakin melakasanakan perintah Allah dan menjauhi larangan nya, maka pagar tersebut akan semakin tebal. apakah diperbolehkan meminta bantuan kepada orang seperti itu? karena dia sendiri tidak mau dipanggil ustad, apalagi klo dipanggil dukun, dia bakal marah :D , karena dia juga memminta bantuan Allah subhanahu wata ala.

    terima kasih

    • Wa’alaikumus salam
      Yang jelas:
      1. Membacakan ruqyah dari ayat Al-Qur’an pada air kemudian air tersebut dipercikan ke seluruh rumah. Maka hal ini tidak mengapa dan boleh dilakukan
      2. Terkait dialog dia sendiri dengan jin yang sedang berada di alam dan tidak sedang menyurupi orang lain, merupakan hal yang aneh. Hal ini termasuk ilmu gaib.
      3. Pagar gaib yang syar’i:
      a. sering membaca surat Al-Baqarah (ditekankan) dan surat lainnya di rumah
      b. Masuk rumah dengan membaca bismilah
      c. menutup jendela dan pintu dengan membaca bismilah
      d. membersihkan rumah dari segala macam gambar yang dipajang dan patung
      4. Tentang mencegah anak kecil keluar rumah saat maghrib. Hal tersebut benar dan terdapat dalam hadits yang shahih

      Dengan keterbatasan informasi ini, saya berharap orang tersebut merupakan orang yang baik dan bertakwa

      • Asalamualaikum.wr.wb
        Saya mau tanya kakak ipar saya pergi ke kyai/orang pintar dia minta syariat untuk penglaris dagang saya g tau dia di kasih amalan apa yg jelas dia jadi rajin beribadah .tapi yg bikin saya bingung diya di suruh ambil sampah di pasar trus suruh di kubur di warung tempat dagang dia trus pas nguburnya pake di adzanin sama komat in segala apakah itu sirik dan ada kerja sama ama jin ? Mohon penjelasannya…asalamualaikum…

        • Ada banyak cara setan mengelabui manusia, tetapi tujuan akhirnya adalah menjerumuskan ke dalam kesyirikan, walaupun pada awalnya terkesan rajin beribadah. Hal yang tidak masuk akal tersebut jelas syirik karena memuat meminta tolong kepada selain Allah

  19. Assalamualaikum
    Gini pak, ada yg ingin saya pertanyakan.
    Kejadian berawal dr rumah kos saya tinggal yg pernah kemalingan. Banyak kamar yg telah dirusak dan diambil isi kamarnya. Saya merasa kasian thd anak2 yg lain. Akhirnya ada teman yg meminta bantuan untuk mencarikan orang yg istilahnya lebih tau drpd kami, untuk mengetahui/mengembalikan barangnya. Saya sendiri sudah mencoba berdzikir dan membaca ayat kursi setiap hendak mau tidur, karena saya yakin insyaallah dengan doa saya, Allah akan membantu. Dan saya dapat kabar dr orang lain, ada orang biasa, bukan dukun/ustadz yg insyaallah bisa membantu. Nahh, masalahnya gmn hukumnya bagi saya kalau saya membantu teman itu? Saya berfikir, mungkin orang itu lebih dekat kpd Allah drpd kami.
    Dan seumpama saya jadi ngasih tau teman saya pun, saya tetap yakin bahwa apapun yg terjadi itu karena Allah…Dan saya pun akan tetap berdzikir menminta pertolongan Allah…
    Gmn itu pak?
    Terimakasih
    Assalamualaikum

  20. Pak ustad saya byk utang.saya lari merantau smp malaysia.pinggin sekali sy blk kmp.lihat semua keluarga ku.tp aku tak berani blk.takut .blh tak sy mintak no sekali aja

    • Gak boleh. perbuatan maksiat hanya akan berakibat perbuatan maksiat lainnya. jadi berjudi bukan solusi. Bekerjalah semampunya, tingkatkan ketaqwaan karena taqwa merupakan kunci rezeki, sebaliknya maksiat merupakan penghalang rezeki. jangan lupa juga sering berdoa kepada Allah agar diberikan kemampuan untuk segera melunasi utang di waktu mustajab:
      Ucapkanlah doa,
      اللَّهُمَّ اكْفِنِى بِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَأَغْنِنِى بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ
      “Allahumak-finii bi halaalika ‘an haroomik, wa agh-niniy bi fadhlika ‘amman siwaak” [Artinya: Ya Allah cukupkanlah aku dengan yang halal dan jauhkanlah aku dari yang haram, dan cukupkanlah aku dengan karunia-Mu dari bergantung pada selain-Mu] (HR. Tirmidzi no. 3563, hasan menurut At Tirmidzi, begitu pula hasan kata Syaikh Al Albani) [https://rumaysho.com/9681-terbelit-utang-riba-ratusan-juta-bagaimana-cara-melunasinya.html]

  21. dulu alm kakek ane paranormal. Ane sbg cucu nya nasib ane suram bngt. Ane sial seumur hidup. Otak ane dungu dan badan ane loyo. Ane juga sngt susah dpt jodoh dan rejeki, nganggur dan jomblo sngt lama. Ane juga sepanjang hidup dijahati orang terus menerus. Meski ane sdh berusaha dan berdoa semampu ane tp nasib ane tdk berubah.

    • 1. Tinggalkan kepercayaan terhadap dukun dan semisalnya, berlepas diri lah terhadap segala hal yang berbau perdukunan
      2. Seorang anak tidak menanggung dosa kedua orang tuanya. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
      لاَ يَجْنِى جَانٍ إِلاَّ عَلَى نَفْسِهِ لاَ يَجْنى وَالِدٌ عَلَى وَلَدِهِ وَلاَ مَوْلُودٌ عَلَى وَالِدِهِ
      Tidaklah seseorang berbuat dosa kecuali menjadi tanggung jawabnya sendiri, tidaklah orangtua berbuat dosa menjadi tanggung-jawab anaknya dan tidak pula anak berbuat dosa menjadi tanggung jawab orang tuanya. HR. Tirmidzi no.2159 dan Ibnu Majah no.2669 dan yang lainnya. Dishahihkan oleh al-Albani (http://www.salamdakwah.com/pertanyaan/3761-apakah-orang-tua-menanggung-dosa-anak-yang-belum-baligh)
      3. Tuntutlah ilmu agama, hadirilah kajian agama yang mengajarkan manhaj yang lurus dan terbebas dari kebid’ahan, agar kita punya manhaj dan ilmu untuk menapaki kehidupan dunia dan menangkal gangguan jin dan semisalnya
      4. Perbaiki persangkaan kita terhadap Allah
      أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِى بِى
      “Aku (Allah) sesuai dengan persangkaan hamba pada-Ku.” (Muttafaqun ‘alaih).
      Selalulah optimis, lakukan hal yang bermanfaat untuk dunia dan akhirat
      Yassarakallah

  22. Assalamualaikum pak ust, saya mau bertanya.
    Saudra saya, bisa melihat bangsa jin dan ilmu ( ilmu apa gak tau ) lah ketika mediasi sama saudra saya di tnya” tentang apa pun, kemudian saudra saya blang ke jin tsb, apakah km mengucapkan dengar jujur ? Kemudian sama saudra di tes dengan korek api, klau km bhong km akan merasa panas, jika jin itu bohong makan akan panas, jika jujur jin itu gk akan panas, begitu pas ust. Apakah perbuatan itu syirik pak ust ?

  23. assallamualaikum pak,sy punya teman yg sedang melakukan penarikan uang gaib dengan perantaraan qodam,ritualnya memang tidak ada yg menyimpang jamaahnya disuruh membaca ayat2 alquran seperti al fatihah,ayat kursi,al kafirun,an nas,al alaq,dan bertawasul kpda nabi muhammad saw,kami disuruh sholat 5 waktu dan berzikir.sy sdh ingat kan takut sirik tp teman sy bilang penarikan ada melibatkan para syeh2 gaib,teman sy berdalih penarikan in itidak menyimpang dari agama, karna yg mengendalikan mahluk gaib itu manusia bukan manusia yg dikendalikan mahluk gaib,dan setiap ritual para jamaahnya diminta membayar mahar buat kerja katanya berupa fidiyah untuk para fakir dan anak yatim,serta mahar untuk belanja di alam gaib berupa seperangkap alat sholat dan buat sedekah ke gaib…apa benar itu ada pak,apakah ini termasuk syirik…..mohon jelaskan beserta dalilnya pak

    • wa’alaikumus salam.
      1. jelas termasuk syirik krn meminta bantuan dengan jin (walaupun ngakunya syeh2 gaib).
      2. bacaan quran jika digunakan untuk hal yang menyimpang dan melanggar syariat, tetap tidak boleh dan bid’ah. misal baca surat yusuf untuk kegantengan, dsb. hal ini merupakan talbis iblis
      3. tawassul kepada Nabi yang sudah wafat juga merupakan kebid’ahan krn tidak didapai dalil yang shohih dlm masalah ini

  24. Assalamualaikum pak ustad.
    Apa hukumnya meminta obat kepada orang pintar? Dia memberi resep untuk meminum seperti rebusan daun sirih, rempah2, dll dan memasukan kertas bertuliskan arab untuk diminum juga, dan dia menyuruh untuk membaca surah al fateha, dan surah2 lain nya sebelum meminumnya. Tapi dia mengaku mendapatkan itu dari mbah (jin) namun atas izin allah. Katanya
    Bolehkan dilakukan?

Leave a reply to abumuhammadblog Cancel reply